07

781 139 33
                                    

Semalam kau bermimpi indah. Kau bermimpi Myungho datang ke apartemenmu dan membantumu untuk berganti pakaian. Tak hanya itu ia terlihat mengkhawatirkanmu dan memperlakukanmu dengan begitu lembut karena kau merasa tidak enak badan. Kau masih ingat bagaimana ia mencium keningmu, menyelimutimu dan memohon agar sakitmu berpindah padanya saja. 

Anda saja kau terbangun dan menemukan bahwa semua itu nyata, kau pasti akan bahagia. Kenyataannya adalah kau terbangun dan melihat Mingyu di sisimu. Pakaianmu sudah berganti dan posisimu sudah berpindah ke tempat tidurmu, persis seperti yang ada di dalam mimpimu. 

“Apa kau  merasa lebih baik sekarang?” tanya Mingyu 

Laki-laki itu menempelkan tangannya ke keningmu guna mengecek suhu tubuhmu. 

“Demamnya sudah turun. Syukurlah.” 

“Terimakasih, Mingyu-ya. Kau tidak harus merawatku seperti ini. Aku masih bisa mengerjakan segalanya sendiri.” balasmu 

“Jangan sungkan padaku. Jika kau seperti itu, aku merasa kita sangat jauh. Aku masih sahabatmu, (y/n). Sekalipun kau menolakku.” 

Kau menundukkan kepalamu. Kau tidak punya muka untuk menghadapi perasaannya yang tulus sedangkan dirimu menolak perhatiannya mentah-mentah. Ketika ada yang menyukaimu dengan cara yang baik, kau malah memilih untuk menyukai laki-laki yang jelas menyakitimu berulang kali. 

“Aku malu padamu. Setelah penolakkanku, apa aku masih pantas menjadi sahabatmu?” balasmu

“Tentu saja. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan. Hei, lihat aku.”

Mingyu menarik wajahmu keatas sehingga kini kau dapat melihatnya dengan jelas.

“Akan ada kecanggungan sesaat, tapi semua akan kembali baik-baik saja setelah beberapa waktu. Aku akan tetap menjadi sahabatmu apapun yang terjadi.” 

“Mingyu-ya, kau membuatku terharu. Aku ingin memberikanmu pelukan dan sedikit puk puk, bolehkah?” 

Mingyu tersenyum mendengar kata ‘puk puk’ yang kau ucapkan dan langsung mendekapmu erat. Tubuhnya yang besar benar-benar nyaman untuk dipeluk. Sesuai perkataanmu, kau menepuk nepuk pelan punggungnya. 

“Terimakasih karena tetap memilih menjadi sahabatku. Aku beruntung memilikimu di sisiku.” ucapmu sambil memeluknya. 

“Aku juga sangat beruntung memilikimu di sisiku, (y/n).” 

Cukup lama kalian berpelukan, hingga tak menyadari kehadiran seseorang yang tengah memandang kalian tak suka. 

“Ekhem!” 

Kau melepaskan pelukan itu dan menatap Myungho yang sudah berdiri di ambang pintu dengan membawa obat. 

“Maaf menganggu keromantisan kalian. Aku datang hanya untuk memberikan ini.” 

“Myungho-ya.” panggilmu. 

Setelah meletakan obat yang dibawanya ke atas meja yang tak jauh dari pintu kamarmu, ia kemudian berbalik arah dan dan bersiap meninggalkan ruangan mu meskipun kau memanggilnya. 

“Silahkan dilanjutkan, aku permisi.”

“Seo Myungho!” 

Ia menghiraukanmu dan kau hanya bisa memandangi kepergiannya dengan perasaan hancur. Sekali lagi Myungho salah paham dengan apa yang dilihatnya. Bodohnya lagi, ia tak mau mendengarkan penjelasanmu. Sehingga masalah kalian menjadi semakin rumit. 

“Kau begitu menyukainya ya?” 

Kau mengalihkan pandanganmu ke arah Mingyu. Kau bertanya tanya apa dia mengetahui perasaanmu yang sebenarnya?

Dangerous Healing [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang