susah lupain seseorang namanya apa yah?
GAMON YAH?😌lagii di fase ini ngak sih. hahah
mending kitaa baca keuwuan atgasta dan meurah😙 hihi
happyy readinggg!!💗💗
~~~
PAGI- pagi buta Meurah sudah ada berjalan di koridor sekolah sepi itu, ia melihat-lihat sekelilingnya. hanya ada beberapa orang yang juga berjalan menuju kelas mereka begitu pun, dengan meurah. Aidphone sudah berteger di telinganya mendengar lagu-- nadin amizah yaitu Sorai, menikmatinya hingga ia sudah masuk ke dalam kelasnya. sesuai, prediksinya kosong.. ini adalah kenyaman tersendiri untuk meurah rasakan.
Matanya menatap langit di luar jendela itu nampak abu-abu mungkin akan turun hujan, pikirnya.. ia membuka sebuah buku berwarna kuning ia mengelusnya sambil tersenyum tipis. buku diary meurah.. itulah tulisan sampulnya.
ia menuliskan sesuatu di dalam sana. entahlah, hanya meurah yang tahu apa yang di tuliskan nya. setelahnya, ia segera memasukan bukunya ke dalam tasnya.
perlahan teman kelasnya sudah memasuki ke kelasnya ia tersenyum lebar kala melihat piyya yang nampak pamitan dengan rifkel--pacar piyya. ia juga sebenarnya merasa iri dengan dua seloji itu tapi, kalau di pikir-pikir ia sudah nyaman seperti ini. tidak tahu kalau nanti.
" Ciee di antar ayang bebebnyaa.." goda meurah membuat piyya tersipu malu.
piyya lantas meneplok bahu meurah, "apasi mer, kayak ngak pernah lihat aja." meurah terkekeh mendengarnya.
" gimana?? hubungan lo?" tanya piyya, meurah menyengit alisnya.
" hah? hubungan apa anjir?! gue aja ngak punya cowo." dumelnya, jenggkel.
gadis penyukai pink itu membola matanya malas, " lo ngak bisa boong sama gue. rifkel sendiri yang bilang kalau lo lagi deket sama atgasta." meurah menganga mendengar hal itu.
" What?! deket? amit-amit bajang babu ngak mau gue deket sama dia."
" jangan bilang gitu mer, kalau lo jodoh sama dia gimana?" piyya tersenyum, membayangkannya.
meurah memicing mata tajam, " mending gue sama bright dari pada sama dia!"
" awaslo! kemakan omongan sendiri." meirah mengedik bahunya.
jam pelajar pun, para murid nampak tenang selama pelajaran di mulai begitu pun dengan meurah nampak tidak lagi mengeluh karna pelajarannya.
Kringggg.. kringggg
bell Istirahat berbunyi para murid berhambur dalam kelasnya masing-masing.
" Baik.. anak-anak pelajaran ibu sudah sampai sini jangan lupa kerjakan tugas yang ibu kasih. semoga kita ketemu lagi di minggu depan. assalamu'alaikum wabarakatuh.." ujar guru di depan mengakhiri pelajarannya.
" Waalaikumsalam warahmatullahi.. terima kasih ibu!!" para murid berseru ketika guru itu akan keluar dari kelas meurah.
meurah dan piyya, membersihkan peralatan mereka. dan akhirnya, berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah merontak-rontak minta di isi. Sesampainya mereka di kantin, banyak mereka menjelajah isi kantin yang sudah penuh.
" Buset, ramai banget cok! kita duduk di mana nih?" tanya meurah, sambil terus menatap sekelilingnya.
piyya tersenyum lebar, " kita duduk aja di meja rifkel tuh.." balasnya sambil menunjuk meja rifkel dan kawan-kawannya.
gadis itu menggeleng kuat, " ngak mau gue, pasti ada gasta. malas bangett.."
piyya menarik tangan meurah menuju meja tersebut, " udah.. lo ikut aja ada gue kok." meurah menghela napas berat mendengarnya.
Sesampainya di sana, piyya melepaskan gengaman tangannya dari meurah. lalu berjalan menuju rifkel yang tengah bermain handponenya.
" Rifkell, sayang.." panggilnya membuat rifkel mendongak dan tersenyum tipis dan memanggilnya untuk di dekatnya.
" kenapa, cintaa??" tanya rifkel seketika sikap dinginnya hilang seketika. Thio dan stev mendengarya berlaga ingin muntah.
" aku mau duduk di sini, soalnya meja yang lain udah penuh." pintanya lembut, rifkel menoleh ke arah gasta meminta persetujuan. atgasta mengangguk pertanda di perbolehkan.
" boleh.. aja." piyya tersenyum lebar lantas menyuruh meurah yang sedari tadi berdiri segera duduk di kursi kosong yaitu di dekat gasta.
atgasta melirik meurah yang nampak enggan menatapnya. " tho, lo pesan gih makan buat dua cewe ini." suruh gasta, di angguki oleh thio.
" kalian berdua mau pesan apa?"
meurah menatap thio sebentar, " gue aja yang pesan sendiri. " ujarnya, segera berdiri tetapi lengannya malah di tahan oleh atgasta yang berada di sebelahnya.
" lo duduk aja, thio yang bakal pesan." thio menghela napas pelan mendengar ucapan icibosnya itu.
" hmm.. gue pesan bakso aja sama es teh." ucapnya mengalah, kalau ucapan atgasta tidak bisa di bantah menurutnya. ia juga malas untuk berdebat.
" kalau lo, piyya?" thio menoleh ke arah piyya yang lagi kasmaran dengan rifkel.
gadis itu menoleh, "samain aja sama meurah." balasnya di angguki oleh thio dan segera berlalu dari sana.
tak lama thio datang dengan nampan berisikan dua mangkok bakso. ia memberikan ke dua gadis itu dan di sambut hangat darinya.
"makasihh thio," thio menganguk dan mengedipkan matanya.
"sama-sama cantikk.." balasnya mendapat tatapan tajam oleh atgasta dan rifkel.
kedua gadis itu menyantap dengan khitmat bakso itu, sedari tadi juga atgasta tak pernah luput dari perlihatannya melihat meurah yang sudah nampak risih.
meurah menghembuskan napas beratnya, ia meletakkan sendok dan garpunya. " ngapain so lo, lihatan gue mulu. risih tahu ngak!" kesalnya menatap atgasta nyalang.
atgasta tersenyum tipis, " kege'eran lo!" ucapnya di balas tatapan jengkel oleh meurah.
" mer.. biasanya orang kalau suka lihatin seseorang nih, tandanya di suka." nibrung stev yang sedari tadi melihat interaksi kedua orang di dekatnya ini.
mendengar itu meurah terdiam sejenak, lalu menatap ke arah atgasta. "l-lo suka sama gue?" tanyanya gugup entahlah, ia merasa jantungnya terus berdegup kencang.
atgasta menyerai, lalu perlahan wajahnya di dekatkan tepat di wajah meurah. nampak tengah menahan napasnya. " kalau iya, kenapa? lo mau jadi pacar gue?" bisiknya tepat di telinga nya.
degg..
" mamaa!! gue kenapa kaku ginii cokk!!"
terlihat wajah meurah sudah memerah, bukan karna marah. tetapi, karna malu. apalagi saat ini ia jadi pusat perhatian para murid walaupun sudah sedari tadi. atgasta menjauh, meurah mulai bisa bernapas. lalu ia melemparkan tatapan tajam kepada atgasta.
"ingat yah, gasta.. gue ngak bakalan jadi pacar lo! mau lo paksa gue. gue ngak bakalan rela!" ancamnya sambil telunjuknya menunjuk wajah tampan atgasta.
lelaki itu nampak santai sambil menaikkan alisnya, "ohh ya..? emang ada cewe yang bisa menolak pesona gue? lihat aja nanti sayang.."
meurah bersedap dada, "oke! kita lihat aja nanti siapa takut!" balasnya, sambil mengalihkan pandangannya. atgasta hanya terkekeh melihat tingkah gadis itu.
"imutt banget.." lirihnya tetapi masih bisa di dengar oleh meurah walaupun samar-samar.
" apa?!" hanya di balasa gelengan, dengan senyum tipis yang terbit.
kedua interaksi itu pun, tak lupa oleh pandangan seseorang.
~~~
next???
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy Atgasta
Teen Fiction" lo, harus milih. opsi pertama lo jadi pacar gue.. atau lo jadi istri gue? " meurah kaget bukan main karna mandapatkan opsi dari seorang ketua geng yang di kenal nakal dan bringasnya. apalagi, wajah sang ketua itu mampu membuat kaum hawa menjerit...