Villain || 09

1.7K 155 7
                                    

"Apa yang kau rencanakan, Zeran?"

Zeran tidak menjawab. Matanya masih setia melihat kedepan pada pemandangan langit. Mengamati dalam diam bayangan yang menampilkan sosok Kahina dan Almore. Keduanya tidur, saling memeluk satu sama lain sebagaimana pasangan penuh cinta lainnya.

Langit cerah yang menawan, kesiur angin sejuk yang berhembus tenang, jernihnya danau di depan mata juga puluhan pohon besar yang membentang luas menjadi sesuatu yang terasa indah siang ini.

Kedamaian yang selalu dibawa Zeran di manapun Dewa itu berada.

"Kelahiran kali ini terasa berbeda dari sebelum-sebelumnya."

Crena berjalan mendekat. Ikut melihat pada apa yang dilihat Zeran. Keningnya sedikit berkerut untuk mencerna apa yang Zeran pikirkan. Ada banyak hal yang tidak bisa Crena pahami tentang Dewa di sampingnya. Pria itu terlalu rumit.

Pagi tadi pria itu memanggilnya untuk turun ke bumi. Menemani Zeran mengunjungi salah satu hutan disana.

Setelah pertengkarannya dengan Kahina hari itu, Crena kembali pada sosoknya sebagai Dewi. Tugasnya sudah selesai untuk menjaga Kahina, selebihnya, apa yang Kahina lakukan sekarang ada pada tangan gadis itu sendiri. Crena hanya menjalankan apa yang di perintahkan Zeran tanpa mendapat imbalan apapun.

Penampilannya sudah seperti semula. Bukan pagi gaun mini yang biasa dia gunakan, berubah menjadi jenis gaun berwarna putih yang menjuntai indah. Wajahnya bersinar, layaknya cahaya pagi yang menawan mata. Manik indah yang mempesona juga rambut pirang yang dimilikinya membuat sosok Crena terlihat indah.

Sayap gadis itu terbuka lebar. Membentang gagah bersama cahaya samar nan lembut yang melingkupi seluruh tubuhnya. Harum indah tubuh Crena juga suara lembut yang menghanyutkan setiap dia bicara. Terlihat berbeda dari apa yang selama ini dia tunjukan didepan Kahina.

Seratus tahun terakhir Crena ikut serta dalam pengulangan waktu yang Kahina lakukan. Zeran memerintahkannya untuk selalu ada disisi gadis itu, mengawasi setiap hal yang Kahina lakukan dalam setiap kehidupannya.

Tapi kali ini rasanya Crena tidak bisa menebak apa yang coba Zeran lakukan. Kelahiran sebelumnya, Crena hanya di perintahkan untuk mengawasi, melihat Kahina yang mengulang waktu pada saat pertama kali gadis itu menjadi tunangan Almore. Terus seperti itu selama seratus tahun dengan awal dan akhir yang sama.

Crena bersumpah jika dia mengingat jelas bagaimana wajah cerah Kahina yang perlahan berubah seiring waktu dalam setiap pengulangan itu.
Setiap tindakan Almore, Cacillia yang muncul juga detik-detik kematian Kahina, Crena ingat jelas tanpa ada yang terlupakan. Tapi untuk kali ini Crena merasa tidak bisa menebak apa yang akan terjadi.

Zeran, entah apa yang coba Dewa itu lakukan untuk menyelamatkan Kahina dari kematian.

"Takdir memiliki jalannya sendiri, Dewi. Aku hanya menjalankan apa yang menjadi tugasku sebagai Dewa seperti kalian."

"Akan berbeda situasinya jika yang mengatakan itu orang lain." Crena terkekeh. "Takdir yang kau bicarakan sekarang bahkan kau sendiri yang mengaturnya, Zeran."

Cukup lama keheningan menyelimuti mereka. Keduanya sama-sama diam menatap kedepan sebelum akhirnya Zeran mengetukan tongkatnya ke tanah, membuat bayangan Kahina dan Almore lenyap hingga menyisakan langit jernih yang indah.

Zeran membalikan badan. Menatap lekat pada Crena yang ada di sampingnya. Sosoknya sama menawannya dengan Crena. Kemancarkan kelembutan nyata seorang Dewa.

"Sudah waktunya semua berakhir. Bukankah kau juga lelah terus mengatasi Kahina? Aku hanya mencoba melakukan sesuatu untuk mengakhiri semua dengan cepat."

Damn!! I'm Become To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang