08. Hancur Lebur || APUESTA!

70 8 1
                                    

17+ onlyWarning: Typo bertebaran!Don't copas!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


17+ only
Warning: Typo bertebaran!
Don't copas!!!!

***

Warning!!!!! 17+

"Ca, perut gue mules banget anjir. udah 3 kali gue bolak balik WC" keluh Tisa. Tisa adalah teman kerja Arsya, namun biasanya mereka beda shift.

"kenapa?, kamu ada makan apa tadi?" tanya Arsya. Masalahnya nih ya, nggak mungkin sakit perut gaada sebab

"gatau, oh ada. gue beli mie level" jawab Tisa.

"pantes" Arsya geleng geleng kepala.

"kamu istirahat aja sana" ucap Arsya.

"ga bisa ca, gue nganterin pesanan ntar lagi" jawab Tisa dengan lemas. Tisa adalah karyawan yang bertugas mengantarkan makanan atau delivery

"aku aja yang anterin gimana?" tawar Arsya.

"Lo beneran ca?, lo mau bantuin gue?" tanya Tisa memastikan.

"Iya" Jawab Arsya.

Arsya pun segera mengantarkan pesanan Tisa ke alamat yang sudah Tisa beritahu. Setibanya di Lobby apartemen, Arsya segera mencari unit apartemen tersebut.

Setelah mengantarkan pesanan, Arsya celingak celinguk mencari lift, namun matanya tak sengaja melihat seorang lelaki terhuyung, Arsya segera membantu lelaki tersebut. Begitu terkejut bahwa lelaki itu adalah Arshaka, lelaki yang pernah mengantarkannya pulang.

"Kak Shaka?" ucap Arsya

"kakak kenapa?, aku bantu aja ayo" ucap Arsya dan memapah Shaka. Shaka menunjuk pintu apartemennya, dan menekan sandi apartemennya.

Arsya membopong tubuh Shaka masuk dan menjatuhkannya ke sofa, Arsya membuka sepatu dan jaket Shaka karena Arsya mengira bahwa Shaka kepanasan.

"Kakak kenapa?" tanya Arsya dan menyentuh kening Shaka, Shaka segera menepisnya.

"Nggak, jangan sentuh gue" ucap Shaka lirih. Arsya tak mengindahkan perintah Shaka, Arsya mengelap keringat dingin di dahi Shaka.

"Please, Jangan sentuh gue. atau lo bakal benci selamanya sama gue Sya" lirih Shaka, matanya semakin menggelap. Jangan lupakan Shaka tertarik kepada Arsya!.

Arsya tak mengerti sinyal darurat, dia tetap menyentuh Shaka. Shaka yang sudah diambang batas pun akhirnya menarik Arsya dan mencium tepat di bibir Arsya.

Arsya terkejut dan segera menahan badannya agar tak seluruhnya menghimpit Shaka.

"Huh, untung nggak ketimpa kan" ucap Arsya, Ca Lo lagi dalam bahaya anj.

Shaka mendudukkan dirinya dan Arsya duduk di pangkuannya. Shaka menyilangkan tangannya di pinggang Arsya.

"Pliss, Tinggalin gue" ucap Shaka lagi.

APUESTA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang