23

4.2K 399 10
                                    

13 Desember
1119 words
.
.
.

Wei Wuxian terbangun dengan perasaan luar biasa, campur aduk, tidak bisa di jelaskan pokonya.

Ia melirik sampingnya, suaminya itu sudah bangun lebih dulu ternyata. Melirik dirinya sendiri dan sekitar, sudah bersih.

Ah, Wei Wuxian jadi tambah cinta kepada ayah A-Yuan.

Jam di nakas menunjukan pukul sembilan pagi, dan iin hari minggu. Dengan langkah tertatih Wei Wuxian pergi ke kamar mandi untuk cuci muka, kemudian mencari Lan Wangji.

"Lan Zhan?". Wei Wuxian mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tengah.

"Dapur". Sebuah suara menjawabnya.

Rupanya sang suami tercinta berada di dapur.

"Lan Zhan kau sedang apa?". Tanya Wei Wuxian.

"Membuat sarapan untuk Wei Ying". Jawab Lan Wangji.

'Waaah~ Kau yang terbaik Lan Zhan". Mata Wei Wuxian berbinar melihat suaminya membawa semangkuk hidangan untuknya.

Itu sup iga akar teratai, tanpa pikir panjang Wei Wuxian langung menyambarnya.

"Ini enak sekali, kau yang membuat ini Lan Zhan?".

"Dilarang bicara saat makan".

Wei Wuxian manyun, ia lupa kalau di sini banyak larangan. Namun itu tidak ia hiraukan, malah melanjutkan makannya dan sesekali mengomentari rasa masakan sang suami.

Dan Lan Wangji pun membiarkannya.

"Suami sudah makan?". Tanya Wei Wuxian setelah hidangannya hanya tersisa mangkuk saja.

"Hn". Jawab Lan wangji.

Kemudian Wei Wuxian bangkit dan membereskan bekas makannya sendiri, Lan Wangji sempat melarangnya tapi Wei Wuxian bersikeras. Beralasan takut ketampanan suaminya luntur gara-gara dirinya yang tidak menjaga kebersihan.

Apa hubungannya? Orang tua zaman dulu kan blang begitu.

Kemudian Wei Wuxian menghampiri suaminya yang masih duduk di meja makan. Tanpa permisi ia mendudukkan dirinya di atas meja, tepat di hadapan sang suami.

Menarik kerah kemeja Lan Wangji agar lebih dekat, lalu mengalungkan tangannya disana.

"Suami sudah tidak cemburu lagi bukan? Istri ini semalam sudah berjuang sekuat tenaga". Bisik wei Wuxian dengan nada rendah.

"Hn. Terimakasih istri". Lan Wangji mengecup dahi Wei Wuxian pelan penuh perasaan.

Wei Wuxian menatap Lan Wangji dalam, begitupun sebaliknya.

Dengan posisi yang mengangkangi suaminya dari atas meja, Wei Wuxian meluncur turun dan duduk di pangkuan suaminya itu.

"Lan Zhan apa kita harus melanjutkan yang semalam?".

"A-Yuan".

"Ah hahaha kau benar suami, putra kita masih dengan kakak ipar. Ayo kita jemput, kasihan A-Cheng nanti tidak bisa bermesraan dengan kakak ipar". Ujar Wei Wuxian sambil turun dari pangkuan Lan Wangji.

"Ayo!".

"Hn".

Lan Wangji pasrah di tarik Wei Wuxian. Tujuan mereka ke Hanshi, kediaman pribadi Lan Xichen.

.
.
.

(忘羡)

.
.
.

Jiang Cheng sepertinya benar-benar menikmati perannya sebagai seorang istri. Atau bahkan ibu rumah tangga?

Me To You [WangXian] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang