RoMH 37 - Aku

674 76 5
                                    

Ada yang aneh dengan kelakuan Erick akhir-akhir ini.

Ariel masih dapat menerima jika Erick tidak mengunjungi rumah sakit tanpa alasan. Erick mungkin sibuk, walaupun pria itu selalu mencoba mencari waktu luang untuk mengunjungi Ariel di rumah sakit. Pengawal-pengawal yang berada di sisi Ariel pun tidak berkurang sama sekali. Hanya Sean yang tidak ada, namun segera digantikan oleh satu orang lagi agar berjumlah sama seperti sebelumnya. Jadi Ariel tidak memiliki pemikiran salah paham sedikit pun pada Erick.

Namun, Ariel benar-benar terkejut saat dia mendengar ucapan dari dokter bahwa Ariel boleh pulang ke rumah dan izin dari Erick sebagai wali sudah didapatkan.

Ariel hanya dapat berkata, "Apa?" pada dokter. Tentu saja Ariel heran dengan apa yang dikatakan oleh dokter yang mengunjunginya. Ariel adalah orang yang sedari awal menyarankan untuk pulang sesaat setelah kepalanya diperban. Namun, Erick adalah orang yang bersikukuh untuk membuat Ariel dirawat hingga luka Ariel mengering. Jadi, wajar saja jika Ariel tidak memahami apa yang dipikirkan oleh Erick.

Namun, Ariel tidak bertanya lebih jauh saat dokter menjelaskan bahwa waktu pulang Ariel terakhir adalah pukul 8 malam ini.

Ariel menghela napas panjang. Jam masih menunjukkan waktu sore saat dia mulai berjalan keluar dari rumah sakit. Para pengawal berada di belakangnya, mengikuti Ariel dengan setia. Dalam pikiran Ariel, dia masih bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Erick. Ariel berharap semoga tidak terjadi hal buruk walaupun feeling Ariel benar-benar tidak enak.

Ariel baru saja keluar dari pintu utama rumah sakit saat seseorang tiba-tiba muncul di hadapannya dengan wajah acak-acakan. "KAU!!" teriak orang itu secara tiba-tiba.

Ariel mundur selangkah, terkejut. Pengawal di belakangnya dengan sigap segera berdiri di hadapan Ariel, namun tidak menyentuh wanita yang tiba-tiba muncul itu. Ariel sendiri tidak mengenal wanita berpenampilan acak-acakan itu. Jadi, dia hanya dapat berkedip sebagai reaksi, dan bertanya, "Siapa ya?" tanyanya dengan heran.

"Katakan pada suamimu!!" teriak orang itu secara tiba-tiba, mulai maju namun segera ditahan oleh para pengawal. "KATAKAN PADA SUAMIMU AKU AKAN MEMBUNUHNYA!! BAJINGAN!! SIALAN!! IBLIS!! DIA ADALAH IBLIS TERKUTUK!! ARGH!!!"

Ariel menelan ludahnya dengan susah payah. Wanita itu menatap lurus ke arahnya. Matanya memerah penuh emosi, dan dengan pandangan tajam yang menusuk tepat ke arah Ariel. Walaupun air mata mengalir dari kedua matanya, kemarahan luar biasa dari wanita itu tetap bisa terlihat dari pandangan tajamnya.

Ariel refleks memundurkan tubuhnya. Jantungnya berdegup ketakutan. Orang di hadapannya masih berusaha untuk maju menghampiri Ariel walaupun ditahan oleh dua pengawal. Dengan pengawal yang terus bergeser mundur saat menahan wanita itu, Ariel tahu jika emosi wanita itu bahkan lebih kuat hingga membuat pengawal kewalahan.

"A-apa yang Erick lakukan?" tanya Ariel. Napasnya tersendat saat berusaha bertanya pada wanita itu. Wanita itu seketika berhenti mengamuk walaupun tubuhnya terus gemetar emosi. Ariel memicingkan matanya, merasa familiar dengan wajah yang tidak lagi dilanda emosi, saat ini. "... Rebecca?"

"Rebecca?"

"Rebecca yang itu?"

"Dia adalah Rebecca? Hahaha!"

Ariel tersentak oleh bisikan-bisikan itu. Dia segera menoleh ke sekitar, dan mendapati bahwa mereka sudah menjadi tontonan orang-orang di sekitar luar rumah sakit.

"Wanita murahan! Pantas saja dia mau berselingkuh dengan pengangguran!"

"Lihat wajahnya! Hahaha! Seperti inikah wanita pilihan keponakan presiden? Aku bahkan lebih baik darinya! Hahaha!"

Setelah itu, ramai hujatan-hujatan yang terdengar mengejek Rebecca. Sementara Ariel semakin bingung degan hubungan Erick dan Rebecca yang tiba-tiba menerjangnya sesaat dia keluar dari rumah sakit. Apakah mereka dahulunya adalah teman?

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang