8 Desember
1117 words
.
.
.Hari-hari berlalu, Wei Wuxian melalui kehamilannya dengan tenang. Si baby sepertinya tidak mau menyusahkan mamanya, cukup papanya saja yang mengalami morning sickness di minggu-minggu awal.
Dan pada bulan kelima kehamilannya ini hormonnya membludak. Rasa-rasanya Wei Wuxian seperti kucing di masa kawin, inginnya ia memeras susu suaminya sampai kering.
Dan tentu saja Lan Wangji senang, jatah 'setiap hari" nya dapat bonus kalau begitu. Tapi tenang saja Lan Wangji tau istrinya berbadan dua, tentu main dengan aman meski mati-matian menahan godaan dari mulut kotor istrinya.
Wei Wuxian pula semakin akrab dengan Jiang Cheng.
Seperti saat ini, mereka berdua tengah bermain monopoli di ruangan Lan Xichen. Iya kalian tidak salah, main monopoli.
Berawal dari Wei Wuxian yang tidak mau di tinggal Lan Wangji kerja dan berakhir di bawa ke kantor oleh suaminya itu. Sementara kedua giok Lan itu sedang rapat.
"A-Cheng". Panggil Wei Wuxian.
"Apa?". Jiang Cheng menoleh, permainan mereka telah berakhir dimenangkan olehnya tiga kali berturut-turut.
"Kau dengan kakak ipar pacaran tidak?". Tanya Wei Wuxian yang sontak membuat Jiang Cheng tersedak padahal sedang tidak minum.
"Astaga A-Cheng ini minumlah". Wei Wuxian memberikan segelas air yang disambut dengan rakus.
"Pwaah.. pertanyaan macam apa itu huh?!". Tanya Jiang Cheng balik dengan galak.
"Kenapa kau marah? Aku bertanya karena penasaran soalnya interaksi kalian itu tidak bisa di sebutkan sebagai atasan-bawahan". Jawab Wei Wuxian sambil cemberut.
"Kenapa tidak bisa huh? Perasaanku interaksi kami biasa-biasa saja".
"HIlih~ Mana ada biasa-biasa saja seperti itu. Mana ada atasan sedang sakit bawahan mengurusnya?
Kemudian seharusnya bawahan libur tapi malah kencan dengan atasan". Jelas Wei Wuxian dengan nada mengejek.
Jiang Cheng merona.
"Apa-apaan yang kau sebut dengan kencan?! Seharusnya aku libur tapi si setan Huan sialan itu tidak bisa membiarkan diriku sendirian hanya untuk sehari saja!!". Jiang Cheng frustasi setengah berteriak.
"Astaga A-Cheng jangan mengumpat di depan baobao!". Balas Wei Wuxian dengan suara keras juga.
"Dia masih belum ahir bodoh!". Teriak Jiang Cheng.
"Jangan berteriak A-Cheng!!".
"Kau Juga berteriak Wei Wuxian!!".
"Itu karena kau yang mulai".
"Hah?! Lalu kenapa kau ikut berteriak bodoh?".
"Ya suka-suka aku lah kan mulut-mulut aku".
"Sialan kau kelinci bunting kemari kau!".
"Hahahaha~ Tangkap aku~ hahaha".
"Astaga jangan berlari!!! Bagaimana jika bayimu tiba-tiba keluar?!".
"Hahaha.. Kakak ipar istrimu kayak kucing garong".
"SIAPA YANG KAU SEBUT KUCING GARONG DASAR KELINCI BUNTAL?!".
Sementara itu Song Lan yang hendak masuk dan menjemput kedua madam Lan- atas perintah Lan Xichen - itu terhenti di depan pintu ketika teriakan-teriakan absurd terdengar dari dalam.
'Ya dewa dosa apa aku harus bertemu dengan orang-orang aneh ini?'. Batin Song Lan nelangsa.
Karena dirinya belum menikah dan masih ingin terus menumpuk uang lewat Lan Wangji jadi ia tahan dengan hati yang lapang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me To You [WangXian] END
Fiksi PenggemarBerawal dari dompet kulit yang Wei Wuxian temukan di bawah bangku taman sore itu, menuntunnya bertemu dengan tuan muda kedua keluarga Lan yang sangat sulit mengekspresikan diri. Beberapa kali membuat orang lain termasuk dirinya sendiri salah paham...