Part 7

396 53 43
                                    

"Arrggghhh" teriak Kongpob sembari melempar botol wine yang di pegangnya.

Saat ini kongpob tengah berada di sebuah club menyewa ruang vip untuk dia minum dan melampiaskan rasa sakit hatinya.

Krist menolaknya tadi, karna ini memang kali pertama krist menolak tubuhnya membuat Kongpob benar-benar marah.

"Minum ini" ucap Kongpob sembari memberikan secangkir wine kepada Arthit yang memang sedari tadi menemaninya.

"T-tapi tuan. A-aku tak bisa minum alkohol" ucap arthit takut.

"Minum!!" Tekan Kongpob.

Arthit menerima wine tersebut dengan tangan yang bergetar kemudian meminumnya.

Kongpob tertawa melihat ekspresi wajah arthit yang seperti tak menikmati winenya.

"Apa nikmat, hmm?" Ucap Kongpob.

"Tidak" ucap arthit.

Kongpob meneguk wine dari botolnya langsung kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah arthit.

"Tuan, jangan..." Ucap Arthit takut saat Kongpob ingin mencium bibirnya.

*Cup... Bibir keduanya bertemu, Kongpob mentransfer wine di dalam mulutnya ke dalam mulut arthit sehingga membuat arthit tersedak karna banyaknya wine yang menerobos masuk ke dalam tenggorokannya.

Wajah arthit memerah, dia bahkan menangis, tolong.. dia ingin melarikan diri dari Kongpob namun sepertinya Kongpob tak akan melepas dirinya begitu saja.

"Tuan, ayo pulang. Tuan sudah sangat mabuk" ucap arthit saat dia berhasil melepas lumatan Kongpob.

"Apa kamu menolak ku? Tadi tunangan ku juga menolak ku" racau Kongpob sembari meremas penis Arthit yang masih terbalut celananya.

"Tuan, tolong jangan..." Ucap Arthit ketakutan.

"Jika krist bisa selingkuh dengan singto. Aku juga bisa selingkuh dengan jalang rendahan seperti mu" racau Kongpob sembari berusaha membuka celana Arthit.

Kongpob mendorong Arthit hingga Arthit terbaring di lantai, dalam satu kali sentakan ia berhasil melepas celana Arthit.

Arthit menangis takut, jelas saja dia takut. Jika krist tahu, dia mungkin akan di bunuh oleh Krist dan lagi pula Arthit menyukai singto, bukan Kongpob.

"Wow, penis mu sama besarnya dengan milik tunangan ku" racau Kongpob sembari menggenggam penis Arthit.

Kongpob mendaratkan bibirnya ke penis arthit dan menghisapnya dengan lahap, sedangkan arthit kini sudah terbaring pasrah, apa lagi mulut kong benar-benar nikmat, kong sangat tahu cara merangsangnya.

Cukup lama mulut kong bermain di penis arthit, kini dia melepas celananya sendiri, ia memposisikan dirinya di atas arthit, perlahan memasukan penis arthit ke dalam lubangnya. Arthit memejamkan matanya saat merasakan miliknya masuk ke dalam lubang Kongpob.

Rasanya hangat dan sempit, sejujurnya ini memang kali pertama arthit melakukan seks, arthit terbaring pasrah sedangkan Kongpob bergerak sendiri memberi kenikmatan untuk Arthit.

"Arrghh... Krist... Kamu milik ku... Aarghhh" desah Kongpob.

Cukup lama Kongpob bergerak naik turun di atas arthit kini keduanya mengeluarkan cairan mereka bersamaan.

Harga diri arthit terasa di injak-injak sekarang, Kongpob mendesahkan nama tunangannya selama mereka melakukannya, hey lalu apa gunanya dirinya? Kongpob hanya memakai penisnya tanpa menyebut namanya.

"Hikss... Hiksss..." Terdengar isakan tangis dari mulut Kongpob menyadarkan arthit dari lamunannya.

"Tuan" ucap arthit, ini pemandangan langka, biasanya Kongpob terlihat tegar namun sekarang ia melihat Kongpob begitu hancur.

Kongpob masih memeluk Arthit bahkan penis arthit masih berada di dalam lubang Kongpob.

Arthit menghapus air mata Kongpob yang membasahi pipinya namun Kongpob langsung menepis tangan Arthit kemudian ia beranjak dari atas tubuh arthit.

Kongpob memakai celananya begitu juga dengan Arthit yang kini memakai celananya lagi.

"Ayo pulang" ucap Kongpob.

Di dalam mobil kini hanya ada keheningan, Kongpob mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, begitu juga dengan Arthit yang duduk di samping Kongpob, dia hanya diam tak berani mengeluarkan suaranya, tadi Kongpob terlihat rapuh tapi sekarang kong kembali ke setelan awal, dingin dan menyebalkan.

"Jangan katakan pada krist apa yang kita lakukan tadi" ucap Kongpob memulai pembicaraan.

"I-iya, tuan" ucap arthit.

Hey, lagi pula Arthit tak akan berani mengatakan itu, ia masih ingin hidup.

Saat tiba di mansion, Kongpob keluar lebih dulu meninggalkan Arthit yang masih termenung di dalam mobil.

"Phi kong dari mana?" Tanya singto saat melihat kedatangan phinya.

"Club" ucap kong singkat kemudian ia berjalan pergi meninggalkan singto sendiri.

Singto menatap ke arah Kongpob, kenapa kong seakan membencinya?

"Arthit" ucap singto melihat kedatangan arthit.

"Ya, sing" ucap arthit.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya singto.

"Tentu, memangnya kenapa?" Ucap arthit.

"Pakaian mu terlihat berantakan" ucap singto.

"Aku baik-baik saja, aku permisi ke kamar ku dulu" ucap arthit.

Singto hanya menganggukkan kepalanya, membiarkan Arthit pergi.

















Tbc.

Pewaris TahtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang