Selena - 15 🕊️

696 53 0
                                    

Jeno turun ke bawah memeriksa keperluan apa saja yang digunakan istrinya untuk membersihkan dirinya. Di dalam mobil setelah memeriksa barang bawaan Selena, Jeno mencari gambar beberapa produk yang Selena gunakan untuk dibeli sekarang. Dia tidak bisa pergi meninggalkan istrinya dalam keadaan seperti itu, jadilah memanggil beberapa orang untuk dimintai tolong, briefing dadakan itu terjadi secara singkat, setelahnya mereka berpencar mencari produk lengkap dengan gambar sebagai contoh. 

~🍃~

Jeno duduk di ruangan tidak jauh dari kamar. Menunggu orang-orangnya yang sibuk di luar sana. Hingga satu persatu mereka kembali dengan menenteng paper bag sesuai dengan pesanannya. Setelah barang-barang itu lengkap, Jeno masuk kembali ke dalam kamar. Ia lihat istrinya itu bergelung di dalam selimut, sepertinya tampak tertidur.

"Len?" Jeno duduk di sisi ranjang. Mengelus pucuk kepala Selena membuat Selena melenguh pelan merasa terganggu. "Ayo bersihkan dirimu."

Selena menggeliat pelan sebelum mendudukkan dirinya. Matanya yang setengah terbuka itu menyipit melihat cukup banyak paper bag tergeletak di lantai. Ah, laki-laki boros ini belum apa-apa sudah mengeluarkan uang cukup banyak.

"Aku bisa sendiri." Kata Selena menghentikan tangan Jeno yang terulur ingin mengambil paper bag itu.

"Aku tunggu di luar." Ujar Jeno. Lebih baik istrinya itu memiliki ruang untuk meredakan rasa kesalnya.

Jeno menunggu cukup lama terbukti dengan hari yang semakin siang, padahal tadi keduanya meninggalkan rumah sekitar jam sembilan pagi. Jeno lirik jam pada ponselnya ternyata hampir jam satu siang. Kegiatan tadi serta waktu untuk Selena bersiap-siap kembali memang lumayan memakan waktu.

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka menarik perhatian Jeno. Di depan pintu istrinya berdiam diri dengan kedua tangan penuh menentang paper bag. Segera Jeno menghampiri Selena, mengambil alih sebagian parper bag yang ia pegang di satu tangannya, lalu tangan satunya lagi menarik tubuh Selena masuk ke dalam pelukannya. Ada rasa bersalah menyeruak dalam dada Jeno melihat suasana hati Selena masih buruk.

Helaan napas terdengar dari Selena membuat Jeno melepaskan pelukannya, takut saja Selena sedang tidak ingin dipeluk. Selena mendongak sebentar memandang Jeno yang memasang ekspresi tertekan. Tanpa kata Selena menggenggam tangan Jeno, menariknya untuk segera pergi.  Sampai di halaman di mana mobil terparkir, Selena meletakkan barang-barang ke kursi belakang, juga merebut yang ada di tangan Jeno sekalian.

Melihat Selena yang sudah masuk ke mobil buru-buru Jeno ikut masuk juga. Ia membunyikan klakson mobilnya sekali sebelum keluar dari halaman rumah. Jeno mencari tempat strategis juga menyediakan makanan serta minuman kesukaannya istrinya itu berada. Berada di distrik yang terkenal dengan tempat yang menyuguhkan banyak brand mewah membuat Jeno menahan diri untuk tidak mampir dengan fokus pada tujuannya.

Mobil mereka berhenti di salah satu bangunan yang sudah terkenal, lebih lagi menu kesukaan Selena sangat enak di sini. Selena yang melihat itu segera keluar dari mobil. Satu menu di otaknya sudah tercetak jelas, lidahnya bahkan tidak sabar untuk mencicipi makanan atau minuman yang khas dengan warna hijau itu. Kepala Selena bahkan sudah menoleh menatap Jeno yang baru turun dari mobil. Matanya seakan berbinar-binar, itulah yang ditangkap oleh Jeno.

"Eh tapi, kita belum reservasi." Selena seketika lesu. Gagal dong menikmati kesukaannya.

"Aku sudah reservasi kok. Ayo masuk." Selena hanya mengedipkan matanya mendengar itu. Kapan Jeno melakukannya?

Dan ya benar saja, mereka mendapatkan kursi kok, terus menu kesukaannya juga sudah tersaji di depan matanya. Senyum Selena mengembang merasakan lelehan matcha pada lidahnya. Jeno yang melihat itu ikutan tersenyum, tidak sia-sia mengeluarkan cukup banyak uang untuk reservasi dadakan yang ia lakukan, sebenarnya tidak bisa disebut reservasi juga sih. Dengan sedikit kebohongan dia mengatakan kalau istrinya tengah mengidam, dan didukung pula dengan Selena yang tampak gelisah dan terlihat sedih tadi.

~🍃~

Sekitar jam tiga sore barulah keduanya beranjak membelikan hadiah untuk baby Jisa. Pilihan Selena jatuh pada store khusus bayi, sehingga tidak perlu lelah berkeliling tanpa tujuan pasti. Masuk ke dalam store mata Selena sibuk memandang kesana-kemari, ia tampak kebingungan memilih karena dimatanya semua menggemaskan. Tidak mungkinkan dia beli semua kan?

"Aku ikut pilihan kau saja." Kata Serena kepada Jeno.

Jeno langsung menggeleng, "aku mana tahu."

Keduanya jadi terdiam tidak tahu mau milih yang mana.

~🍃~

~🍃~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Obsessed  || JenRina ^ RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang