Haloooo guyssss, gimana kabarnya nih?
Kembali lagi bersama cerita Atala ....
Semoga kalian suka dengan ceritanya yahhh,dan mohon saran dan kritikannya, agar bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagii
Selamat membacaaaa guys.🙌🙌
Arunika menembus kain gorden kamar yang bernuansa hitam putih, binar yang masuk berhasil membangunkan Gadis cantik yang tertidur lelap. Tak terasa sudah pagi lagi, Atala bangun dari tempat tidurnya tak lupa untuk berdoa terlebih dahulu,lalu merapikan tempat tidurnya. Selesai itu ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, meskipun masih libur begini ia tidak akan bangun terlambat lebih dari jam 6:30 menurutnya jam seperti itu masih pas dikatakan bangun pagi-pagi sekali.Setelah selesai mandi ia mengenakan Celana pendek dan baju kaus abu-abu, setelah itu menyisir rambut panjangnya dan diikat rapi. Setelah selesai merapikan diri Atala turun ke ruang makan, sebelum ibunya memanggil ia turun sendiri niatnya ingin membantu sang mama menyiapkan sarapan pagi ini.
" Selamat pagi mama" dengan penuh
senyuman yang ceriah ia menyapa sang ibu."
Mahhhh dijawab donkkk."sang ibu menjawab meskipun tak menoleh ke arah putrinya." Atala kamu nggak liatt mama lagi masak, bukannya bantuin malah teriak-teriak."
Bukanya balasan yang hangat justru dia malah dimarahi, padahal niatnya baik, apa salahnya coba jika sang mama menjawab dirinya dengan baik-baik, lagipula dirinya juga berniat untuk membantu.
" Maaf maa, Apa yang harus Atala lakukan untuk membantu mama."
Meskipun kecewa tapi Atala tidak boleh menunjukkannya ini masih pagi, mungkin saja mamanya sedang bad mood.
" Semuanya sudah selesai, Sekarang kamu panggil Aleta sama Abang kamu Marvel untuk sarapan."
Atala mengangguk,lalu berlari kecil menuju kamar saudari kembarnya dan Abang kesayangannya untuk sarapan bersama.
Jika ditanya kemana ayah mereka, maka jawabannya ada di jakarta sedang mengurus bisnis yang sedikit bermasalah Di sana.
Atala mengetuk pintu Aleta,namun tak kunjung dibukanya, Atalapun berteriak berharap si pemilik kamar membuka pintu.
" Woeeeee Aleta bangun udah jam segini juga, mama udah tunggu dibawah buat sarapan."
Aleta yang belum siap bangkit dari tidurnya merasa terganggu dengan teriakan Atala, segera ia bangkit membuka pintu dengan wajah malasnya." Bisa nggak sihhh, ngga usah pake teriak-teriak segala, lama-lama bisa budek."
" Makanya Kalau orang udah ketuk baik-baik bangun, jangan kayak kebo Mulu."
" Apa maksud lho ngatain gue kebo, kalau nggak niat bangunin gue mendingan ngga usah."
" Sensii bangett sihh, gua kan niatnya baik mau bangunin lho buat sarapan, lhonya aja yang kelamaan bangun, kasian mama dibawah udah tunggu dari tadi."
" Terserah dehhh, mending lho turun duluan sebelum gua marah lagi."
Atala melangkah pergi dari hadapan Aleta,lalu menuju kamar Abangnya.ternyata Marvel membuka pintu kamarnya sebelum Atala sempat mengetuk, tampak sang Abang yang sudah bersih dan wangi.
" Selamat pagi Abang Marvel ."
Bukanya membalas, Marvel justru langsung berjalan mendahuluinya. Atala sudah berusaha menjadi adik yang baik,tapi tetap saja yang paling baik Dimata semua orang hanya Aleta, miris sekali dirinya.
Suasana rumah pagi ini sangat tenang,tak ada yang berani bersuara kecuali terdengar dentingan sendok. hingga akhirnya mazela, ibu dari 3 anak itu bersuara memecahkan keheningan, setelah mereka semua menyelesaikan acara makan-makan.
Keluarga Pratama memiliki aturan tersendiri saat makan bersama,tidak ada yang boleh bersuara, kecuali jika Dikta Pratama atau kepala keluarga di keluarga Pratama ini buka suara, mereka sangat mengedepankan kedisiplinan dan menghargai setiap aturan yang ada, bahkan sekeras apapun aturan yang Dikta buat semua harus menuruti.
" Atala Aleta, Minggu depan pendaftaran sekolah sudah akan dibuka, jadi mama harap untuk Atala harus terima keputusan papa Dan mama, kamu akan sekolah di SMA negeri 1 Bandung ambil jurusan IPA,tidak ada penolakan dan untuk Aleta kamu sekolahnya di Bima sakti terserah mau ambil jurusan apa."
Atala tercengang mendengar keputusan sang mama, mengapa dirinya tidak bisa memilih apa yang ia inginkan sedangkan Aleta bisa sebebas-nya memilih, bahkan dia dia bisa sekolah di sekolah swasta sedangkan dirinya di sekolah negeri.
Meskipun Atala tak mempersoalkan sekolahnya itu swasta atau negeri intinya dia akan memilih jurusan IPS.
" Maa,ini maksudnya apa? Kalian menuntut aku sejak kecil untuk jadi hebat, sedangkan Aleta bisa seenaknya memilih, apa bedanya atala dengan Aleta?, Dari dulu selalu begini,kalian semua paksa Alata menuruti segala kemauan kalian."
" Atala jaga bicaramu, belajar sopan santun beraninya dirimu menjawab mama dengan nada tinggi, harusnya bersyukur masih bisa sekolah."
Sayang sekali Atala selalu salah Dimata anggota keluarga dirgantara, ia tidak mengerti mengapa dirinya selalu dibedakan dengan Abangnya dan saudari kembarnya.
" Kaaa apa aku salah?, kalian bebas memilih sedangkan aku tidak pernah diberikan kesempatan."
Nada suaranya terdengar kecewa.
" Atala ini semua demi kebaikan kamu, mama mau kamu menjadi dokter, tinggal setuju saja apa susahnya?"
Sejujurnya ada hal yang disembunyikan mazela, hal yang tidak akan mungkin ia ungkapkan.
" Maaa dari dulu alasannya selalu sama demi kebaikan Atala, tapi kalian nggak mikir apa itu baik menurut aku?"
Belum sempat melanjutkan satu tamparan melayang di pipi mulusnya. Dan pelakunya adalah mamanya sendiri.
" Berani'kamu membantah hah?, Siapa yang ajarin kamu untuk melawan hah?. Tinggal katakan iyaaa begitu sulitkah?."
Ditampar? Rasanya sakit sangat sakti apalagi yang melakukannya adalah ibu sendiri, yang merupakan malaikat tak bersayap bagi anaknya, itulah yang Atala rasakan sekarang, sakit dari Tamparan itu tak sebanding dengan sakit dihatinya. Tanpa peduli dengan ibunya yang memarahinya habis-habisan ia melangkah pergi meninggalkan Mazela Marvel dan Aleta.
" Atala berani' kamu sekarang."
Mazela masih berteriak memarahi putrinya. Aleta lalu mendekati sang mama.
" Udahh Maaa, Jangan marah-marah lagi biarin aja si anak kurang ajar, makin gede malah makin ngelunjak, lebih baik mama tenangin diri dulu yahh."
" Aleta antar mama masuk kamar, biar Atala aku yang urus, dia harus dikerasin Kalau dilembutin nanti makin ngelunjak". Ucap Marvel menyuruh adiknya.
Tidakkah mereka memikirkan perasaan Atala, ketika setiap saat selalu disalahkan dirinya tak pernah benar Dimata mereka, tidak pernah diberikan kesempatan untuk memilih bahkan di tanya apa yang ia inginkan. Atala hanya seperti benalu di keluarganya. Ia selalu bertanya tanya apa kesalahannya hingga ia seperti dilakukan berbeda dari Abang dan Saudari kembarnya.
Atala lari menuju kamarnya, ia mengunci pintu lalu duduk sambil memeluk lututnya, Sekarang dirinya menangis,tidak peduli dengan Marvel yang terus memanggil namanya, atala tau dia bukan datang untuk menenangkannya tapi untuk memarahinya.
Gimana nihhh part 2?
Kalau ada yg kurang harap dimaklumi soalnya pemula wkwwk🤣
Semoga sukaaaaa
Mau lanjut part 3?
KAMU SEDANG MEMBACA
Atala [ REVISI ]
Teen FictionKisah Atala yang hidupnya penuh luka. Kalian tau bagaimana rasanya dibuat terluka oleh orang-orang yang kita anggap rumah. "Apakah kalian pernah merasakan hal yang paling menyakitkan, yaitu Disalahkan saat kita bersuara atas rasa sakit". " Dianggap...