11 Desember
1171 words
.
.
.Sunyi, hanya suara detik jarum jam yang terdengar saat itu. Sekitar pukul dua dini hari Wei Wuxian terbangun dari tidurnya.
Dirinya terduduk di tepi ranjang setelah mengambil segelas air dari dapur.
Iris kelabu itu melirik foto pernikahannya dengan seseorang yang saat ini tengah terlelap di atas ranjang, suaminya. Lan Wangji.
Dirinya yang mengenakan hanfu merah beserta suaminya tengah tersenyum lebar dengan background dekorasi merah yang khas.
"Aku tidak pernah berpikir hidupku akan seperti ini. Punya anak dan suami, terlebih lagi suamiku orang yang dikenal banyak orang". Ucap Wei Wuxian dengan nada lirih.
Entah bagaimana jadinya dika ia tidak menemukan dompet Lan Wangji saat kabur dulu?
Mungkin saat ini dirinya hanya seorang gelandangan, tetapi itu lebih baik daripada jadi jaminan hutang ibu tirinya.
Mungkin ini memang takdirnya, jalan hidung yang dituliskan untuknya dari dewa.
"Beruntung waktu itu aku mengembalikan dompet si tuan muda ini". Wei Wuxian terkekeh sendiri dengan ucapannya
"Bahkan dewa memberikanku bonus berupa malaikat kecil yang tampan. Haaah~ Kebaikan apa yang aku lakukan semasa hidupku dulu?". Lanjutnya kemudian menaiki ranjang kembali, berbaring d samping suaminya yang masih terlelap.
Kau tidak tahu saja Wei YIng, di kehidupan mu dulu kau adalah seorang penjahat yang telah membunuh lebih dari lima ribu orang hanya dengan lantunan lagu.
Tapikan itu untuk balas dendam, apakah tetap di kategorikan sebagai penjahat?
"Hn? Wei Ying?". Lan Wangji terbangun dirasa ad gerakan di sampingnya.
"Maaf suamiku, apa aku membangunkan mu?". Tanya Wei Wuxian.
"Hn, tidak. Tidurlah kembali'. Jawab Lan Wangji.
"Hm, selamat malam Lan Zhan".
"Hn, selamat malam Wei Ying".
.
.
.(忘羡)
.
.
.Karena dirinya sudah berbuntut, rutinitas pagi Wei Wuxian sedikit berbeda. Memandikan Lan Shizui, memakaikannya baju, kemudian menyiapkan baju untuk Lan wangji.
Kalau memandikan Lan Wangji juga bisa panjang ceritanya, bukannya mandi nanti A-Yuan malah dapat adik. Padahal jahitannya pun belum kering, dan tentu saja Lan Wangji kembali berpuasa.
Tidak ada kata konser sendiri untuk para Lan. DILARANG!
Kenapa Lan Shizui tidak di urus para pelayan juga? Karena Wei Wuxian bersikeras untuk mengurusnya sendiri. Lagipula dirinya pengangguran. Dia ingin merekam dengan jelas pertumbuhan putranya dengan sang suami.
"Makan yang banyak sayang. Cepatlah tumbuh besar. Eh, jangan terlalu cepat soalnya papa dan mama tidak akan rela. Kami ingin menikmati keimutanmu sepuasnya". Ujar Wei Wuxian di kamar mereka.
Saat ini dirinya tengah menyusui sang penerus keluarga Lan itu.
"Wei Ying, sudah sarapan?". Tanya Lan Wangji yang sudah tampan dengan setelan jasnya tiba-tiba.
"Mn aku belum, istri ini menunggu suaminya". Jawab Wei Wuxian.
Lan Wangji maju selangkah kemudian mencium singkat bibir sang istri dan tak lupa pula dahinya.
Itu rutinitas mereka. Jangan iri.
"Lan Zhan kau tahu?".
"Hn, tidak tahu".
KAMU SEDANG MEMBACA
Me To You [WangXian] END
FanfictionBerawal dari dompet kulit yang Wei Wuxian temukan di bawah bangku taman sore itu, menuntunnya bertemu dengan tuan muda kedua keluarga Lan yang sangat sulit mengekspresikan diri. Beberapa kali membuat orang lain termasuk dirinya sendiri salah paham...