Detak jantung tak beraturan serta napas memburu membuat gadis itu merasakan sedikit sesak pada dadanya. Ia bahkan tidak bisa bernapas melalui hidungnya lagi, melainkan melalui mulutnya. Keringat dingin mulai membasahi permukaan kulit putihnya, juga kekuatan kakinya yang mulai melemah. Ia meraba-raba dinding untuk sekedar menopang berat tubuhnya, perlahan dia berjalan mendekati pintu toilet yang tertutup, memastikan orang-orang yang mengejarnya telah pergi menjauh.Gadis berparas ayu yang sering mencuri perhatian para lawan jenisnya itu, buru-buru meninggalkan toilet yang berada di bandara. Ia mengurungkan niatnya untuk lebih masuk ke dalam bandara karena rencananya ketahuan. Orang-orang dari keluarga Kalingga bahkan sudah berkeliaran di dalam sana. Langkah terburu-burunya melintasi ramainya bandara, menyelinap membaur dengan orang-orang bandara. Dia bertujuan untuk menghampiri taxi yang sudah dia siapkan sebelum, berjaga-jaga jika rencananya gagal, dan benar saja.
Dengan menyeret sebuh koper, wajah tegangnya tampak melentur sedikit setelah lolos keluar dari bandara. Kini dia berlari kecil menghampiri taxi yang berada tidak jauh lagi dari tempatnya berdiri tadi. Namun seperti sekelebat bayangan hitam menerjang tubuhnya, dia memekik terkejut kala dirinya terangkat ke udara, sontak tangan yang tadinya menggenggam sebuah koper, kini bertengger pada sebuah lengan yang melingkar di perutnya. Ia membeku, aroma parfum yang familiar menusuk indera penciumannya.
Ia menatap ke bawah dengan sendi-sendi yang melemah. Lagipula apabila dia berteriak meminta tolong maka hasilnya akan nihil, karena orang-orang tahu hubungan kedua pewaris itu bukan hanya sekedar hubungan biasa. Ditambah orang-orang bawahan Kalingga yang ikut mencarinya ke bandara begitu banyak, kini derap langkah mereka terdengar gaduh mengiringi pemimpin mereka.
Tubuhnya yang lemas hanya terdiam duduk di samping lelaki yang ingin sekali dia hindari. Ditambah aura mencekam terasa begitu kuat memenuhi mobil yang mereka tumpangi. Lelaki ini terasa asing, tidak lagi ia kenali seperti semasa mereka masih kuliah tahun lalu. Padahal laki-laki ini adalah sandarannya satu-satunya, tetapi sekarang dia merasa takut. Memikirkan semua hidup tinggal satu atap sudah membuatnya frustasi.
Bagaimana kalau lelaki ini melayangkan tangan padanya? Ia merasa hidupnya hampa, tidak ada tujuan, terkurung dalam kuasanya. Rasanya dia tidak sanggup jika harus seumur hidup dalam situasi tersebut.
~🍃~
Jeno Kalingga
&
Selena Triya WirakmaOther Cast
Jevian Kalingga
Geya Ayu Sanjaya
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed || JenRina ^ Revisi
RomanceSelena terjebak dalam belenggu lekaki yang tadinya adalah satu-satunya teman laki-laki yang selalu menjadi sandaran Selena, kala dirinya berkonflik dengan kedua orangtuanya maupun para lelaki yang sering menyakiti perasaannya. Dia tampak diam, namun...