Saat yang paling aku sukai adalah waktu akhir pekan di penghujung bulan. Tepatnya ketika keluarga besar Papi mengadakan liburan bersama. Waktu Opa masih hidup, biasanya beliau yang akan menentukan destinasi liburan kami.
Namun karena sekarang ia sudah meninggal, jadilah semua anak-anaknya bersepakat di grup keluarga.
Ngomong-ngomong, Papiku adalah anak sulung dari 4 bersaudara. Banyak sekali bukan?
Adik keduanya Tante Mytha, ketiga Tante Jocelyn. Dan yang terakhir Om Galahad. Satu-satunya adik Papi yang belum menikah.
Sebenarnya Om Galahad itu bukan saudara kandung Papi. Dulu setelah Oma meninggal, Opa menikah lagi dengan seorang wanita yang membawa satu anak. Dan anaknya itulah Om Galahad.
Tapi meskipun Omku hanya saudara tiri, namun ia sangat dekat bersama keluarga Papi yang lain. Mungkin karena mereka sudah tinggal bersama sejak kecil, jadi terlihat seperti saudara sekandung.
Aku saja baru tahu kalau Om Galahad hanyalah Om tiriku saat SMP kemarin.
Om Gal: Kamu ikut dateng hari ini gak, Bri?
Saat tengah kerepotan memakai sepatu, aku langsung berhenti begitu melihat pop-up notifikasi dari Om Galahad. Senyumku seketika merekah lalu buru-buru aku menyambar ponsel diatas nakas tersebut.
Briana: Gas dong, Om. Yakali gak kuy. Lumayan bisa absen les piano hehe.
Om Gal: Mantap nih beliau yang satu ini👍
Seketika aku terkekeh ringan membaca pesan dari Om Galahad. Sebenarnya bukan karena bisa libur les piano amat. Aku tidak masalah tetap di rumah daripada harus liburan dengan keluarga besarku yang ribetnya mengalahkan pasukan 212.
Hanya saja karena ada Om Galahad, aku jadi semangat setiap kali ada vacation keluarga.
Hubunganku dengannya memang amat sangat dekat. Padahal kemarin ia baru merayakan ulang tahun yang ke 36, tapi jiwanya amat sangat santai, bung. Beda dengan orang tua kebanyakan.
Kami punya selera film yang sama, selera musik, bahkan sampai ke pandangan politik. Hampir setiap bertemu banyak sekali pembahasan yang bisa kami bicarakan. Kalau diibaratkan, Om Galahad itu seperti Sesha dan Ivy. Dua ceesku yang sudah seperti kembar siam di sekolah.
Oh iya, hari ini akhirnya kami sepakat untuk pergi ke Labuan Bajo. Untuk akomodasi keberangkatan, Papiku akan sediakan private jet miliknya. Sedangkan untuk penginapan nanti kami akan memakai salah satu resort pribadi milik Om Galahad.
Begitu sampai di heliport, senyumku langsung merekah sempurna begitu melihat keluarga besar Papi yang sudah berkumpul. Ada Om dan Tanteku juga beberapa sepupuku yang lain. Dan jangan lupa, Om Galahad.
Namun perlahan senyuman lebarku luntur saat menyadari sesuatu. Om Galahad tidak sendirian. Ada seorang perempuan cantik yang berdiri di sampingnya.
Mereka saling merangkul tangan. Begitu serasi, seperti pasangan harmonis.
"Wah, ini pacarmu itu Gal?" Tanya Papiku sambil melirik wanita tersebut sekilas.
Telak, ucapan Papi berhasil membuat wajahku pucat pasi. Entah kenapa mendengar kata pacar untuk Om Galahad membuat perasaanku tidak nyaman.
"Iya, Mas, kenalin ini Yasmin. Yasmin, ini Mas Jeffry. Dan ini istrinya Mbak Vanya." sahut Omku mengenalkan mereka bertiga.
"Halo Mas, Mbak, saya Yasmin." Ucap wanita bernama Yasmin itu sambil menjabat tangan Papi dan Mami bergantian. "Makasih banyak ya, Mas, Mbak, udah diizinin gabung,"
"Iya, nice to meet you. Santai aja, Yas. Enjoy your time, gak usah sungkan-sungkan nanti," ujar Papiku sambil tersenyum ramah.
"Eh denger-denger kalian udah ada rencana merit ya?" Tanya Mamiku menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Tension
عاطفية❗Mature Story | 21+ Briana tak sadar kalau ia memiliki perasaan pada Omnya sendiri. Sampai kemudian saat Om Galahad memperkenalkan seorang calon istri─ia nekat melakukan segala cara untuk mengikat laki-laki tersebut. Bahkan meski dengan cara paling...