Part 09. Cooperate and Go Home

19 1 0
                                    

(Opening JO1-Venus)

-

-

-
-
-
-

Happy Reading!

-

-
-

  Di dalam ruangan rahasia bawah tanah yang penuh dengan peralatan dan teknologi canggih. Erika memantau sekelompok pegawai yang tengah sibuk bekerja pada berbagai tugas. Ruangan itu penuh dengan perangkat, layar monitor dan berbagai mesin yang menghasilkan suara-suara berdering. Namun, di tengah kebisingan tersebut, Erika tetap fokus pada tugasnya yang saat ini adalah mengawasi proyek pembuatan mesin senjata.

  Pintu ruangan terbuka lebar dan seorang pria tampan bertubuh kekar dengan gagahnya berjalan masuk. Suara dari sepatunya terdengar, melangkah menuju mengarah wanita berambut panjang dikepang satu tersebut yang tak lain adalah istrinya tercinta. Di tangan Zero membawa surat pernyataan kerja sama dari klien yang ia temui hari ini. Sebelum  membahas kedatangannya ke sini. Zero menyapa Erika penuh kasih sayang.

"Salam, sayang," sapa Zero dengan penuh kasih. Saat Erika menoleh, ia tidak bisa menahan diri untuk memberikan kecupan manis di bibir Erika.

Erika tersenyum dan merasakan kehangatan cinta di antara mereka. Mata cokelat terang Erika menatap manik hijau Zero yang menghipnotis nya untuk sesaat, seulas senyum terukir jelas di bibir merah mudah itu.

"Hai, sayang. Apa yang membawamu ke sini?" tanya Erika lembut memalingkan wajah sementara waktu lalu kembali menatap Zero.

Zero melihat sekeliling ruangan yang penuh teknologi canggih ini, lalu mengambil nafas dalam. "Kamu selalu sibuk di sini, Erika. Aku ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja." ucapnya basa-basi membuat Erika terkekeh mendengarnya

"Aku baik, sayang. Hanya sibuk dengan proyek yang kita akan presentasikan pada warga Blue City nanti. Bukankah itu bagian dari pekerjaan. Bagaimana denganmu?" kata Erika menatap suaminya yang tumben datang ke sini.

  Karena bisa dikatakan Zero ini jarang ke ruangan bawah tanah tempat teknologi canggih di buat apalagi proyek baru mereka berdua yang bisa dikatakan besar. Erika yang mengawasi ruangan bawah tanah sedangkan Zero memimpin perusahaan, Ceo.

Zero hanya tersenyum dan mencoba membuat suasana menjadi lebih santai. "Aku baik-baik saja. Sedang merindukanmu, itulah sebabnya aku datang."

"Masa? Orang setiap hari ketemu aku kok. Gitu aja bilang kangen." cibir Erika membuat Zero tertawa kecil dan pipinya sedikit memerah.

"Oh, ayolah. Kenapa setiap aku ingin romantis? Jawabanmu selalu begitu." kata Zero merasa putus asa.

"Lagian ini tempat kerja. Kau tidak boleh bertindak manis di sini meski kau suamiku." kata Erika.

"Kau jahat sekali ya."

"Jangan baper!" kata Erika tersenyum tipis melihat wajah suaminya yang agak cemberut. Bagi Erika itu ekspresi paling lucu di muka Zero sebab pria dingin yang jarang mengeluarkan emosi perasaannya di wajah.

  Setiap kali pria dingin mengekpresikan perasaan di wajahnya. Kesannya makin lucu dan gemas apalagi saat muka sedikit marah.

  Zero menatap istrinya tersenyum, angkat bicara,"kenapa kamu ketawa?"

I'm Spiderman/Itoshi RinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang