Prolog

421 38 0
                                    

Dirinya bagai bencana alam. Hanya beberapa orang tertentu yang dapat mendeteksi kemunculannya di tengah perang dan meratakan musuh dengan getaran aura penakluk misterius miliknya.

Gadis itu terlihat masih belia. Mungkin masih berusia 14-16 tahun, sebab tubuhnya yang agak mungil dan belum terlalu matang untuk dikatakan remaja dewasa. Rambut hitam panjangnya bersinar mengeluarkan pendar merah gelap saat matahari mengguyur alun-alun tempat perang itu berlangsung. Angkatan laut maupun bajak laut terdiam menatap dirinya yang melepas jubah hitam panjang yang menutupi tubuhnya.

Kulitnya putih bak porselen. Mengenakan celana kargo dan kaus merah muda berbahan tipis lengan panjang yang memperlihatkan sedikit kulit perutnya. Gadis cantik itu menatap ke sekeliling. Semuanya terasa asing. Hanya ada beberapa orang yang dia kenal atau hanya pernah dia lihat sekilas wajahnya saat ayahnya melakukan pertemuan penting sesama kaisar laut.

Orang itu di antaranya; (1) pria bertubuh besar dengan naginata raksasa di tangannya, (2) pria berambut pirang berkepala nanas yang terbang dengan sayap phoenix, (3) pria pendekar pedang yang sedari tadi menatapnya dengan ekspresi terkejut, (4) pria kecil yang mengenakan topi jerami yang menggantung di lehernya, (5) terakhir seorang pria yang terduduk di atas sana menatapnya dengan tatapan antara takut, khawatir dan marah secara bersamaan.

“Kau ... Bocah kabin itu?” Pria raksasa itu menatapnya datar. Tapi gadis itu tidak menghiraukannya. Ayahnya itu sedang bentrok dengan kaisar laut lain di pelosok wilayah Dunia Baru di luar sana. Dia tidak mau membuang waktunya duduk di kapal menunggu sedangkan sahabatnya akan mati dieksekusi karena alasan yang sangat sampah.

Kalau sahabatnya harus mati karena dia anak dari seorang raja bajak laut seperti Gold Roger, lalu apa bedanya dengan dia yang juga sesama anak dari bajak laut, bahkan dia saja tidak jelas apakah dia ini manusia atau mahkluk mitologi yang katanya telah punah.

“Aku sudah bilang pada Akagami untuk tidak ikut campur urusanku!” Shirohige memicingkan matanya. Dia tidak tahu siapa nama gadis itu, yang dia tahu hanyalah info jika dia adalah anak (entah kandung atau angkat) dari musuhnya, Shanks Akagami.

“Aku datang seorang diri. Pria tua itu masih sibuk bertarung dengan Kaido. Aku tidak mau membuang waktuku saat sahabatku hendak dibunuh oleh angkatan laut yang penuh dengan intrik politik!” ucapnya membalas dengan tenang.

Beberapa orang yang tidak terkena efek Haki rajanya menatapnya dengan waspada. Mereka mencuri dengar jika bocah itu adalah bagian dari bajak laut Akagami. Pasti kehadirannya kemari untuk mengacau seperti bajak laut Shirohige lainnya. Namun tiba-tiba seseorang datang dan menarik tangannya untuk melipir. Gadis itu mengernyit, menatap seorang pendekar pedang yang sedari tadi terdiam karena tidak menyangka kehadirannya yang muncul tiba-tiba.

“Apa yang kau lakukan Calypso?!”

“Lepaskan tanganku, Paman!” Gadis bernama Calypso itu memberontak. Tapi tangan kekar yang menahan pergelangan tangannya terus menariknya ke tempat yang lebih aman. Lagi-lagi semua orang dibuat terkejut akan interaksi seorang Hawkeye dengan gadis misterius tersebut.

“Akagami akan marah besar jika kau memunculkan dirimu di hadapan banyak orang! Apalagi angkatan laut!”

Citra dingin dan tanpa emosi yang melekat pada si pendekar pedang hancur saat berhadapan dengan keponakan kesayangannya itu. Memang hanya segelintir orang saja yang tahu tentang eksistensinya. Tapi Calypso langsung mengeluarkan percikan listrik di tangannya, sehingga paman angkatnya itu melepas genggamannya.

“Aku sudah tahu konsekuensinya! Mungkin Ayah akan menghukumku dan mengurung diriku di lambung kapal selama setahun penuh!”

Setelah mengatakan hal tersebut, tanah yang dipijakinya bergetar hebat. Calypso berlari, membiarkan aura Haki rajanya keluar di setiap langkah kakinya menuju sahabatnya yang meneteskan air mata menatapnya.

“Lihat, siapa yang cengeng sekarang?” gumamnya.

Shirohige berdecak. Dia menghentakkan senjatanya dan berseru dengan lantang. “JANGAN HALANGI BOCAH ITU! BIARKAN DIA MENYELAMATKAN ACE BERSAMA MUGIWARA!!”

Mihawk mendecih. Dia menaruh kembali pedangnya dan berjalan menjauhi area pertempuran. Beberapa laksamana dan wakil admiral menoleh terkejut. “Apa yang kau lakukan, Hawkeye?! Perangnya belum berakhir!”

Mihawk menoleh sinis. “Aku setuju saja bertarung dengan Shirohige, tapi tidak dengan keponakanku.”

Sekarang angkatan laut tergencat. Mereka kewalahan dengan sosok gadis misterius yang sama-sama memiliki kekuatan misterius tersebut. Dia dapat mengeluarkan api berukuran besar, dapat menyembur orang-orang dengan air bertekanan tinggi, menghempaskan segerombolan pasukan angkatan laut dengan angin kencang, melancarkan serangan listrik dan menembaki para musuh dengan kayu-kayu tajam yang keluar dari telapak tangannya. Seluruh elemen misterius itu muncul begitu saja dari telapak tangannya.

Semua petinggi angkatan laut mulai panik. Gadis itu bisa saja menjadi ancaman besar dan senjata pamungkas musuh untuk mengakhiri perang. Terlebih apa yang dikatakan Shirohige dan Hawkeye barusan? Akagami? Keponakan? Jangan bilang gadis misterius itu adalah gadis kecil yang pernah pendekar pedang itu bawa beberapa tahun yang lalu ke markas besar Angkatan Laut?! Dan jangan bilang jika gadis itu adalah kru dari kaisar laut Akagami!

Sial! Mereka benar-benar kecolongan banyak. Tidak ada catatan atau laporan manapun yang mengatakan jika Akagami memiliki kru seorang bocah!

“GADIS BODOH! SEHARUSNYA KAU TIDAK DATANG KEMARI!!!”

Ace berteriak. Fleet Admiral yang berdiri di sampingnya menoleh. Terlihat ada beberapa bulir peluh di keningnya. Situasinya sekarang benar-benar runyam. Pria itu jelas tahu siapa gadis remaja itu. Saking mengetahuinya, sampai dia bingung harus mengambil tindakan macam apa. Sungguh sial, rupanya gadis itu mengenal pria yang sedang diborgol ini. Cukup masuk akal sebagai alasan kedatangannya yang benar-benar tidak terduga.

“DIAM!! KAU MEMILIKI BANYAK JANJI YANG HARUS KAU BAYAR!! KAU TIDAK BOLEH MATI SEBELUM JANJI ITU DITEPATI!!” teriak Calypso menggelegar.

“TAPI KAU TIDAK PERLU DATANG DAN MELAKUKAN HAL INI!! KAU BISA MATI!!”

Calypso berdecak, mengaktifkan Haki senjata dan mulai menyerang dengan jarak dekat. Tak lupa mengaktifkan Haki observasinya yang belum sempurna, sebab terakhir kali dia latihan bersama wakil ayahnya, dia hampir mimisan hingga dua jam lamanya.

“Aku sudah menjadi bajak laut sejak aku masih bayi! Aku tidak selemah itu!”

Calypso menyembur angin dingin dari telapak tangannya, membuat para musuh di hadapannya membeku seketika. Hal tersebut membuat ketiga admiral yang duduk di atas sana memicingkan matanya. Salah satu yang berambut keriting tersenyum miring. Dia berdiri dan melompat dari ketinggian dan mendarat di hadapan gadis itu.

Calypso langsung terdiam. Menguatkan kuda-kuda dan menatap tajam pria tinggi tersebut.

“Pengguna kekuatan es tipe logia rupanya?” Calypso mengaktifkan kekuatan magisnya. Salju berguguran dalam radius 10 meter. Tangannya mengeluarkan tombak es besar yang dialiri Haki senjata. Bersiap untuk pertarungan yang sesungguhnya.

“Aku tidak menyangka ada orang yang memiliki kekuatan unik seperti ini disertai Haki yang begitu sempurna,” ucapnya.

Dan selang sedetik kemudian, badai salju pun terjadi, membungkus mereka berdua yang mulai menyerang satu sama lain.

“CALYPSO!!!”

* * *

A/N:

Prolog dulu. Tinggalkan jejak berupa vote atau comment. Terima kasih.

Under The PaintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang