11. Lungo

591 69 1
                                    

"Ungh.."

Aldi terbangun dari tidurnya.

Srek..

"Hm? "

Aldi belum membuka matanya, ia meraba - raba apa yang ada didepannya.

Kok kayak dada orang.

Aldi perlahan membuka mata dan benar saja, ia tertidur dilengan milik Arga dan posisinya wajahnya sekarang menghadap ke dada bidang milik Arga.

Lanjut tidur kali yak, pikir Aldi.

Gak, gak, gak.. Sadar Al.

Setelah seratus persen Aldi mengumpulkan nyawanya sehabis tidur, ia perlahan pergi dari pelukan Arga. Ia melakukannya secara perlahan agar tidak membangunkan Arga.

Grab

Belum sempat Aldi meninggalkan kasur, ia sudah ditarik kembali oleh Arga.

"Eh.. " Aldi terkejut karena Arga menariknya dengan tiba-tiba.

Bruk

Aldi kini kembali ke posisi semula, berada dipelukan Arga. Dia seperti guling bagi Arga.

"Lepasin Argaa" Pinta Aldi, ia berusaha keluar dari dekapan Arga.

"Tidur, masih pagi" Jawab Arga singkat.

"Pagi dari hongkong. Ini udah jam 11 siang "

"Tidur, hari minggu. " Arga tidak mau melepaskan pelukannya.

"Ck.. Gua mau pulang. Kemarin lupa kaga telpon orang rumah kalau mau nginep disini, lu udah mendingan kan?"

Arga mau tak mau melepaskan dekapannya.

"Iya udah mendingan, makasih ya"

"Baguslah kalo gitu" Jawab Aldi sambil membereskan barang barangnya bersiap untuk pulang.

"Bar"

"Hah? Apaan"

"Kamu masih marah soal kejadian kemarin?"

Aldi bahkan sudah hampir melupakan tentang masalah yang dimaksud Arga.

"Oh masalah itu? Udah biasa gua mah."

Arga semakin merasa bersalah ketika mendengar jawaban dari Akbar.

"Aku minta maaf ya. Aku gatau kalau kamu ga salah dan aku gamau kamu ngehindarin aku"

Kejadian itu saat Akbar menyiram Ica, crush Arga.

Arga yang melihat kejadian itu sontak langsung membela Ica dan membentak Akbar didepan siswa/i yang ada dikantin.

Akbar marah karena Arga menyalahkannya tanpa mengetahui kebenarannya.

Beberapa hari kemudian Arga mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, ternyata Ica dahuluan lah yang sengaja menumpahkan teh panas miliknya di badan Akbar.

"Gua kaga ngehindar dari lu" Ucap Aldi.

"Tapi kamu ga kaya biasanya, kamu semakin jauh"

Ha...

Aldi menghela nafasnya, ia sekarang memahami maksud Arga yang sebenarnya.

"Arga.. Lets make it clear" Aldi mendekati Arga.

"Gua lelah Ga.."

"Gua udah bertahun-tahun suka sama lu, tapi lu ngebuat garis seakan - akan gua gaboleh ngelewatin garis itu"

"Gua capek, gua nyerah. Jadi tolong mulai sekarang gausah nyariin gua. "

Aldi menggigit bibir bawahnya, entah mengapa dadanya terasa sesak setelah mengatakan itu semua.

"Gua juga mau disukai balik Ga"

Aldi tak sadar meneteskan air matanya, namun ia mengusap air mata itu dengan cepat.

"U udah ya gua mau balik dulu" Aldi lalu berdiri dan meninggalkan kamar Arga.

Ketika Aldi hendak membuka pintu kamar, tangan Arga menghalangi pintu kamar tersebut agar tidak terbuka.

"Aku minta maaf" Ucap Arga

"Gapapa Arga, gua juga yang salah kok, namanya cinta gabisa dipaksakan juga" Suara Aldi terdengar serak.

"Akbar.. Aku suka sama kamu"

Aldi terdiam mendengar kalimat itu.

"Haha, gausah bercanda deh Ga"

Arga memegang tangan Akbar.

"Mungkin aku terlambat menyadari ini tapi aku benar - benar jatuh cinta sama kamu" Ucap Arga.

Aldi mengerutkan keningnya, ia tidak suka mendengar kalimat jatuh cinta dari mulut Arga.

"Itu cuma perasaan sesaat lu aja, lu ga bener bener jatuh cinta ama gua Arga"

"Lu cuma ngerasa kasian sama gua"

"Gua gamau dicintai sama seseorang atas dasar rasa kasian"

Aldi membuka paksa pintu dan meninggalkan Arga sendirian di kamar.

"Ini bukan perasaan sesaat Bar, aku bakal buktiin"

"Jika selama ini kamu yang selalu mencintaiku, maka sekarang aku yang akan mencintaimu dan mengejarmu" Gumam Arga dikamarnya.

***

30 vote lanjut :)
Spam komen dong biar ke up

TatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang