4. Payung Itu Kembali

59 13 2
                                    

Happy Reading !

°•°•°•°•°•°°•°•°•°°•°•°•°•°•°

Andhira tidak menyangka ia akan menghabiskan waktu sampai tiga jam lamanya hanya untuk mencari sebuah payung. Ia berfikir payung seperti itu mudah ditemukan, tapi ternyata tidak. Dia sudah mengunjungi beberapa toko peralatan namun tidak ada satupun toko yang menjual payung itu.

Entah kenapa otaknya selalu memikirkan payung itu, rasa bersalah selalu menghantuinya. Hingga akhirnya dia masuk kedalam kamar Adinata secara diam-diam. Andhira melihat sebuah figura foto dimana Adinata tersenyum begitu manis sambil memegang sebuah payung. Payung yang Andhira lempar ke jalanan dan hancur terlindas mobil. Itulah alasan Andhira pergi keluar diam-diam padahal hari ini masih turun hujan.

Hanya untuk mencari payung itu.

"Maaf neng, payung itu modelnya udah lama banget. Gak ada yang jual lagi." begitu kata penjaga toko yang merupakan toko terakhir dalam daftar toko yang menjual payung yang ditulis Andhira.

Andhira menghela nafas frustasi. "Gak ada sama sekali pak? saya butuh banget payung itu"

"Kalau neng mau, neng bisa cari di toko barang antik aja, mungkin ada. Tapi ya, harganya sedikit mahal" ucap pria paruh baya itu.

Andhira terdiam sebentar sebelum akhirnya dia mengangguk setuju dan meninggalkan toko terakhir yang ada didalam daftarnya. Dia menatap langit-langit yang masih turun hujan, lalu dengan langkah pelan ia berjalan menjauh.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°


Langkah kaki gadis itu sampai didepan sebuah toko yang tidak terlalu besar, namun tidak terlalu kecil. Bagian depannya dipenuhi dengan barang-barang kuno. Perlahan Andhira membuka pintu toko itu dan terdengar bunyi lonceng. Ia langsung disambut oleh wanita paruh baya yang Andhira tebak wanita itu adalah pemilik toko ini.

Wanita itu tersenyum ramah. "Nak gadis mau mencari apa?"

"Saya mencari payung seperti ini, ada?" Andhira menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. Foto Adinata dengan payung kesayangannya yang Andhira potret diam-diam.

Raut wajah pemilik toko sedikit terkejut melihat sosok yang ada didalam foto itu. "Loh, kamu kenal anak ini ya?"

Jelas Andhira bingung, apakah pemilik toko ini mengenali Adinata?

"Saya masih ingat dia waktu kecil sering kesini bersama ayahnya, ternyata dia sudah besar ya" ucap wanita itu.

"Maaf, kalau boleh tahu, ibu mengenal dia?" tanya Andhira.

Wanita itu tersenyum. "Kenal, kenal sekali. Dia sering kesini bersama ayahnya, dulu. Mereka suka melihat barang-barang antik disini, tapi sejak saya dengar kabar ayahnya sudah meninggal, dia tidak pernah datang lagi" ucapnya.

"Namanya Adinata, ya seingat saya"

Mendengar penjelasan itu Andhira sedikit tersenyum sampai tidak ada siapapun yang menyadari nya.

"Jadi, apakah payung yang seperti ada?" Andhira kembali pada tujuan utamanya.

" Saya rasa masih ada, karena payung itu dibuat khusus oleh mendiang suami saya untuk anak laki-laki itu. Suami saya membuat dua buah payung, sebentar saya carikan dulu" pemilik toko itu meninggalkan Andhira dan mempersilahkan gadis itu untuk melihat-lihat didalam toko sampai beliau menemukan payung yang Andhira cari.

Adinata, Hujan, & AndhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang