salahku apa?

83 4 1
                                    

Tidak ada yang benar-benar tulus
Semua akan berubah pada saatnya tiba.

_Atala_

...Kembali ketika matahari masih berada di atas cakrawala dan memberikan cahaya terang. Ah ini lebih tepatnya senja.
Hal yang selalu Atala nantikan, kalau bukan senja pasti langit malam yang penuh bintang.
Sekarang Atala sedang berada di Pantai, menikmati menikmati indahnya Senja, yang perlahan akan tergantikan warnanya, atau malam akan tiba membawa ketenangan.

Atala merasa lelah, setiap saat selalu disudutkan. Sejak SMP dirinya selalu dibandingkan dengan Aleta, Untung saja ia masih memiliki teman-teman yang peduli, jikalau tidak ia selalu di bully oleh teman sekolahnya.

Ia selalu dibandingkan karena Aleta selalu menjadi School star, Aleta selalu berhasil menjadi juara, selalu berhasil memenangkan olimpiade matematika.
Sedangkan Atala, dianggap bodoh karena tak bisa apa-apa.

Hal yang selalu Atala ingat ketika dulu seorang siswi mengatakan " gue sih nggak yakin, kok bisa Atala jadi saudari kembarnya Aleta. Aleta pintar,cantik dan selalu berhasil membanggakan dengan segala hal yang dimilikinya. Kak Marvel juga gitu, kok Atala beda yah?"

Perkataan siswi itu tiba-tiba terngiang-ngiang dipikiran Atala, sepertinya apa yang dia katakan saat itu benar adanya.

Dan Sejak saat itu pula Aleta, semakin menjauh dengan Atala, apa yang dikatakan semua orang itu benar, Atala tidak pantas dianggap kembaran Aleta. Karena dia anak yang bodoh berbeda dengan Aleta dan Marvel.
Apalagi sikap Keluarga Mereka yang seolah tak menerima kehadiran Atala, membuat Aleta semakin yakin harusnya memang Atala tak perlu ada atau bahkan tak harusnya ada.

"Gue nyesel banget punya kembaran kayak lo Atala, ngga pernah bikin bangga. Sekeluarga juga nggak pernah peduli dengan kehadiran lo, dan Sepertinya memang pantas. Harusnya mama hanya melahirkan ku saja, karena punya kembaran bodoh dan sangat membangkang seperti mu itu memalukan."

Perkataan Aleta siang tadi sangat menyayat hati Atala. Apakah hanya karena dirinya bodoh, dirinya tak diharapkan untuk ada?
Atala sudah berusaha untuk menjadi pintar seperti Marvell dan Aleta, dia sedang berusaha untuk itu. Harusnya mereka menghargai dan mendukung usahanya, bukan setiap saat membandingkan dirinya dengan pencapaian orang lain.

Atala hanya terus menangis,menatap laut dengan tatapan kosong. Dia seperti dibunuh secara perlahan dengan setiap perkataan tak mengenakan dari keluarganya, orang-orang yang biasa menyebut keluarga sebagai rumah untuk berpulang, tapi apakah mereka pantas disebut rumah?
Itu hanya berlaku bagi Atala, karena memang kehadirannya tak diinginkan ditengah keluarganya.


Atala masih tak ingin pulang dia ingin menikmati malamnya di Pantai ini, dia ingin melihat bintang lebih lama lagi di pantai saat ini.

Namun saat sedang ingin duduk handphone Atala bergetar, artinya ada yang menelfon.
Atala lalu mengambil benda pipihnya dari tas, dan ternyata ibunya yang menelfon.

"Mama, telvon. Untuk apa yah?"
Gumamnya yang langsung mengangkat telvon dari ibunya itu.

"Wahh mentang-mentang sudah SMA, udah mulai keluyuran kamu Atala." Ucap Mazela ibunda Atala.

Betapa terkejutnya Atala yang langsung mendapat bentakan dari sang ibu.

"Maaa aku nggak keluyuran,aku cuman ke panti aja." Jawab Atala lembut.

" Alasan pasti pergi sama laki-laki, pulang sekarang udah malam begini masih keluyuran bukanya belajar biar otakmu itu pintar."

Kasar sekali dengan anak sendiri,
Padahal Atala baru bisa menenangkan dirinya dari perkataan Aleta siang tadi , Sekarang ibunya berkata demikian.

Atala [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang