3. # Dag dug serrr

57 1 0
                                    

Holaaa rinn kembalii nihh
Udahh 2024 ajaa ngak kerasaa bangett..
Cuuuss kitaa bacaaa atgasta dan meurahh jangan lupaa yah bintang'nya dan komennn and sekalii masukki ke perpus nya.
Hihihi><

~~~

RUANGAN... Serba putih dengan aroma yang khas akan obat-obatan rumah sakit, mampu membuat siapa pun pusing saat menghirup aromanya. Di atas sebuah Brangkar terdapat seorang wanita parubaya dengan wajah pucatnya, serta tubuh yang nampak kurus tak terawat dengan alat pernapasan di hidungnya.

"Dia.. Semakin parah." Lirih seseorang di balik pintu ruangan dengan seorang lelaki di hadapannya yang nampak fokus menatap sosok di brangkar tersebut.

Mengalihkah wajahnya menatap lelaki yang lebih tua darinya, " Jadi tindakan lo selanjutnya gimana? Gue ngak mau kalau keadaannya gini terus." Tukasnya dingin menampilkam wajah seriusnya.

Lelaki tersebut terdiam sejenak, "ngak ada cara lain selain bawanya jauh, di sana terjamin akan medisnya." Balasnya serius

"Lo yakin?"

Menganguk yakin, " Seratus persen gue yakin, gas!"

Atgasta menghela napas gusar, lalu menganguk pasrah semoga ini jalan yang baik. Ia menatap lagi ke arah wanita tersebut dengan tatapan teduhnya.

" Cepatt sembuh.. momm."

Setelah cukup puas memandang wajah ibunnya, atgasta segera menuju ke arah tak lain adalah kakak lelakinya Bagasta Stevio Muntar yang sedari tadi tengah menelpon seseorang.

"Bang.. Gue punya satu permintaan."

Bagas menatap heran adiknya, tak heran adiknya tidak pernah meminta sesuatu padanya baru kali ini ia meminta sesuatu padanya. Ia menepuk pundak atgasta dengan tatapan sombongnya.

"Apa?? Mobil? Apart? Motor?? Sebutin tinggal bilang gampang itu ma-"

"Cewe!"

Mata bagas membulat?? Gilakk nih cowok mintanya cewe ke dia. Ia menggeleng tak habis pikir akan akal adiknya ini.

"L-lo gilakk?!!"

Atgasta menatap tajam abangnya. "Gue serius bang, gue mau cewe!"

Bagas di buat shock lagi, selama ini atgasta kira tak akan suka sama yang namanya cewe bukan karna adeknya ini gay atai semacamnya tetapi, memang adiknya ini malas berurusan dengan cewe dan sekali ia mau harus di turuti.

Bagas tersenyum tipis, seraya menghembuskan napasnya pelan, " Siapa? Siapa cewenya gue ngak bisa cariin cewe sesuai kriteria lo. Susah!"

Atagasta menatap jengkel abangnya. " Siapa juga mau di cariin sama lo, ogah! Lagian gue udah dapat juga."

Mendengar hal tersebut, bagas menoyor kepala atgasta yang di tonjok tak merasakan apa-apa.

" Goblok! Terus buat apa lu minta sama gue egek?!" Emosi bagas sudah du ubun-ubunnya.

" Y-ya, gue mana tahu cara dekatin cewe."ungkapnya membuat bagas menghela napas gusar. " Terus gue minta permintaan gini supaya lo ada rencana buat dekatin gue sama tuh cewe masalanya ini cewe susah di dapatin." Tambahnya panjang lebar jika teman-temannya mendengar ini mungkin sudah di buat menlogo.

" Tolol kok di pelihara." Umpat bagas kepada atgasta.

Dan terjadilah aksi cecokan, sehingga mereka tak sadar sedari tadi ada yang mengawasi mereka.

^^^

Meurah saat ini tengah berleha-leha di atas kasurnya dengan beberapa tumpukan novel yang ingin ia baca. Berbagai macam snack terpapang jelas di matanya, membuatnya tersenyum lebar.

The Bad Boy AtgastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang