Duchess

32 3 0
                                    

Sebuah pesta mewah berlangsung di kediaman Duchy dalam rangka penobatan Lady Vale menjadi seorang Duchess, pesta itu di adakan sangat meriah banyak bangsawan yang menghadiri Pesta tersebut termasuk Kaisar yang hampir tidak pernah hadir dalam pesta apapun.

"Duchess Vale terlihat sangat cantik."

"Lihatlah iblis itu, dari lahir dia memang terlihat seperti monster."

"Kau benar tampilan nya sangat berbeda dengan Duke atau Duchess terdahulu."

"Rambut hitamnya itu sangat mengerikan."

"Dia terlihat seperti penyihit."

-

"Tumben kau mau datang ke pesta seperti ini."

Kenneth Matthew sahabat sekaligus tangan kanan Kaisar.

"Hanya penasaran," balas Arsenio sambil tersenyum miring, dirinya lalu berjalan ke depan untuk menghampiri seseorang.

Vale kini terlihat muak dengan segala omong kosong bangsawan yang sedang menjilat padanya.

"Saya harap kita bisa berteman baik Duchess," imbuh lady yang kini menghampirinya.

Vale dengan cepat menormalkan ekspresinya dan tersenyum manis, dia tentu tau siapa lady di depannya 'Hellena Margareth' anak dari Marquess Haidar yang memiliki bisnis pertambangan emas bahkan tambang emas nya termasuk ke dalam 6 besar jajaran terbesar di Kekaisaran.

Bukankah ia harus mendekatinya?

"Tentu lady kita bisa berteman baik dan dekat..."

"Dekat dengan hartamu yang berharga," lanjutnya dalam hati.

Hellena tersenyum manis menanggapinya "Saya akan bergabung dengan yang lainnya, selamat atas gelarmu itu Duchess."

"Terimakasih Lady saya harap anda bersenang-senang." Hellena mengangguk lalu pergi dari sana, Vale mengembalikan ekspresi wajahnya menjadi datar seperti semula.

"Waw kau pasti mengincar emasnya," cibir Ashel.

"Kau harus belajar dengan hal itu, berteman lah dengan orang yang berguna bukan dengan orang yang akan membebani mu, kita harus realistis adikku tersayang."

"Tapi Kak kita tidak bisa memandang apapun dalam memilih teman, teman itu harus tulus kak tidak semua harus dari orang yang berada dan gelar tinggi," balas Ashel tak setuju dengan ucapan kakaknya.

"Terlalu naif."

Tak lama seseorang datang menghampirinya.

"Saya yakin sekali Duchy akan semakin maju jika di pimpin oleh anda," ujar Lady yang datang menghampirinya.

"Kau pikir bangunan ini bisa berjalan?" Vale memutar bola matanya malas, sedangkan lawan bicaranya kini menjadi kikuk, Vale tau Lady di depannya merupakan anak dari Barron Jack yang saat ini hampir bangkrut.

"S-sepertinya banyak yang sudah menunggu sekali lagi saya ucapkan selamat kepada anda Duchess." Orang itu tersenyum manis lalu pergi dari sana.

"Orang seperti itu tidak berguna, sebaiknya catat baik baik dalam otakmu," ucap Vale pada adiknya, sedangkan Ashel hanya mengangguk pasrah.

"Sial senyumnya membuat ku ingin mual."

"Waw bukan kah Duchess baru kita terlalu kejam." Arsenio datang bersama Kenneth untuk menghampiri Vale yang kini terlihat tambah kesal.

Ashel membungkukkan sedikit tubuhnya "Terimakasih telah bersedia datang di pesta sederhana ini Kaisar," ujarnya.

"Tentu Putri pesta ini bahkan sangat sempurna."

"Selamat untukmu Duchess, selamat atas kematian kedua orang tuamu," imbuhnya.

Vale tersenyum manis "Terimakasih Kaisar berkat anda saya sekarang memiliki banyak harta dan gelar yang sangat berharga, secepatnya saya akan membalas kebaikan anda."

"Dengan kematian," lanjutnya dalam hati.

Arsenio terlihat tidak puas dengan jawaban yang ia dengar "Sikap mu itu cukup menarik Duchess, terlihat mengerikan," ujarnya meremehkan.

"Dasar Kaisar brengsek," batin Vale.

Kenneth yang melihat situasi semakin panas kini mencoba mencairkan suasana.

"Selamat Duchess Vale saya percaya anda bisa menjadi Duchess yang baik dan setia."

Vale menatap sinis Kenneth yang secara tidak langsung malah menyinggunnya ucapannya terlihat sedang menyindir kedua orang tuanya yang telah berkhianat.

"Terimakasih atas perhatiannya tuan Kenneth saya akan setia kepada Kekaisaran seperti anda yang setia kepada Kaisar, bahkan kalian terlihat sangat dekat."

"Kau menuduhku menyukai sesama jenis?" kesal Arsenio.

"Maaf saya tidak bermaksud, t-tapi saya pikir Kaisar belum menikah karena eum... " Vale sengaja menggantungkan kalimat nya.

Arsenio mengepalkan tangannya "Lihat apa yang terjadi atas keberanianmu itu Duchess." Arsenio lalu berjalan pergi dari sana.

"Kaisar kakak saya tidak bermaksud seperti itu." Ashel menatap khawatir punggung Arsenio yang mulai menjauh.

"Tolong maafkan sikap kakak saya tuan," ujarnya pada Kenneth.

"Tentu putri, saya juga meminta maaf atas sikap Kaisar," setelah mengucapkan hal itu Kenneth lalu beranjak pergi dari sana.

"Kak bukankah hal itu bisa membahayakan mu bagaimana jika Kaisar membunuhmu?"

"Berarti aku akan mati," jawab Vale seadanya.












JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
TERIMAKASIH BANYAK.

daímonesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang