epilogue

819 100 21
                                    

Jika kau boleh jujur, kau lelah menangis. Kau merasa bimbang. Perasaan dan pikiranmu tidak sejalan dalam menyikapi hal yang kau hadapi saat ini. Jika dipikir secara logis, kau tak perlu lagi kembali ke kehidupanmu dulu. Rasa sakit dan pengorbananmu selama ini tidak sebanding dengan usaha Myungho untuk mendapatkanmu kembali. Tapi kau tak bisa membohongi hatimu bahwa kau juga ingin kembali ke masa-masa menyenangkan itu bersama Myungho yang akhirnya membalas perasaanmu. 

"Bu guru." 

Kau tersentak dari lamunanmu saat sebuah tangan kecil mengusap pipimu lembut. 

Itu Haneun. 

Kenapa anakmu harus 90% mirip ayahnya sih, padahal kau yang mengandungnya selama sembilan bulan. Sangat tidak adil. 

"Ya sayang, ada apa?" Tanyamu 

"Apa bu guru sakit? Kok bu guru diam saja." Tanya Haneun 

"Tidak. Bu guru tidak sakit. Hm... tadi Haneun tanya tentang apa nak?" Tanyamu kembali 

Gadis kecil itu menggeleng kemudian hanya tersenyum manis memperlihat gigi ompongnya. 

"Haneun mau kasi bu guru permen, tapi lupa bu guru melarang Haneun untuk makan permen. Hehehe." balasnya yang membuatmu terkekeh singkat dan langsung mengusap puncak kepalanya. 

"Hari ini ibu guru bolehkan. Tapi tidak boleh lebih dari satu ya?" 

"Baik, bu guru. Terimakasih." 

Setelah itu Haneun pergi darimu. Ia berkumpul di meja makan dengan teman-temannya dan dengan bangga menunjukan permen-permen di tangannya. 

Dengan helaan napas singkat kau pun kembali ke ruanganmu. Hari-hari terasa begitu lambat dan kau membencinya. Kau jadi teringat tentang Myungho terus menerus. 

Siang harinya, setelah membubarkan kelas, kau kembali ke panti dengan sepeda kesayanganmu. Sudah lama rasanya kau tidak memakai sepeda itu karena sebelumnya Myungho selalu mengantar dan menjemputmu pulang. 

"Aish! Kenapa semua hal mengingatkanku padanya sih?!" Kesalmu 

Sesampainya kau di panti, kau dikejutkan dengan kehadiran Nyonya Hwang. Tanpa menunggu lama, kau pun menghampiri wanita itu dan membungkuk hormat. 

"Bagaimana kabar anda, Nyonya?" Tanyamu yang dibalas senyuman ramahnya. 

"Sangat baik, kau sendiri bagaimana? Sudah lama aku tak ikut menjemput Haneun dan bertemu denganmu di sekolah. Apa semuanya lancar?" Tanya Nyonya Hwang. 

"Tentu saja saya baik dan semuanya berjalan dengan lancar."

"Apa kau yakin semuanya baik-baik saja? Aku menanyakan tentang dirimu saat ini." 

Pertanyaannya membuatmu agak kesulitan untuk menjawab. Pasalnya kau tidak bisa terlalu terbuka tentang dirimu pada orang lain. Kau pikir semua orang tidak harus tahu apa yang kau rasakan dan inginkan saat ini, cukup terlihat baik-baik saja maka artinya semuanya berjalan baik. 

"Begini (y/n), aku tahu kita tidak dekat. Tapi aku tersentuh oleh usaha seseorang untuk meyakinkanku dengan alasan demi kebahagiaanmu. Terlihat jelas bahwa ia sangat menyukaimu." Balas Nyonya Hwang 

"Mungkinkah... seseorang yang anda maksud adalah Seo Myungho?" tanyamu yang kemudian dibalas anggukan oleh Nyonya Hwang. 

"Aku sudah tahu semuanya, karena dia sendiri yang mengatakannya padaku dan juga suamiku. Dia melakukan segala cara agar aku mau mengembalikan Haneun padamu. Dia bahkan bersujud dan menyerahkan dirinya pada suamiku. Setiap hari selama sebulan terakhir ini, dia tidak pernah absen mengunjungi kediamanku meski sudah ditolak puluhan kali." Jelasnya 

Dangerous Healing [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang