9

223 17 9
                                    

17 November 2014

Suasana siang hari yang sunyi, di tambah cuaca yang mendung. Membuat siapa saja akan di buat nyaman dengannya, di rumah keluarga wardana hanya terdapat jonas, ayu, raka dan juga raga. Raga yang tidur di temani sang bunda, dan ayah yang sedang istirahat karena baru saja tadi pagi jonas dan istrinya kembali ke rumah setelah seminggu lalu mereka berada di amerika untuk keperluan perusahaan james yang kian melesat

Raga menatap bunda yang tertidur sambil memeluk dirinya, kini perlahan menyingkirkan tangan sang bunda. Karena sedari tadi raga memang tidak bisa tidur, apa lagi dia mendengar suara bising dari lantai dua. Bang raka? Pikir raga, lalu ia perlahan turun dan ranjang nya melangkahkan kakinya menuju kamar ortunya. terdapat jonas yang sedang tertidur, lantas raga menepuk nepuk tangan ayah nya agar terbangun

"Ayah bangun~ diatas ko ada suala belisik? Itu suala apa ayah? Ayah bangun~ itu bang laka bukan? ih! Ayah, adek panggil loh~" raga yang berdiri di samping ranjang

"Heem~ eh, kenapa adek? Jam berapa ini adek ga tidur, bunda mana sayang?" Ujar jonas yang memegang pundak raga, dan mata yang masih terpejam. Melihat itu raga jadi cemberut

"Bunda tidul, tapinya adek ga ngantuk ayah. Adek ke ganggu sama suara belisik itu. Ayah ngantuk banget ya ayah?"

Jonas tersenyum "iya sayang, adek mau main ya? Bunda tidur? Iya, ayah sama bunda capek sayang. Adek main sendiri dulu ya nak, habis ini ayah susul ya? Sepuluh menit, okey adek?"

"Okey ayah, ayah sama bunda istilahat ajah. Bial adek ke atas sendiri ayah, dadah~" ujar raga lucu, dengan mata yang sedikit terbuka jonas dapat melihat raga yang keluar dari kamar dengan berjalan lucu ia terkekeh karena hal itu, lalu ia lanjut tidur

Di dalam kamar, raka mengerang kesakitan memegang kepala nya seperti mengingat kejadian sesuatu paska ia mengalami kecelakaan, bahkan raka sampai menangis dan memukul mukul kepalanya yang terasa sakit. Ia duduk di sudut dinding, seraya menangis mengingat sesuatu yang di ingat kembali

"Bangsat! Bangsat! Bangsat! Hiks aaarrrgghh! Hiks sakit banget kepala gue hiks" raka geram ia berdiri dan mengobrak ngabrik semua isi kamar nya sampai semuanya berantakan

Raga yang sudah membuka pintu raka, menatap abang nya dengan polos dan sesekali berkedip terkejut karena suara dari barang yang raka jatuhkan. Raga bingung harus berbuat apa, ia perlahan mendekat ke raka

"Berhenti! Stop! Nggak usah deketin gue ga! Lo balik ke kamar sekarang!" Ujar raka menatap raga dengan menahan semua rasa emosi dan sakit pada dirinya, ia menatap tajam raga

" Bang laka kenapa?" Tanya raga takut, dengan mengepalkan tangannya sendiri. Dan terus mendekat ke raka

"Mundur ga, abang bilang mundur sekarang! BERHENTI DI SITU!" Langkah raga terhenti saat mendengar bentakan raka. Sekarang mata raga berkaca kaca dan ia menunduk sedih

Pyaaar

Pyaaar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiwa Raga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang