Sesampainya Seo Hui di rumah keluarga Jang, Kim Do Ju dan Soyeon sudah menunggunya sejak tadi di pekarangan. Melihat kedatangannya, keduanya pun segera menghampirinya.
"Aku mendengar beritanya Aggashi," ujar Soyeon. "Apa itu benar?"
"Begitulah, ada banyak kejadian yang sulit dijelaskan malam ini," jawab Seo Hui, mengalihkan perhatiannya kepada Kim Do Ju yang sepertinya ingin memberikan pertanyaan lain.
"Apa Doryeonim ada di sana?"
Seo Hui meringis pelan, mengingat kembali hukuman yangs sedang dijalani oleh Jang Uk di Songrim. "Kim Do Ju-nim, lebih baik anda menjemput Uk Orabonie besok. Untuk malam ini anda bisa beristirahat,"
"Astaga, apa Doryeonim mendapatkan hukuman lagi? Astaga!" Kim Do Ju memegangi kepalanya. Tubuhnya hampir saja terhuyung, jika saja Seo Hui tidak menahannya mungkin Kim Do Ju sudah terbaring di tanah. "Astaga, Aggashi. Maafkan aku," Kim Do Ju dengan cepat memperbaiki posisi tubuhnya.
•••
"Anda baik-baik saja, Aggashi?" Tanya Soyeon, menatap majikannya yang malah melamun di kamarnya, tidak berganti pakaian yang sudah disiapkan olehnya. "Apa anda sedang sakit? Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Eoh? Tidak ada, aku baik-baik saja, Soyeon. Lebih baik kau beristirahat juga malam ini," Soyeon lantas menuruti perintah Seo Hui tanpa ada bantahan, menyadari jika majikannya butuh waktu untuk sendiri.
Sepeninggalan Soyeon, Seo Hui mengeluarkan kembali gelang kayu yang ditemukannya di Jeongjingak. Menatap ukiran nama yang terdengar tak asing untuknya. "Dan? Aku seperti pernah mendengarnya, tapi dimana," Ia terus mengetuk gelang tersebut dengan tanda tanya. "Siapa mereka? Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari jasad Naksu?"
Sepintas ide lewat di otak Seo Hui, segera saja ia bangkit dari duduknya dan menghampiri buku-buku yang dibawanya dari rumah, buku yang berisikan informasi mengenai teknik bela diri di berbagai macam keluarga, ayahnya sendiri yang merekomendasikan buku ini untuknya."Aku pernah melihatnya," gumam Seo Hui terus membuka lembar demi lembar dari buku yang dipegangnya, "tapi dimana aku pernah melihatnya,"
Malam mulai berlalu dan Seo Hui belum menyadari hal tersebut, setelah lama berada di depan buku. Seo Hui baru menyadari jika matahari telah terbit sesaat mendengar panggilan Soyeon dari luar, sontak membuanya buru-buru untuk membereskan buku-buku yang telah berserakan di seluruh kamarnya.
"Aggashi, apa anda masih tidur?"
"Eoh! Eoh, Soyeon. Aku baru saja bangun," seru Seo Hui dengan suara bergetar, berusaha untuk tetap tenang. Soyeon pun masuk sambil membawa nampan dan juga cawan, "Saya sudah menyiapkan air untuk anda mandi,"
"Eu? Baiklah, terima kasih Soyeon," Seo Hui menyengir pelan, berusaha untuk menutupi buku-buku yang telah dibereskannya tadi. "Kau bisa keluar, aku akan memberitahumu jika aku sudah siap untuk mandi."
Soyeon yang tidak melihat keanehan dari majikannya pun menuruti perkataan Seo Hui dan berlalu keluar tanpa menanyakan apapun. Seo Hui sontak menghela nafasnya dengan lega, "Jika dia tahu mungkin langit akan runtuh mengetahui aku begadang..." Bisiknya, kembali mengingat betapa takutnya Soyeon mengetahui berita penyusup yang telah memasuki Songrim dan majikannya harus berhadapan dengan para penyusup tersebut.
•••
Seo Hui mengeluarkan lukisan yang pernah diberikan oleh ayahnya, lukisan wajah calon tunangannya, "Dia cukup tampan juga." Bisik Seo Hui menatap lukisan tersebut dengan serius. "Tapi, mengapa teknik keluarga mu bisa muncul di hadapan para penyusup itu? Siapa Dan? Aku sungguh bingung sekarang,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alchemy of souls: Twillight Disapper (FF)
FantasíaKemunculan pemindah jiwa mulai mengguncang para penyihir yang ada di Kota Daeho. Keributan dan masalah 20 tahun yang lalu seolah kembali terulang. Sebuah kebenaran yang tertutupi dengan kebohongan mulai terbuka satu persatu. Sementara itu, di Kota...