Tidak Adil

100 18 4
                                    

Heloo guyssss
Kembali lagi di cerita Atala, gimana nihh ceritanya nyambung ga dari part 1 sampai part 3,
Semoga kalian sukaa yahh.
Dan Jangan lupa untuk vote kalau ska cerita ini
Dan Selamat membaca di part ini yah🙌🙌🙌


Hari adalah hari yang sangat dinantikan Atala dan Aleta, sepertinya anak-anak seumuran mereka juga merasakan hal yang sama , karena hari ini hampir semua sekolah menengah atas membuka pendaftaran untuk penerimaan murid baru. Atala sudah bersiap-siap, segala berkas yang dibutuhkan pun sudah ia siapkan, dan yah ia menyiapkan semua itu sendiri.

Berharap orang tuanya akan mengurusnya itu kecil kemungkinan. Karena kedua orang tuanya hanya sibuk untuk mengurus pendaftaran Aleta putri Kesayangan di keluarga Pratama. Setelah semuanya telah siap dan Atala juga sudah sangat rapi. hari ini ia mengenakan baju putih dan rok sedikit Pendek, sangat terlihat feminim, apalagi rambutnya yang dibiarkan terurai.     

  Atala turun ke ruang makan dan ternyata disana keluarganya sudah mulai sarapan sambil tertawa ria. Padahal Tak biasanya seperti ini karena aturan keluarga Pratama saat makan yah makan tidak ada yang boleh berbicara kecuali atas perintah Dikta Pratama. Atala melihat keluarganya begitu bahagia meskipun tanpa ada dirinya bersama mereka.

Atala berusaha untuk biasa saja , pemandangan seperti ini sudah biasa keluarganya biasa saja tanpa ada dirinya. Ia menghampiri keluarganya untuk ikut sarapan bersama.

" Selamat Pagi ayah,bunda, bang Marvel, Aleta."
Sapa Atala ramah, tapi sayangnya tidak ada yang peduli.

" Ehhh ada Atala nih, kirain ngga mau makan bareng."Tiba-tiba Aleta menoleh melihat Saudari kembarnya yang berdiri Disampingnya .

" Atala duduk."

Perintah sang Ayah. Atala pun ikut duduk bersama keluarganya, meskipun mereka sudah hampir selesai sarapan.

" Atala kamu pergi sendiri yah untuk pendaftaran sekolah, soalnya Ayah sama ibu kamu mau nganterin Aleta."

Atala sedikit kecewa mendengarnya, padahal dirinya sudah sangat berharap agar bisa pergi bersama orang tuanya.

" Emang nggak bisa yah Kalau Salah satunya temenin Atala pergi ?"

" Enggak bisa, lagi pula kamu kan udah biasa sendiri, jadi hari ini biar supir aja yang nganterin."
Jawaban ibunya semakin membuat Atala sedih, seharusnya ia tidak usah berharap, karena memang ibunya benar ia sudah terbiasa sendiri Melakukan segalanya.

" Kalo bang Marvel bisa kan?, hari ini kan bang Marvel masih libur jadi bolehkan?"

Marvel terkejut mendengar namanya disebut, sejujurnya ia mau mengantar adiknya, tapi itu tidak ia lakukan.

" Ngga bisa, gue mau keluar sama temen-temen gue, lagipula ada supir yang antar jadi nggak usah manja sama gue."

Sudah diduga Abangnya juga tidak akan mau mengantarnya. Sakit sekali rasanya saat semua orang yang ia anggap rumah mengabaikannya. Bahkan ketika selesai sarapan keluarganya tidak peduli bagaimana perasaan Atala. Mereka pergi begitu saja, tanpa memikirkan bagaimana kecewanya Atala dengan mereka. Atala hanya bisa diam lalu kembali menyantap makanannya.

  Sesekali ia menoleh ketika Aleta sangat diperlakukan dengan baik layaknya seorang putri. Ia beruntung bisa ditemani kedua orang tuanya. Bahkan ayahnya rela meninggalkan pekerjaan kantor, untuk menemani Aleta pendaftaran sekolah. Sedangkan Atala diabaikan,sungguh miris nasibnya.

" Ayo Atala semangat, harus tetap bersyukur Ayah sama bunda masih suruh supir untuk antar daripada pergi sendirian kan. Jadi semangat untuk hari ini."

Atala hanya bisa berusaha meyakinkan dirinya sendiri dan kembali melanjutkan sarapannya.

Atala [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang