Setelah kejadian di mobil kemarin, Om Galahad langsung mengantarku pulang tanpa berbicara apapun. Bahkan meski sepanjang perjalanan aku mencoba mengajaknya bicara sedikit-sedikit, ia justru malah menyuruhku untuk diam.
Mungkin ia masih terkejut—dan merasa bersalah. Tapi tidak apa-apa. Justru hal yang bagus, itu artinya ia mulai jatuh ke dalam permainanku. Hari ini aku libur, jadi aku punya banyak waktu untuk menggodanya lagi.
Kali ini aku sudah mempersiapkan strategi yang jauh lebih nekat. Karena posisi kamarku yang lebih dekat kearah tangga utama, jadi kalau Om Gal keluar dari kamarnya ia akan melewati kamarku dulu.
Aku membuka sepertiga celah pintu kamarku, duduk bersender di kepala ranjang sambil mempersiapkan tontonan di laptop. Tak lupa kupakai earphone supaya Om Galahad fokus dengan desahanku alih-alih suara laknat dari film porno.
Aku sempat melirik jam di pojok layar sekilas. 5 menit lagi jadwalnya Om Gal turun untuk membuat kopi. Aku lantas segera memutar film biru yang sudah didownload lalu mencari posisi nyaman di atas kasur.
Kutarik nafasku dalam-dalam, mempersiapkan diri. Ah sialan, sudah senekat ini pun masih saja aku merasa gugup. Sepertinya masih ada secercah sisa-sisa urat maluku yang belum hilang sepenuhnya.
Baiklah Briana, kendalikan diri. Lebih baik malu sekarang daripada menyesal kemudian, kalimat itu terus aku lafalkan pada diriku sendiri.
Setelah sekian menit film bokep terputar aku mulai tenggelam dalam aktivitas erotis tersebut. Di depan sana terlihat adegan persetubuhan panas antara sepasang remaja pria dan wanita dalam sebuah mobil.
Si wanita menjerit-jerit keenakan, sedangkan si pria menggeram nikmat sambil menumbuk kasar vagina wanitanya. Mulut si pria tak henti-hentinya mengeluarkan kata-kata jorok yang membuat darahku berdesir.
Sial, aku jadi teringat Om Galahad.
Tubuhku panas dingin, vaginaku mulai terasa becek dan berkedut. Aku menelan salivaku susah-susah. Satu tanganku mulai memilin payudaraku di luar tangtop, memelintir putingku yang mulai menegang sama seperti seluruh inci saraf tubuhku.
"Ahh yeahh ahh ahhh, fasterh baby,"
Di depan sana adegan perngentotan mereka semakin brutal, sama seperti tanganku yang bergerak meliar.
Aku mengusap vaginaku dari luar celana dalam. Tanganku perlahan mulai masuk, menyentuh langsung bagian lembut yang sudah basah dan berkedut di bawah sana. Aku menggesek klitorisku, memasukkan satu jari manis yang sempat membuatku berjengit.
Awalnya seperti ada sengatan listrik. Cukup perih, namun lama-lama menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa.
"Nghhh," aku melenguh tanpa sadar, diberangi suara desahan lain dan suara persetubuhan yang masih terputar di earphoneku.
Kurasakan jariku semakin mudah keluar masuk karena cairan yang semakin banyak. Maju mundur, keluar masuk, setiap pergerakan jemariku terasa begitu nikmat. Mataku kini terpejam, fokus dengan aktifitasku di bawah sana.
"Ahhh, nghhh, ahhh," desahanku semakin tak karuan saat pergerakan jariku semakin cepat.
Tak peduli lagi dengan tontonan di hadapanku, fokusku kali ini hanya untuk mengejar pelepasan saat vaginaku semakin berkedut dan becek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Tension
Romance❗Mature Story | 21+ Briana tak sadar kalau ia memiliki perasaan pada Omnya sendiri. Sampai kemudian saat Om Galahad memperkenalkan seorang calon istri─ia nekat melakukan segala cara untuk mengikat laki-laki tersebut. Bahkan meski dengan cara paling...