RoMH 36 - Karena

747 61 3
                                    

Di Karyakarsa udah 44 chapter

Suara kertas dari halaman buku yang dibalik, terdengar saat Ariel membuka halaman selanjutnya dari majalah yang sedang dia baca. Ariel memakan apel menggunakan garpu kecil yang ada di tangannya, dan mengangkat wajahnya hanya untuk melihat sisi di balik kaca kecil di pintu ruang rawatnya. Seorang pria dengan kaos hitam terlihat sedikit, di sana. Namun pria itu bukanlah penjahat yang menyusup ke dalam rumah sakit.

Sehari setelah berita mengenai Ariel yang kecelakaan, ada seorang reporter yang menyusup ke dalam rumah sakit dan memfoto Ariel secara diam-diam sehingga Ariel harus pindah rumah sakit. Namun, Erick masih merasa belum tenang. Dia berinisiatif untuk menyewa beberapa pengawal yang akan menemani Ariel secara permanen. Bukan hanya satu pengawal, melainkan tiga pengawal sekaligus.

Ariel hanya dapat berpikir bahwa keuangan Erick benar-benar membaik, sekarang. Mereka memang memiliki satpam, tapi menyewa pengawal adalah pertama kalinya dilakukan oleh keluarga Thompson.

Ariel menghela napas panjang, merasa bosan melihat merk-merk ternama di dalam majalah, dan segera mengambil remote untuk menyalakan televisi.

BRAK!!

Ariel berjengit dan segera menoleh saat pintu dibuka secara tiba-tiba. Pengawal yang mengawasi di depan pintu itu terlihat tegas saat bertanya. "Mengapa Anda bergerak? Apakah Anda akan pergi ke kamar mandi?"

Ariel mengedipkan matanya berkali-kali dan menunjuk remote di atas meja. "Aku hanya mau menyalakan televisi."

Pengawal itu mengangguk dan segera berjalan menghampiri ranjang Ariel. Ariel masih bertanya-tanya apa yang ingin pengawal itu lakukan, namun rahang Ariel jatuh seketika saat pengawal itu mengambil remote di atas meja untuk diserahkan padanya.

Ariel mengambil remote itu dengan lambat dan masih menatap pengawalnya dengan tercengang. "Aku dapat mengambilnya sendiri, omong-omong."

Pengawal tersebut menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Ada banyak risiko yang terjadi. Kita tidak tahu bahaya apa yang mungkin menimpa Anda," ucapnya tegas dan percaya diri.

"Aku hanya tinggal menjulurkan tanganku ke meja," kata Ariel, menunjuk meja yang tepat berada di sisinya.

Kembali, pengawal tersebut menggelengkan kepalanya. "Akan ada banyak hal yang terjadi jika Anda mengambilnya sendiri," kata pengawalnya sambil menunjuk ke arah meja. "Meja ini memiliki roda di bawahnya yang mungkin akan terdorong saat Anda mengambil remote. Akan menjadi masalah jika Anda yang bertumpu pada meja, terpeleset dan jatuh ke lantai. Ada kemungkinan 50% kepala Anda yang akan terbentur duluan. Lalu, belum lagi jika remote tersebut tergelincir saat Anda membawanya, dan tangan Anda akan ikut tergelincir dan jatuh sehingga kepala Anda mungkin membentur meja duluan. Lalu—"

"Stop!" Ariel merasa kepalanya lebih pusing saat mendengarkan ucapan pengawalnya daripada saat dia jatuh membentur lantai. Dia terkekeh pelan saat pengawal itu otomatis terdiam dan tidak berbicara sama sekali. "Baiklah, aku mengerti penjelasanmu. Kau sangat baik dalam pekerjaanmu."

Pengawal tersebut menundukkan kepalanya mendengar pujian Ariel. "Terima kasih."

Ariel mengendus geli sambil menyalakan televisi. Matanya masih terarah pada pengawalnya. "Siapa namamu?"

"Nama saya Sean."

"Shawn?"

"Tidak. S-E-A-N. Sean."

Ariel terkekeh pelan. "Baiklah, baiklah. Kau bisa kembali ke tempatmu."

"Baik. Terima kasih, Nyonya," kata Sean sambil menundukkan kepalanya dan berjalan pergi.

Ariel terkekeh kecil dan menggelengkan kepalanya saat melihat punggung Sean yang berjalan ke arah pintu.

[... Saat ini, Rebecca sedang dalam penyelidikan karena keberadaannya tidak diketahui oleh anggota keluarga Presiden setelah kabur dari ....]

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang