RoMH 44 - Masa Lalu Ariel 3

496 51 4
                                    

Malam itu, Erick menceritakan bagaimana dia bisa berada di sana dengan keadaan lusuh. Erick berkata bahwa dia diculik oleh orang yang menjadi supirnya selama setahun. Orang itu bahkan membunuh bodyguardnya tepat di depan mata Erick sendiri. Erick tidak menceritakannya pada Ariel namun dia menangis ketakutan dan hanya bisa pasrah dibawa oleh supir itu. Sambil berharap bahwa keluarganya akan menyelamatkannya dan membawanya di sini.

Keluarga Thompson memiliki ciri khas untuk tidak mempercayai orang lain. Agar orang-orang tidak tahu jika sebenarnya orang yang mereka culik itu memiliki pin yang dibuat khusus untuk melacak keberadaan seseorang. Dan Erick yakin keluarganya akan datang menyelamatkannya cepat atau lambat.

Cara Erick kabur adalah dengan menyelinap ketika mobil berhenti. Tubuh Erick kecil dan pakaian yang digunakannya malam itu adalah hitam. Jadi Erick membungkus kulitnya agar dia tidak kelihatan di malam hari. Namun, suara lari Erick tetap terdengar. Erick jatuh saat perjalanan menuju ke jalan ramai. Dia terpaksa harus bersembunyi karena keadaan tubuhnya yang sakit dan kelelahan. Alhasil, dia mengunjungi jendela seseorang dengan lampu yang masih menyala. Erick juga melihat orang kaya raya dengan dua orang bodyguard keluar dari rumah ini. Jadi Erick memutuskan untuk menempati rumah ini untuk persembunyian.

Namun, Erick tidak menyangka bahwa Ariel juga salah satu orang yang sedang diculik. Itulah pikiran Erick yang melihat keadaan mengenaskan Ariel.

"Agar bisa hidup bersama ..." Erick yang sudah tiduran di kasur yang sama dengan Ariel, menatap Ariel kecil dengan pandangan kasihan. "... kita harus keluar dari sini."

Ariel mengedipkan matanya berkali-kali dan memandang Erick dengan tatapan tidak mengerti. Keluar? Apa maksudnya keluar kamar?

Erick tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya. Mereka tidur berhadapan di kasur kapuk yang berdebu itu. Jadi, Erick dapat meraih kepala Ariel dan mengusapnya perlahan. "Aku tidak tahu berapa lama kau melewati ini semua. Tapi, syukurlah. Kau baik-baik saja." Erick menghentikan belaiannya. Dia menatap Ariel dalam. "Jika kita menikah nanti, aku akan selalu membahagiakanmu dan membuatmu tersenyum lebih banyak."

Ucapan Erick lembut. Dan penyampaiannya juga penuh dengan kata menenangkan. Jadi, Ariel tersenyum dan menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Baiklah. Mari kita tidur," kata Erick meraih tangan Ariel dan menggenggamnya. Tangan Ariel kecil begitu mungil dan lemah. Erick benar-benar tidak tega melihat keadaan Ariel yang penuh luka dengan tubuh kecilnya itu. "Besok, semuanya akan baik-baik saja. Kita akan memulai hari dengan bahagia."

Itulah yang Erick pikirkan. Sampai kejadian yang tidak diinginkan terjadi.

***

Dor!! Dor!!

Dua suara tembakan itu membangunkan Erick dari tidurnya. Erick membuka matanya, dan mendapati Ariel sudah duduk di atas kasur dengan mata yang menatap pintu lekat-lekat. Erick mengusap matanya dan ikut duduk. Dia memperhatikan keadaan Ariel. "Ada apa?" tanyanya. Namun tentunya, Ariel takkan menjawab.

"Erick!! Erick!!"

Kepala Erick menoleh cepat. Suara itu tentu saja dikenali oleh Erick. "Kakek!!" teriaknya.

Turun dari kasur dengan cepat dan berlari ke arah pintu. Dia membukanya dengan tergesa. Dan saat menyadari bahwa pintu dikunci, Erick membuka kuncinya dengan semangat dan membuka pintunya dengan cepat.

"Erick!" teriakan senang kembali terdengar dari luar.

Erick mengabaikan mayat wanita penuh darah yang tergeletak di lantai. Dia berlari melewatinya, memeluk kakeknya dengan semangat dan tertawa lebar dengan senang.

"Aku tahu cucuku akan selamat!" Kakeknya menggendong Erick dengan penuh kasih sayang. Menciumi Erick dengan penuh bangga, dan memeluknya erat-erat. "Kakek sangat khawatir padamu."

Rebirth of My Husband [Kelahiran Kembali Suamiku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang