part 6

946 7 0
                                    

"Bagaimana kalau kita menikah?" Ujar sahara.

Dika mendekat ke arah sahara, di angkatnya dagu sahara perlahan. Sahara tersenyum melihat dika yang mulai mendekatkan bibirnya.

"Jangan mimpi!" Serunya yang menghempaskan wajah sahara begitu kasar.

"Kamu pikir kamu berharga bagiku? Tidak sahara! Kau hanya mainanku, jangan mimpi!" Ucap dika penuh penekanan.

Bagaikan di sambar petir di siang bolong, sakit dan juga rasa hina ini datang bersamaan. Laki laki yang mulai dicintainya ternyata tidak akan pernah berubah, sekalinya arogan akan tetap arogan. Kata kata kasar juga hinaan kini di lontarkan kembali oleh mulutnya yang dianggap telah memanis oleh sahara, perasaan wanita memang kuat sekalinya mencintai maka akan terus begitu. Rasa cinta mengalahkan rasa benci yang telah pudar beberapa minggu kebelakang, sahara yakin laki laki ini akan berubah jika dia bersabar.

"Sabar sahara." Sahara mengusap dadanya perlahan, namun tetap saja air matanya luruh tak sanggup ia tahan tahan.

"Dia pikir dia siapa berani beraninya mengajakku untuk menikah dengannya, mana mau aku memperistri wanita hina itu." Gumamnya begitu jijik pada ajakan sahara, tanpa dia sadari bahwa dialah yang telah membuat sahara menjadi wanita rendah.

***

"Kenapa gue kepikiran sama hara?" Wisnu berdecak kesal karena tiba tiba bayangan sahara melintas dalam pikirannya.

"Sayang." Dini memanggil wisnu yang tengah melamun.

"Tumben dia gak nyaut, lagi mikirin apa ya dia?"

"Hey." Dini mengejutkan wisnu sampai terjingkat, padahal dini biasa saja mengejutkan wisnu tapi reaksi wisnu berlebihan.

"Kamu apaan sih ngagetin orang, kalau ada apa apa tinggal panggil aja bukan malah ngagetin." Ucap wisnu namun kata katanya mampu membuat dini menitikan air mata.

"Apaan sih kamu, biasa aja gak perlu marah. Dari tadi juga aku manggil kamu, kamunya aja yang gak denger." Jelas dini sambil terisak dan pergi meninggalkan wisnu yang mematung sendirian.

"Kenapa sih wisnu, lo malah mikirin cewek lain padahal disini ada istri lo." Gerutu wisnu gregetan pada dirinya sendiri.

SKIP

Sebulan memang waktu yang tak lama, waktu sebulan berlalu begitu saja. Dika membereskan villa dan bergegas pulang, dia menjadi dingin kembali tak pernah bersikap manis lagi kepada sahara, tapi untuk jatah tetap dia lakukan.

"Akhirnya aku bisa pulang ke rumah." Sahara senang karena penderitaannya sudah berakhir.

"Ayo naik." Ucap dika yang sudah ada di dalam mobil.

Sahara pun naik ke dalam mobil, mobil pun melaju. Selama perjalanan sahara maupun dika tidak mengeluarkan sepatah katapun, dika fokus mengemudi sedangkan sahara dia asyik memainkan ponselnya bertukar pesan dengan adiknya.

Me :
Dek kakak sekarang lagi jalan pulang

Adek ciwi :
Alhamdulillah kak, aku mau siapin makanan buat kakak. Kakak mau dibuatin apa nih sama aku?

Me :
Gak perlu nyiapin apa apa, kalian baik baik saja kan?

Adek ciwi :
Baik baik kok kak, berkat kakak yang kerja aku dan adek gak pernah kekurangan. Makasih loh kak.

Sahara tersenyum kecut, berkat usahanya adiknya berkecukupan dan tak pernah kekurangan. Namun harga dirinya yang menjadi pertaruhan demi menghidupi kedua adiknya itu, rasa senang dan rasa sakit kerap ia rasakan.

wanita pemuas tuan arogan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang