Part 19

341 52 45
                                    

Arthit terkejut saat melihat singto menangis histeris, di dekatnya juga ada krist yang berusaha untuk mendekatinya.

"Hikss.. pergi!!" Teriak singto sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Sing, aku disini" ucap arthit sembari memeluk singto.

Arthit terlalu asik bicara dengan Kongpob sehingga melupakan singto yang ia tinggalkan di taman belakang sendiri.

"A-aku... T-takut... Tolong bawa aku pergi" ucap singto sambil memeluk Arthit erat.

"Ya, ayo kembali ke kamar mu" ucap arthit.

Singto mengangguk, namun ia masih belum melepas pelukannya di tubuh arthit, singto malah mengalungkan tangannya di leher Arthit membuat arthit mengerti jika singto ingin di gendong olehnya.

Singto membenamkan wajahnya di dada arthit sembari mengeratkan pelukannya di leher Arthit. Tubuhnya masih sangat bergetar karna ketakutan.

"Sing..." Lirih krist, saat arthit melewatinya begitu saja.

Singto tak menatap krist sedikit pun dan tetap membenamkan wajahnya di dada arthit.

"Arthit, tolong bawa aku keluar dari mansion ini" lirih singto.

"Maaf, sing. Aku bahkan tak bisa membawa diri ku sendiri keluar dari sini, bagaimana aku bisa membawa mu" ucap arthit.

"Hikss... Hiksss... Aku takut" lirih singto.

Arthit hanya diam tak menjawab, sejujurnya ia sangat bingung. Jika kong memperbolehkan dirinya pergi dengan membawa singto, arthit pasti akan melakukan itu.

Beberapa menit kemudian mereka tiba di kamar singto, arthit merebahkan tubuh singto dengan perlahan di atas ranjang.

"Kamu jahat" lirih singto.

"Kenapa?" Ucap arthit.

"Kamu meninggalkan ku tadi" ucap singto dengan nafas yang tersengal efek menangis tadi.

"Maaf, tuan kong sedang sakit, itu sebabnya aku mengantar dia ke kamarnya" ucap arthit.

"Sakit apa?" Tanya singto.

"Hanya pusing biasa. Sekarang kamu istirahat" ucap arthit.

Singto hanya mengangguk, setelah itu arthit berjalan keluar dari kamar singto.

***
"Apa kamu sakit, kong?" Tanya krist, saat ini krist memang sedang berada di kamar Kongpob.

"Hanya sedikit pusing" gumam Kongpob.

"Aku bertemu singto tadi di taman belakang dan lagi dia menangis histeris saat melihat ku. Apa kamu tak ingin membawanya ke psikiater? Aku khawatir dengan keadaannya" ucap krist.

"Aku akan mengatakan itu pada Arthit nanti. Biar arthit yang mengajaknya bertemu psikiater" ucap Kongpob, mengingat jika hanya arthit satu-satunya orang yang tak di takuti oleh singto sekarang.

"Wajah mu terlihat pucat" ucap krist.

"Aku hanya kurang istirahat" ucap Kongpob.

"Kurang istirahat atau hamil?" Tanya krist hati-hati.

"Apa aku belum pernah mengatakannya sebelumnya pada mu? Aku tak bisa hamil. Lagi pula sudah lama aku tak melakukan seks" ucap Kongpob.

"Oh, kamu baru mengatakan itu sekarang, ku pikir kamu bisa hamil" ucap krist.

Mengingat 40% pria di negara mereka memang bisa hamil, itu sebabnya krist bertanya seperti itu.

"Singto bisa hamil, papa mengatakan itu pada ku" ucap Kongpob.

Pewaris Tahta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang