Seo Hui mengikuti Tuan Park dan yang lain ke ruang rahasia yang sudah kosong tanpa adanya jasad Naksu. "Sepertinya mereka belum terlalu jauh dari sini, salah satu dari mereka ada yang terluka," ujar Seo Hui.
Setelah insiden penculikan jasad Naksu, Songrim dan Jeongjingak mulai mengetatkan sistem pengaman mereka. Menyebarkan prajurit di setiap wilayah. Tuan Park bersama Sang-ho mengejar para penyusup yang telah melewati tabir Songrim. Sedangkan itu, Seo Hui berjalan bersama Seo Yul di Jeongjingak.
"Aku akan ke sana," gumam Seo Hui. Seo Yul mengangguk mengerti dan menuntun dirinya jika dia akan masuk ke dalam perpustakaan yang terlihat sepi.
Setelah keduanya berpisah, beberapa menit Seo Hui mengelilingi Jeongjingak,
Seo Hui melihat sepintas punggung Seo Yul yang terlihat mengejar seseorang."Hui!" Dang-gu muncul di saat yang tepat, menghampirinya dan bertanya posisi Seo Yul sekarang berada.
"Dia ke sana," tunjuk Seo Hui ke arah jalan yang di lewati oleh Seo Yul. "dia sepertinya mengejarnya seseorang,"
Keduanya pun menyusuri jalan yang dilewati Seo Yul, sampai akhirnya mereka melihat siluet tiga bayangan,
"Aku baik-baik saja, Doryeonim," salah satu dari bayangan tersebut bersuara. Dang-gu lebih dulu keluar dari persembunyiannya, "Jang Uk?"
Seo Hui ikut mengekorinya dan menatap Jang Uk yang sekarang ada di hadapannya dengan heran. Sama seperti Seo Hui, Dang-gu juga terlihat kebingungan dengan keberadaan Jang Uk. "Kenapa kau ada di sini?"
"Aku mau bertemu dengan Tuan Park, tapi karena ada pertarungan kami bersembunyi di sini," jawab Jang Uk dengan santai. Dang-gu pun dengan cepat memukulnya, mengomelinya karena tahu jika Jang Uk tak bisa bertarung melawan para penyusup jika saja mereka berpapasan.
"Baguslah, kau melarikan diri dan bersembunyi di sini," tukas Dang-gu. Namun, terlihat dengan jelas jika Jang Uk jengkel mendengar perkataan Dang-gu seolah-olah sedang meremehkan dirinya.
Jang Uk bahkan memberikan alasan jika bukan dirinya yang melarikan diri, tapi pelayannya.
Seo Hui mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang berdiri di sebelah Jang Uk, tatapannya begitu kesal. "Siapa dia?" Tanya Seo Hui.
"Dia pelayan ku, Mu-deok," jawab Jang Uk cepat,
"Kenapa kau memegang pisau?" Kaget Dang-gu, menyadari jika wanita yang dipanggil Mu-deok sedang memegang pisau dan menyembunyikannya di balik tubuhnya.
Mereka menatapnya dengan beragam ekspresi, "kau..." Gumam Dang-gu menatapnya dengan penuh serius, "Mau melindungi tuan mudamu dengan itu?" Lalu mengelus kepala Mu-deok dengan rasa bangga. "Benar. Karena tuan mudamu sangat lemah, kau harus melindunginya,"
"Ya, tentu aku harus melindunginya," tambah Mu-deok. Sebaliknya Jang Uk malah menolak perkataan Mu-deok, "Aku yang harus melindungimu, Mu-deok," dan mengambil pisau yang ada di dalam genggaman Mu-deok penuh paksaan. "Kenapa dicengkeram begitu erat? Lepaskan pisaunya,"
"Astaga, Mu-deok. Matamu, kau tak boleh menatapku seperti itu. Jangan melotot seperti itu," ucap Jang Uk penuh penekanan. Ketiga orang yang melihat kejadian itu ikut melihat Mu-deok.
"Baik, tuan muda." Putus Mu-deok memilih memalingkan wajahnya.
"Rupanya kah yang melarikan diri setelah melihatku," ungkap Seo Yul. Seo Hui pun menyadari jika kakaknya telah salah melihat orang, "Namamu, Mu-deok, ya? Maaf sudah membuatmu terkejut." Seo Yul menanyakan keadaan Mu-deok yang membuat wanita itu termenung sejenak saat menatap Seo Yul. Jang Uk memanggilnya untuk menyadarkannya dari lamunan.
"Aku baik-baik saja, Doryeonim."
Seo Hui menatap sesuatu di balik ekspresi Mu-deok, menyadari ada yang aneh dengan sikap dari wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alchemy of souls: Twillight Disapper (FF)
FantasiaKemunculan pemindah jiwa mulai mengguncang para penyihir yang ada di Kota Daeho. Keributan dan masalah 20 tahun yang lalu seolah kembali terulang. Sebuah kebenaran yang tertutupi dengan kebohongan mulai terbuka satu persatu. Sementara itu, di Kota...