Saat makan malam, Naruto menanyai Rin tentang hubungan nya dengan Gaara
"Rin, bagaimana hubungan mu dengan Gaara? Apa dia bermain kasar?" Tanya Naruto
"Hm? Hubunganku dengan kak Gaara?" Rin bingung
"Jadi kau sudah punya pacar ya? Kenapa tidak dikenalkan dengan ayah?" Tanya Minato
"Aku belum punya pacar ayah." Jawab Rin
"Lalu, tadi... Gaara mengantarmu pulang kan?" Tanya Naruto
"Memang jika dia mengantarku pulang, dia jadi pacarku? Dia mau mengantarku pulang, karna aku mau menemani nya di kafe..." jelas Rin
"Oh... begitu ya..." Naruto mengangguk angguk
"Tapi kau menyukai nya kan?" Tiba tiba Minato menanyakan hal yang mengagetkan Rin
"Uhkk uhuk..." tersedak makanan.
"Eh eh.. ini minum dulu." Minato memberikan minum
"Terima kasih..." ujar Rin
"Eeemmmhh... jadi kau benar menyukai Gaara yaa..." goda Naruto
"Ha? Ti-tidak. Aku sama sekali tidak ada apa apa dengan kak Gaara. Iya. Sungguh..." Rin terlihat jelas jika dia berbohong. Di bilang suka, tidak. Di bilang tidak suka, juga tidak. Ada perasaan aneh yang membuat Rin tertarik dengan Gaara
"Ahahaha... tenang tenang. Aku setuju jika kau dengan Gaara." Naruto mengacungkan jempol nya
"Apapun yang membuat mu senang, ayah setuju..." Minato memberikan senyum manis nya
"Terserah kalian..." Rin pasrah
***
Beberapa hari Rin malas pergi ke ruang OSIS karna kejadian itu. Tapi, dalam hati nya, dia ingin bertemu Gaara. Sedangkan sahabat nya, Tenten sedang bahagia bahagia nya bersama Neji.
"Hei rambut merah. Ayo kita ke kantin..." ajak Kei
"Kau terlihat tidak bersemangat sekali. Apa kau sakit?" Ikuto menempelkan dahi nya di dahi Rin
"Jangan dekat dekat. Melihat mu terlalu dekat membuatku buta." Mendorong Ikuto
"Sialan..." ujar Ikuto sedikit tertawa
"Ayo.. cepat bangun.. kau ini kelaparan..." membangun kan Rin dan memaksa nya berjalan
"Ish... kalian ini. Menyebalkan..." pada akhirnya Rin mau juga
Perjalanan ke kantin, Rin bertemu Sasori dan teman teman nya. Rin sengaja menghindar dan tidak menatap Sasori
"Bukankah itu ketua OSIS, Saori?" Ujar Kei
"Sasori..." Rin membernarkan
"Ah, ya itu maksud ku..." ujar Kei
Rin bertukar tempat dengan Ikuto yang berada di sisi kanan.
"Emh, ada apa Rin?" Ikuto bingung
"Sudah, diamlah..." ujar Rin
Sasori memperhatikan Rin sedari tadi. Saat mereka berpapasan, Sasori masih memperhatikan Rin, tapi Rin sama sekali tidak melihat Sasori dan bahkan dia membuang muka
Sasori menyerngitkan dahi nya. Ingin sekali dia menarik Rin, memeluk dan meminta maaf. Tapi itu tidak mungkin, Rin pasti tidak akan menggubris nya.
***
Malam hari setelah makan malam. Rin mendapat telfon dari nomor yang belum dia kenal
"Ring ring ring..." suara ponsel Rin. "Pasti Tenten..." pikir Rin, menghentikan pekerjaan mencuci piring nya. "Hm? Nomor baru? Siapa?" Rin ragu ragu untuk menjawab. "Halo?" Dan akhir nya di jawab juga
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Friend is My Boyfriend
FanfictionSejak aku berumur 5 tahun, ayah dan ibu ku berpisah. Ayahku Minato tinggal bersama kakakku Naruto di Kansai. Sedang aku, Rin, tinggal bersama Ibu ku Kushina di Kanto. 2 tahun lalu Ibu ku meinggal karna kecelakaan. Aku ditampung oleh nenek ku di Kant...