14

189 13 2
                                    


Harap di baca dengan teliti dan maklum jika banyak kesalahan dalam mengetik karena hal itu adalah kewajaran.

••••••••


Suara derasnya hujan membuat mereka was was menantikan kabar dari keluarga mereka yang sedang berpergian. Mereka? Ya, seperti biasa. Risa, reza, beserta keluarga kecil mereka menginap di rumah utama keluarga wardana, ketika raka, raga dan arga pergi. tentu saja mereka sangat khawatir dan cemas menunggu kabar dari raka dan anak anaknya. Memang mereka tau bahwa raka dan anak anak nya pergi ke gunung, tapi bukannya seharusnya mereka mendapatkan signal? Karena mereka berada di puncak gunung

Hujan seharusnya membawa keberuntungan, atau kebahagian bahkan pembawa ketenangan? Tapi entah kenapa mereka tidak merasakan itu semua di hujan yang turun kali ini, atau terjadi sesuatu terhadap mereka semua?-pikir mereka. Di Pagi hari ini mereka semua berkumpul setelah fajar sekolah dan zahra juga reyhan tidur, james beserta cucu cucu nya berusaha menghubungi raka. Tapi, sama sekali tidak aja jawaban. Dengan itu, dewa menghubungi winata karena siapa tahu alvino menghubungi keluarga yang berada disana? Entahlah

Setelah winata mengangkat telepon dari dewa, winata juga mengatakan bahwa alvino arsena dan alvian sama sekali belum menghubungi mereka bahkan, tidak bisa di hubungi sama sekali. Sama bukan? Lalu bagaimana? Mereka terus mencoba berpikir positif, semoga mereka berenam baik baik saja. Ditengah suasana yang hening tiba tiba ponsel risa di hubungi oleh nomer yang tidak di kenal

"Biar mas yang angkat sayang" ujar dewa lalu ia menerima telepon itu "hallo mbak risa?" Dewa membulatkan matanya ketika ia kenal dengan suara seseorang dari telepon "hallo! Hallo raka? Raka ini kamu?!" Pekik dewa, dengan itu dewa mengaktifkan lospikernya

"Raka! Semua baik baik aja? Raka kenapa berisik banget disana?"

"Disini hujan deres banget mbak risa! Bisa tolong lebih keras ngomong nya!" Raka terdengar berteriak

"Semuanya baik baik aja raka?" Risa sedikit meninggikan suaranya

"Mbak, ada kabar buruk. Ternyata di sini sering hujan deras mbak, bahkan sesekali gunung ini longsor. Dan-"

"Kabar buruk apa bang?!" Reza teriak

"Kalian semua tenang, dengerin gue ngomong sampai selesai! Kemarin, pas gue sama anak anak muncak. Hujan turun deres banget! Dan sial nya kita lewat jalan yang rawan longsor! Dan! Dan bener ketika gue sama anak anak ngejauh dari jalan itu, tiba tiba. Tanah yang buat kita berdiri itu longsor! Mereka, mereka-"

" Mereka siapa raka?!" Teriak risa

"Arga dan raga, jatuh ke jurang karena kebawa longsor itu mbak! Karena posisi tanah longsor itu bener bener di pinggir jurang! Aku mau tahan mereka ga bisa mbak, semua itu terjadi terlalu cepet. Dan sekarang-"

"Sekarang apa raka?" Tanya dewa

"Mereka jatuh di arah yang beda mas! Ini terjadi kemarin siang, sampai sekarang kita belum sama sekali temuin mereka" mendengar itu james langsung terduduk lemas di sofa dan risa langsung menangis histeris di peluk bella yang ikut menangis mereka juga duduk di sebelah james. Reza sangat marah, emosi, bahkan ia memecahkan vas bunga yang ada di meja kaca itu. Dewa memejamkan matanya dan menghela napas panjangnya

"Kalian semua tenang, kalian ga perlu kesini. Mereka tanggung jawab gue, gue janji kita berenam bakal balik dengan keadaan baik baik aja. Tapi gue ga janji soal kondisi raga, gue minta maaf karena ga becus jaga mereka disini. Gue yang pilih rute itu, gue yang maksa buat kita pergi padahal kalian udah ga kasih izin. Sekali lagi gue minta maaf, kita mau cari mereka lagi. Tunggu kabar dari gue" setelah itu raka mematikan teleponnya, meninggalkan mereka yang masih syok dan tidak bisa berkata kata lagi. Tentang apa yang sudah terjadi ini, sungguh! Mereka sangat sedih

Jiwa Raga (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang