CHAPTER 05: Hancur

38 10 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.



{Happy Reading}

🌹🌹🌹


"Bertahun tahun aku langitkan namamu tapi tetap saja pemenang sesunguhnya adalah lauhul mahfudzmu"
-Rasyid Maulana Al-Azzam.

•••••

Setelah tiga hari berlalu sekarang adalah waktunya Abian membawa keluarganya kerumah Zalwa untuk menerima Jawaban atas Khitabahnya beberapa hari lalu.

Pagi ini Abian dengan penuh bahagia, dia tidak sabar mendengar Jawaban Zalwa.

Entah kenapa saat apapun yang berkaitan dengan Zalwa membuat Abian bersemangat untuk menjalani semuanya.

Diperjalanan Abian bener-bener tremor meskipun ini baru balasan untuk jawaban khitabah bukan menikah, tapi sudah membuat Abian gugup setengah mati.

"Abian apakah kamu nanti menerima jika Zalwa menolak khitabahnya?" Tanya Hera menatap putranya yang sedang gugup.

"Insya Allah bund, apapun jawaban Zalwa Insya Allah Abian terima. Sekalipun itu penolakan" ucap Abian Sambil memandang keluar jendela mobil.

"Abian kamu udah bawa cincinnya?" Tanya hera, jika Anaknya ini lupa membawa maka terpaksa harus putar balik kerumah.

Abian menyiapkan cincin itu sebagai bentuk ikatan jika Zalwa menerima khitabahnya.

"Udah bun" jawab Abian.

Setelah beberapa menit akhirnya sampai di pekarangan rumah Zalwa. Kemudian Abian dan orang tuanya keluar dari mobil, berjalan ke rumah Zalwa.

Baru memasuki rumah Abian dan orang tuanya disambut hangat oleh keluarga Zalwa.

"Mari masuk" suruh Nazwa.

Semua orang sudah duduk di ruang kelurga, Abian celingak-celinguk mencari seseorang yang beberapa hari ini ada dipikirannya.

Karena tau Abian sedang mencari anaknya, David pun menyuruh Nazwa untuk manggil Zalwa.

"Umi tolong panggilin Zalwa, kasian Abian yang dari tadi cari Zalwa" ujar David dengan kekehan, perkataan David membuat Abian menunduk malu.

Akhirnya Nazwa pergi untuk memanggil Anaknya.

"Tidak usah malu bian, Abi tau kamu sedang mencari putri abi kan" ujar David sambil tertawa kecil, bukan cuma david tapi Orang tua Abian juga ikut tertawa.

Tak lama ada dua orang perempuan yang datang, dan Abian yakin bahwa itu adalah Umi Nazwa dan Zalwa.

Abian mendongak untuk melihat siapa yang mendekat. Dan ternyata benar itu Adalah Zalwa.

Zalwa berjalan menunduk dan bergandengan dengan Nazwa. Kemudian Zalwa duduk di samping Abinya.

"Kedatangan kami kesini untuk menagih Jawaban dari khitabahnya Abian kemarin" Ucap Heru.

"Saya sebagai orang tua Zalwa menyerahkan semuanya kepada Zalwa karena yang menentukan adalah Zalwa" ujar David menatap Anaknya yang berada di sampingnya.

"Bagaimana Zalwa?" Tanya Abian dengan wajah berharap.

"Maaf sebelumnya-"

Deg

A dan Z (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang