Berbeda

5 2 0
                                    

Hari ini, Lana telah memasuki sekolah menengah atas yaitu di SMA Mawar Gading. Tiga hari sudah Lana lalui, yaitu mengikuti kegiatan masa orientasi siswa yang cukup menguras energinya. Sekarang Lana sudah mengikuti pembelajaran di dalam kelas 10 MIPA 1.

Lana sangat senang bisa mendapatkan beasiswa di SMA Mawar Gading, karena di SMA Mawar Gading, hanya orang pintar saja yang bisa masuk di sekolah tersebut. Tetapi kembali lagi kata pepatah "lu punya uang, lu punya kuasa!" jadi anak-anak konglomerat juga banyak yang ada di SMA Mawar Gading walaupun mereka tidak begitu pintar tetapi, mereka memiliki uang. Uang adalah segalanya.

Lana memiliki teman sebangku yang bernama Saski Prayola, anak dari konglomerat. Lana bersyukur temannya ini tidak membeda-bedakan miskin dan kaya, walaupun Saski begitu berisik, dan sangat menggilai para lelaki. Buktinya sekarang, di dalam kelas Saski sedang menggoda lelaki yang menurutnya tampan tapi misterius, itu adalah tipe idealnya sekali katanya.


••

Bel istirahat berbunyi, sebagian banyak murid SMA Gawar Gading pasti ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong, seperti Lana dan Saski yang sudah gerak cepat menuju kantin.

Di kantin, Saski semakin brutal mengoceh tentang cogan yang berkeliaran di kantin. Sedangkan Lana, sedang menahan tawanya karena manik matanya menangkap hal-hal yang lucu. Mulai dari seorang siswa yang menggaruk-garuk pantatnya, mengupil secara diam-diam, dan bersin sampai ingusnya keluar.

Begitulah perbedaan Lana dan Saski. Yang satu humoris, dan yang satunya lagi menggilai lelaki.

•••

Langkah kaki yang panjang dan lebar, rahang yang tegas, berpenampilan rapih, dan kacamata bulat keemasannya yang bertengger di wajah tampannya berjalan santai menyusuri lorong kelas dengan setumpuk buku di tangannya.

Tiba-tiba langkahnya terhenti, tubuhnya mematung, manik mata tajamnya menatap perempuan yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Perempuan itu adalah Valana Nazella.

Lana berhenti tepat dihadapan lelaki itu. Lana terus bertanya-tanya dalam dirinya. Apakah lelaki tersebut adalah orang yang sama dengan lelaki yang penuh keberingasannya?

Mata mereka bertemu cukup lama, seakan mereka berbicara dengan matanya. Jantung Lana berdegup dengan kencang. Mata Lana beralih ke name tag yang terpasang di seragam lelaki itu.

Kenzo Baruna Joendy.

Sepertinya Lana harus pergi dari hadapan lelaki yang bernama Kenzo itu, karena menurutnya Kenzo berbahaya. Lana melangkah pergi dari hadapan kenzo, tetapi Kenzo menghentikannya.

"Tunggu!"

Ucapannya yang dingin membuat jantung Lana semakin berdegup kencang. Lana hiraukan ucapan itu, dan berlari sekencangnya seakan dia dikejar hantu. Disaat Lana berlari, Lana tersandung oleh tali sepatunya sendiri, dan terjatuh.

"Sialan!" maki nya kepada diri sendiri.

Lana berharap Kenzo tidak melihatnya terjatuh. Lana menoleh ke belakang dan Kenzo masih berdiri kokoh dan menatapnya tajam tanpa mau membantu.

"Tali sepatu murahan, pembawa sial lagi!" Lana segera bangkit. Lututnya terasa nyeri tetapi ia harus kembali berjalan agar jauh dari pandangan lelaki yang bernama Kenzo itu.

•••

Perasaan Kenzo kali ini tidak tenang sebab, adanya kehadiran Valana Nazella di sekolah ini. Yang pasti, gadis itu mengancam identitas aslinya.

LANA FOR KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang