RoMH 10 - .

3K 196 6
                                    

Xavier Wilkinson.

Tidak banyak orang yang bisa mengucapkan namanya dengan mulut mereka sendiri. Bagi orang-orang kalangan atas yang mengetahui identitasnya, kami menyebutnya Owner.

Orang-orang yang bisa memanggilnya Xavier hanya ada beberapa orang saja.

Dan Emilie adalah salah satunya.

Di tahun ini, aku seharusnya sudah mulai mengganggu Xavier demi menaikkan namaku dan membuat seolah-olah Xavier bukanlah siapa-siapa.

Sepertiku, banyak orang yang juga ingin membunuh Xavier. Karena Xavier juga membunuh keluarga mereka. Xavier mulai berhenti membunuh secara sembarangan ketika dia menikah dengan seorang wanita bernama Emilie dan dia juga memiliki anak dari istrinya itu. Keluarga yang sangat bahagia. Dan aku yakin, jika aku mengganggunya, dia tidak akan bisa menggangguku.

Karena Xavier memiliki kelemahan.

Sementara aku tidak.

Jadi, aku mulai mencari tahu latar belakang Emilie dan mengatakan pada media bahwa Emilie adalah anak haram dan dia menggoda kedua kakak tirinya untuk sampai pada titik ini.

Hingga suatu hari, karena kejadian itu, aku mendapatkan sebuah telepon. Suara serak terdengar saat aku berkata, "Hallo," pada nomor tidak dikenal yang menghubungiku.

"Kau mengusik istriku. Karena itulah, aku akan mengusik istrimu."

Aku lupa tentang apa yang kurasakan saat mendengar ucapan itu. Dan saat aku pulang ke rumah, aku tidak melihat Ariel di mana pun. Hanya genangan darah dari beberapa pelayan dan bahkan ada yang kepalanya juga terluka.

Sarah, namanya. Wanita tua yang keningnya memiliki sedikit darah itu tiba-tiba berlari dan bersujud di hadapanku. Matanya berlinangan air mata dan mulutnya gemetar saat berkata, "Tuan, Nyonya ... Nyonya ...." Napasnya tersendat kuat saat dia mengeluarkan beberapa kata itu. Isakannya kuat, dan dia menarik tanganku seolah sedang putus asa. "Ny-nyonya ... seseorang bernama Owner ... menjambak rambut Nyonya ... menyeretnya ... demi kami ... demi kami, Nyonya ...!!"

Tanpa aku harus mendengar cerita lengkap pun, aku tahu apa yang dikatakan oleh pelayan itu. Xavier menembus pertahanan kediamanku, para pelayan dan satpam mencoba menghalangi dan menyembunyikan keberadaan Ariel. Namun Ariel keras kepala. Dia tidak tahan melihat orang-orang melindunginya. Jadi, dia pasti akan maju dan berkata, "Aku adalah Ariel, orang yang kalian cari."

Xavier tentu saja sudah tahu. Dia pasti sudah mencari tahu. Dia hanya ingin melumat habis mental Ariel. Menyiksa Ariel bukan hanya fisik, tapi juga batinnya.

Tepat seperti apa yang sering kulakukan.

Karena setelah itu, setelah aku mengetahui bahwa Ariel diculik, aku hanya menghela napas lelah dan berkata pada pelayan, "Bereskan ini semua dan bekerjalah kembali. Dia diculik atau pun mati, itu tidak ada hubungannya dengan kalian."

Dua kalimat yang kulontarkan itu sukses membuat para pekerja tercengang. Sarah yang terisak kencang pun hanya dapat melongo mendengar apa yang kuucapkan. Aku berjalan melewatinya, namun Sarah segera menarik tanganku lagi, berlutut dan mendongakkan kepalanya dengan wajah memohonnya. "Tuan! Orang itu berkata bahwa dia akan menyiksanya!! Dia akan menyiksa Nyonya hingga mati!! Dia berkata pada kami bahwa dia akan mengembalikan kepala Nyonya saja!! Tuan, tolong!! Tolong!! Nyonya hanya memiliki kami, Nyonya hanya memiliki Anda!! Tuan, saya mohon! Tuan!!"

Aku mengerutkan alisku dalam-dalam dan melepaskan tangannya dengan kasar. "Itu salahnya sendiri. Kenapa itu menjadi urusanku?!"

Aku kembali berjalan, namun seorang pria tiba-tiba melompat dan bersujud di hadapanku, suaranya serak dan aku tidak bisa melihat wajahnya yang menangis. "Tuan! Tuan! Kami mohon! Kami tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki uang, hanya bisa memohon pada Tuan! Nyonya sangat lemah! Dia tidak mungkin bisa menerima siksaan lagi! Tidak lagi, Tuan! Saya mohon tolong Nyonya!!" serunya sambil sesegukan.

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang