20

515 49 0
                                    

Taehyung sudah berpakaian sangat rapi malam ini, karena dia akan makan malam perusahaan yang sudah di janjikan oleh sang ayah. Taehyung tak menolak dan menerima begitu saja karena penolakan hanya akan menjadi sangat sia-sia saja.

Taehyung berangkat bersama dengan Daehyun dan juga sopir pribadi sang ayah.

Saat sudah sampai di restauran yang telah mereka reservasi akhirnya mereka masuk dan terlihat sudah ada seorang wanita paruh baya dan pria yang usianya sama dengan Daehyun dan juga gadis yang usianya hampir sama dengan Taehyung dia tentu saja mengenal sang gadis, itu adalah Yeri sekretaris nya.

"Selamat malam, maaf kami terlambat karena jalanan yang tidak terlalu lancar" ucap Daehyun ramah dengan senyum santun nya.

"Oh tidak apa Kim"

Taehyung hanya menunduk sopan dan duduk begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Wah Taehyung sangat tampan ya" puji wanita paruh baya yang tersenyum manis pada Taehyung.

"Ya aku tau" jawab Taehyung datar.

Cukup kaget wanita itu lalu tertawa dengan elegannya.
"Tentu saja semua pasti tau itu ya"

Semua yang ada di sana mencoba tertawa agar tidak canggung namun Taehyung hanya menampakan ekspresi datanya.

Selang beberapa saat mereka makan dan menikmati makan malam mereka.
Setelah selesai makan tuan Baek ayah dari Yeri mulai membuka percakapan.

"Jadi bagaimana Kim mengenai rencana kita?"

"Oh tentu saja aku yakin Taehyung mau, ya kan son?" Tanya Daehyun menatap Taehyung.

"Soal?"

"Kau akan setuju kan jika bertunangan dengan Yeri, kau bilang menyukainya kan?"

Yeri yang mendengarnya hanya tersenyum malu.

"Benarkah aku pernah mengatakannya? Aku tidak ingat pernah mengatakannya"

Yeri menatap Taehyung dan Taehyung juga menatap pada Yeri beberapa detik mereka beradu pandang hingga akhirnya Yeri memutus pandangan terlebih dahulu.

"Maaf jika aku tidak sopan tapi kalian tau kan siapa aku? Apa dia cukup pantas bersanding denganku? Dia hanya seorang sekretaris dan bisa di bilang jika di dalam rumah dia hanya seorang pelayan bukan?"

"Taehyung, jaga bicaramu" bentak Daehyun.

"Loh kenapa? Appa pernah mengatakannya padaku. Aku harus menikah dengan wanita kaya dan juga terpandang sama seperti keluarga kita karena itulah appa menghancurkan hubunganku dengan Jieun dulu bukan? Lalu apa sekarang appa mengenalkan ku pada dia yang juga derajatnya di bawah kita? Dia memang bekerja di kantor tapi dia hanya sekretaris sama saja seperti pekerjaan Jieun dulu bukan?"

"Apa maksud ini?" Tuan Baek mulai kesal dengan ucapan Taehyung.

"Maaf, apa saya kurang jelas? Saya menolak anak anda karena Derajat kita tidak sama" setelah mengatakan itu Taehyung menunduk sopan.
"Tidak ada hal lain lagi bukan? Dan semuanya sudah jelas, jika begitu saya akan pulang lebih dulu, saya harus beristirahat dan kembali bekerja besok" setelah mengatakan itu Taehyung pergi begitu saja.

°°°

Taehyung sudah berada di mobil dan dengan santainya memainkan ponsel yang sempat dia beli ketika pulang dari pekerjaannya.

Daehyun ikut masuk dan duduk di samping Taehyung.

"Jalan" hanya itu yang Daehyun katakan pada sopir dan tak mengatakan apapun prihal kejadian di dalam restauran.

Namun saat sampai di rumah Taehyung yang lebih dulu keluar dari mobil dan Daehyun bergegas mengikuti dan menghadang Taehyung.

"Kenapa kau berkata seperti itu kepada Tamu ku?"

"Seperti apa? Menolak anaknya?"

"Ya dan mengatakan dia sama seperti pelayan, apa kau masih tidak bisa melupakan wanita miskin itu?"

"Jangan salah sangka, aku sudah melupakannya, hanya saja yang ku katakan bukankah benar? Jika dia tidak setara dengan kita?"

"Kau tidak berhak mengatakan seseorang setara atau tidak karena kau tak memiliki apapun, semua harta ini milikku"

Taehyung mengangguk dan menatap Daehyun.
"Benarkah? Jika begitu untuk apa aku harus bekerja di kantormu?"

"Untuk apa? Kau kerja tidak suka rela kau memiliki gaji, dan kau harus sadar jika kau sama seperti Yeri bekerja di kantorku, ingat semua harta dan perusahaan adalah milikku bukan milikmu jadi kau harus berfikir saat berbicara"

"Jika begitu maka aku akan keluar dari perusahaan, dan untuk kedepannya kau atur saja hartamu tidak perlu mengatur hidupku, karena tubuhku adalah milikku"

"Tapi kau hidup dan di besarkan oleh hartaku"

"Bukankah itu karena keegoisan mu, dulu saat bercerai kenapa tak kau berikan aku pada Eomma, jika aku bersama Eomma hidupku mungkin akan bahagia seperti Yeonjun, walaupun dia tak memiliki harta yang melimpah sepertimu tapi dia bahagia, dia bisa mengambil jurusan yang dia mau, dia bisa berkencan dengan siapapun yang dia inginkan, dia mendapat dukungan penuh dari keluarga barunya, lalu lihat aku? Kau pikir aku bahagia?"

Tamparan keras di dapatkan oleh Taehyung karena kekesalan Daehyun.

Taehyung lalu tertawa.
"Lihat aku bahkan hanya mendapatkan kekerasan darimu bukan kasih sayang, apa kau tau Yeonjun bahkan tak pernah di cubit sama sekali oleh keluarga barunya. Jujur aku cape, aku sudah tidak tahan lagi, aku akan pergi, ini untuk terakhir kalinya, kumohon jangan pernah kau mencari dan membawaku kembali lagi"

"Taehyung-"

"Sungguh, jika kau selalu seperti ini aku gak bisa" Taehyung menunduk dan menangis.
"Aku tak masalah hidup miskin dan bekerja keras di cafe dengan gaji pas-pasan tapi aku bebas melakukan apapun yang aku mau dari pada aku hidup seperti sekarang" Taehyung berkata dengan tangis di sela katanya.

Daehyun yang baru pertama melihat Taehyung menangis lalu meraih bahu anaknya.
"Kau itu Namja jangan lemah sampai menangis di hadapanku"

Taehyung menepis kasar tangan Daehyun dan mengusap kasar air matanya.
"Bisakah aku pergi selamanya dari hidupmu sekarang? Kau kaya, cobalah kau cari orang yang mau menggantikan aku menjadi anak mu, karena aku sudah tidak sanggup"

Setelah mengatakan itu Taehyung berlalu dan beranjak menuju kamarnya.

Daehyun hanya terdiam menatap kepergian Taehyung. Ucapan Taehyung terus saja berputar di kepalanya saat mengatakan dia tidak bahagia. Dan dia ingin pergi dari hidupnya. Daehyun berfikir dia sudah membesarkan Taehyung dengan kekayaan dan hidup mewah tapi apakah itu semua hanya membuatnya menjadi beban? Apakah Taehyung tak pernah sedikitpun bahagia dengan kehidupan yang telah di lalui bersamanya? Pertanyaan itu terus saja berputar di kepalanya, dadanya mulai terasa sesak dan kepalanya sangat sakit hingga dalam hitungan detik pandangannya menjadi kabur dan dia terjatuh pingsan.


Tbc

Love And LoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang