03

930 156 9
                                    

Kau membuka matamu perlahan saat sebuah sinar menyilaukan matamu. Ingin bergelung kembali dengan nyamannya kasur serta bantal gulingmu, tapi kau baru menyadari sesuatu.

"ASTAGA! AKU TERLAMBAT!!!"

Kau beranjak dari kasur dan hampir terjatuh ke lantai karena gerakanmu terlalu terburu-buru sementara nyawamu belum sepenuhnya terkumpul. Kau lupa kalau hari ini kau memiliki satu jadwal kelas yang harus kau hadiri. Tanpa melihat pukul berapa saat ini, kau bergegas menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Setelah selesai, kau mengganti bajumu dan mengemas bindermu ke dalam tas.

Saat sedang memakai sepatu di ruang tengah, penglihatanmu terusik oleh seseorang yang tengah asik bermain game di ponselnya sembari berbaring santai di atas sofamu.

"Kau tidak ada kelas?" tanyamu yang sebenarnya masih merasa bahwa suasananya aneh untuk berbicara dengannya lagi.

Myungho melirikmu sekilas kemudian kembali asik memainkan game di ponselnya.

"Sudah selesai. Kau mau pergi kemana? Buru-buru sekali." tanyanya

"Y-ya tentu saja pergi ke kampus." balasmu canggung

"Yang benar saja? Di jam seperti ini? Untuk apa?"

"Ya untuk belajar. Menimba ilmu."

Myungho terkekeh mendengar jawabanmu. Ia kemudian meletakan ponselnya lalu menatapmu dengan tatapan mengejek.

"Kau pikir ini jam berapa, nona (y/n)? Kau kan bukan dari kelas pekerja, jadi aku yakin kelasmu pasti sudah selesai beberapa jam yang lalu." balasnya

Kau mengernyitkan dahimu. Karena merasa aneh, kau pun melirik jam dinding di ruang tengah. Kemudian berganti menatap ke arah jendela. Memeriksa keadaan langit yang seharusnya pada pukul delapan ini sudah terang.

Jangan bilang kau salah mengira bahwa saat ini adalah pagi hari?

Myungho beranjak dan mendekatimu. Ia kemudian mengusap kepalamu dengan lembut sembari membubuhi senyum di wajahnya. Hal itu membuatmu menatapnya curiga. Biasanya ia tidak akan bersikap lembut seperti ini padamu. Reaksinya di luar dugaanmu.

"Kenapa?" tanyamu karena sudah satu menit ia hanya mengusap kepalamu dan tak bersuara.

"Aku merasa bersalah padamu."

Ia beralih mengusap pipimu dengan lembut. Kau tak bisa bohong, bahwa kau masih waspada tapi juga menikmati sentuhan lembutnya yang jarang kau dapatkan ini.

"Bersalah kenapa?"

"Karena mabuk, kemarin."

"Oh.. itu... tidak apa-apa."

Jelas sekali kau canggung hingga jawabanmu juga tidak seperti biasanya. Ada apa dengan kalian?

"Benarkah?" Tanyanya

Kau mengangguk pelan. Kau mengalihkan pandanganmu ke arah lain karena jantungmu sudah mulai berdebar. Kenapa tubuhmu begitu responsif terhadap perlakuan manisnya sih? Menyebalkan.

"Tapi kau nampak sebaliknya. Kau pasti tidak tidur semalaman ya? Lihatlah kantung mata mu itu. Dan kenapa matamu terlihat bengkak?" tanyanya. Usapan lembut itu beralih ke arah bawah matamu. Mau tidak mau, kau jadi harus menatapnya lagi.

"A-aku... mengerjarkan tugas, sehingga tidak tidur semalaman. Bukan karenamu."

Ia menatap matamu dengan lekat seolah tengah mencari kebenaran dalam perkataanmu.

"Bohong."

"Aku serius, Myungho-ya. Aku tidak sebaik itu. Haha." balasmu diakhiri dengan tawa canggung.

Dangerous Healing [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang