part 9

685 5 0
                                    

Malam ini dika terlihat sangar, entah apa yang membuatnya gila seperti ini. Bahkan sahara pun tak mampu menandingi permainan ranjangnya malam ini, dika seperti orang kerasukan dia tak perduli dengan sahara yang kewalahan.

"Dika pelan pelan, ahh...ahh...aku...mphh," sahara mencoba memukul mukul punggung dika, tapi dika tak menghiraukan sahara.

Permainannya semakin brutal sampai mis v milik sahara lecet pun tetap iya gunakan, dan parahnya lagi dika tak menggunakan pengaman sama sekali.

"Diam sebentar lagi aku keluar," dika menyumpal mulut sahara dengan ciuman yang tak kalah brutal.

Dan ya benar saja dika mengeluarkan cairan spermanya di dalam, tak biasanya. Itu membuat sahara panik, bisa bisanya dika menanamkan benih didalam perut sahara, bagaimana kalau benih ini menjadi anak yang tak di harapkan? Itu ketakutan sahara.

Sahara mendorong tubuh dika, dia segera menutup tubuhnya dengan selimut. Sambil meredakan nafas yang masih ngosngosan, sahara menatap lelaki yang tengah berbaring di sampingnya tanpa sehelai kainpun menutupi tubuhnya.

"Tutupi kemaluanmu, aku jijik lihatnya!" Sahara melempar baju milik dika yang tergeletak di bawah sana.

"Jijik tapi dinikmati," sindir dika.

"Ya terpaksa orang dipaksa, kalau gak dipaksa mana mau aku di jamah laki laki sepertimu," ketus sahara, biasanya dika akan marah kalau disinggung begini oleh sahara tapi kali ini berbeda.

Dika membalikan badannya menatap sahara, dia mencium kening sahara kemudia mencium bibirnya.

"Apa selama ini gue terlalu kasar sama lo?" Tanya dika tiba tiba. "Maafin gue sahara, sebenarnya gue terlalu mencintai lo tapi gue gengsi buat bilang. Karena obsesi gue terhadap lo tinggi, amarah dan cinta tidak bisa dibedakan."

"Maksud kamu apa?" Sahara masih tidak mengerti dengan ucapan dika.

"Sebenarnya gue suka sama lo, dan gue baru sadar ternyata gue gak mau lo pergi ataupun jauh dari gue. Gue mau lo selalu ada buat gue, makanya gue sering datang kesini. Dan satu hal lagi gue juga gak suka lo deket sama wisnu, gue cemburu lihat lo sama wisnu." Jelas dika.

Sahara terdiam lalu dia berbalik menatap dika, sahara tersrnyum dan memeluk dika.

"Kenapa?" Tanya dika karena tiba tiba dapat perlakuan seperti ini.

"Jangan banyak ngomong, tidur saja lagian aku capek." Ujar sahara yang senyum senyum dalam dekapan dika.

.

Pagi pagi kamar sahara masih terkunci, kedua adiknya saling bertautan.

"Kak hara belum bangun ya?" Tanya andra, nadira bergidik tidak tahu.

"Mungkin kakak terlalu lelah, biarin aja sihh dek mending kita berangkat sekolah aja," nadira mengajak andra pergi sekolah.

Sedangkan di dalam kamar dua sejoli masih tidur dalam keadaan berpelukan, mereka sungguh menikmati waktu yang berjalan begitu cepat. Mata sahara perlahan terbuka, dia melihat dika yang masih memeluknya dalam keadaan tidur. Sahara melepaskan pelukan dika perlahan karena takut membuatnya terbangun, sahara menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.

"Astagfirulloh," sahara istigfar melihat penampakan dirinya yang tak dibaluti busana sehelaipun, sontak sahara memungut kemeja milik dika yang semalam dika buang ke sampping.

Sahara bangkit namun terhenti saat dika menarik lengan sahara, dika menarik sahara ke ranjang lagi.

"Mau kemana sih?" Tanya dika yang menenggelamkan wajahnya kedalam dekapan sahara.

"Ini udah siang loh, kamu gak mau bangun?"

"Nggak," Sahut dika dengan manjanya.

"Kamu gak lapar?" Tanya sahara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

wanita pemuas tuan arogan [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang