part 8

684 4 0
                                    

Setelah kedua adik sahara pamit berangkat sekolah, dan dika masih ada dirumah sahara duduk sambil memainkan ponselnya. Sesekali sahara mencuri curi pandang terhadap dika, laki laki itu masih setia duduk tanpa merasa terganggu.

"Ada apa?" Tanya dika yang menyadari bahwa sahara tengah mencuri curi pandang padanya.

"Tidak." Sahara kembali ke dapur mengambil minum untuk dirinya, intinya dia ingin menghindari tatapannya dari dika.

"Wanita aneh." Sambung dika.

.

Dika membuka pintu rumahnya, nampak kedua wanita tengah duduk di ruang tengah sambil membuka majalah dan satunya lagi asyik memainkan ponselnya. Dika masuk tanpa menghiraukan kedua wanita itu.

"Dika." Panggil sang ibu yang melihat anaknya baru pulang. "Darimana saja kamu ini? Kenapa baru keliatan?"

Dika berbalik menatap ibunya lalu matanya melirik ke arah fani yang ikutan melihat dika dengan tatapan yang dapat di artikan.

"Biasa." Balas dika.

"Kamu itu baru pulang lho, kenapa malah kelayapan kenapa gak stay aja di home." Ucap rani.

"Maa dika bukan anak kecil, please dika mau ke kamar. Jangan ganggu!" Seru dika dengan malas.

"Tante kapan sih dika bisa dekat sama aku?" Tanya Fani dengan nada manjanya.

Rani mendekat lalu mengelus lutut fani dengan perlahan. "Sabar ya sayang, nanti juga dika bakalan dekat sama kamu." Rani mencoba menghibur fani yang sama sekali tak pernah di anggap ada di rumah ini oleh dika.

.

"Semalam kamu ke rumah sahara kan?" Ucap dini saat sekeluarga tengah berkumpul, sontak wisnu menatap istrinya dengan tatapan tajam.

"Apa maksud kamu?" Tanya wisnu.

"Sahara lagi sahara lagi, mama bosen denger nama wanita miskin itu." Ujar ibu wisnu.

"Kamu lagi wisnu, kenapa kamu gak bisa menjauh dari wanita miskin itu? Sudah seribu kali mama bilang sama kamu buat menjauh dari dia, lagi lagi kamu menemuinya. Sadar diri kamu itu sudah beristri wisnu." Sentak sang ibu, sedangkan dini tersenyum kecut saat melihat suaminya habis kena semprot ibunya.

"Apa salahnya sih mah berteman sama sahara, sahara orangnya baik." Bukannya mendengar perkataan sang ibu kali ini wisnu melawan.

"Wisnu muak dengerin mama ngerendahin sahara begitu saja, tanpa mama tahu seperti apa sahara sebenarnya." Lanjut wisnu.

Merasa geram mendengar wisnu membela sahara, dini mengompori mertuanya.

"Kok kamu melawan ibu kamu sih sayang, harusnya kamu dengerin perkataan ibu kamu." Ucap dini yang membuat ibu wisnu terharu.

"Apa yang dikatakan istri kamu benar, seharusnya kamu dengerin apa yang mama katakan. Sekalinya mama minta kamu melupakan wanita itu maka lakukan wisnu." Ucap sang ibu.

"Sudahlah, kamu." Wisnu menunjuk dini. "Jangan ikut campur."

"Lho." Dini terdiam sambil menatap ibu wisnu.

"Biarkan saja dia begitu." Ucap ibu wisnu sambil mengusap pundak menantunya.

Wisnu pergi dengan perasaan tak karuan, istrinya lebih membela ibunya daripada dirinya sebagai suaminya.

"Apa apaan si dini, kok dia tiba tiba ngebelain mama?"

Saat dalam perjalanan tak bertujuan wisnu melihat sahara yang tengah berbelanja sayuran, tatapan wisnu saat menatap sahara begitu dalam.

wanita pemuas tuan arogan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang