Villain || 05

2.1K 155 2
                                    

Dua minggu berlalu sejak Kahina terdampar di dunia novel. Semua sudah lebih baik. Setidaknya Kahina sudah mencoba menerima semua ke-tidak masuk akalan yang terjadi dalam hidupnya. Termasuk menerima dirinya yang bukan lagi Elian.

Selama masa pemulihan, Almore selalu datang. Beberapa kali menjenguknya untuk menanyakan bagaimana keadaan Kahina. Sebenarnya tidak ada yang serius, luka nya hanya sebatas benturan kecil semata. Hanya saja, Kahina tidak begitu tahu apa yang bisa dia lakukan maka dari itu mencari alasan jika tubuhnya masih membutuhkan istirahat.

Almore juga tidak keberatan. Pria itu dengan telaten menugaskan banyak pelayan untuk membantu Kahina selama dua minggu ini. Datang sesekali di malam hari membawakan makan malam untuk Kahina.

Pria itu bahkan tak sungkan tidur di kamar milik Kahina untuk menemani gadis itu.

Jujur saja, mendapat perlakuan manis dari seorang pria membuat Kahina sedikit luluh. Senyum dan kelembutan yang selalu Almore tunjukan di hadapannya selalu berhasil menciptakan degupan cepat pada jantung Kahina.

Gadis itu tidak mau menampik jika dia menikmati semuanya. Padahal dia tahu jelas jika semua yang Almore lakukan tidak lebih dari sandiwaramu semata. Pria itu sengaja memperlakukan Kahina selayaknya pasangan agar tetap membuat gadis itu bertahan di sisinya.

Posisi Kahina terlalu menguntungkan. Almore butuh dukungan kuat dari keluarga bangsawan sekelas Duke sebagai penyokong dalam kekuatan faksi pendukung nya.

Itu sebabnya enam bulan terakhir Almore memperlakukan Kahina dengan baik walaupun dia sendiri muak melakukannya.

"Nona?

Hera muncul dari balik pintu. Pelayan itu berjalan mendekati Kahina yang sedang berdiri di depan jendela kamar.

Udara pagi ini terasa sejuk. Jendela yang dibuka lebar membuat Kahina bisa melihat hamparan taman bunga di sebrang sana. Apa yang dilihat Kahina sekarang mendefinisikan jelas keindahan dunia kerajaan dalam dongeng.

Pelayan pelayan yang berlalu lalang juga beberapa selir dan Putri yang sedang duduk di kursi taman menikmati teh membuat Kahina merasa dimanjakan. Suasananya berbeda jauh dengan apa yang selama ini Kahina alami. Zaman modern dengan polusi menyesakan.

"Saya sudah membawa pena juga kertas." Hera menunjukan pena dan kertas di tangannya. "Anda bisa langsung menulis surat permintaan maaf resmi untuk Lady Merelin."

"Haruskah?"

"Sebaiknya begitu." Hera mengangguk yakin. "Pangeran Mahkota sudah membungkam orang-orang yang memungkinkan menyebarkan rumor tentang pertengkaran anda di pesta debutante Putri Flossie, tapi keluarga Lady Merelin bukan sesuatu yang bisa diremehkan."

"Aku tahu. Kau tidak perlu menjelaskan detailnya."

"Maka dari itu, akan jauh lebih baik jika ada juga mengikuti apa yang saya sarankan. Pangeran Mahkota bekerja keras untuk menangani hal semacam ini."

"Menurutmu kenapa Almore melakukannya?"

"Karena anda tunangannya?"

Kahina mendengus. Lagi-lagi ia harus diingatkan dengan fakta itu. Kahina melirik sekilas pada tangan Hera yang memegang pena dan kertas.

"Ya, aku tunangannya." Setelahnya Kahina berjalan menuju ranjang. Duduk disana, menatap Hera yang ikut mendekat. "Kebaikan apa yang aku buat di kehidupannya sebelumnya sampai bisa mendapatkan pria seperti Almore?"

Hera hanya tersenyum. "Akan jauh lebih baik jika anda segera menulis surat ini. Bukan hanya Lady Merelin yang menunggu permintaan maaf anda, masih ada Tuan Putri Flossie setelahnya."

Damn!! I'm Become To Be A VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang