Chapter 18 : Confusion

42 11 27
                                    

Acara makan malam selesai dengan kecanggungan dari Bai Lu dan juga Deng Wei. Bai Lu yang sedari tadi tidak nyaman berada di sana, kemudian ditambah bahwa pria yang hendak dijodohkan adalah atasannya di kantor. Namun, tidak hanya itu Bai Lu semakin canggung karena ia tahu bahwa pria yang sedang dijodohkannya, memang sudah memiliki perasaan kepadanya lebih dulu.

"Karena ini sudah cukup malam, bagaimana kalau Bai Lu diantar Deng Wei?" tanya Nyonya Deng.

Tang Wei pun langsung mengangguk setuju. Ia pikir hal ini tentunya akan bisa mendekatkan anaknya dengan Deng Wei dan mungkin saja mereka bersikap canggung seperti tadi karena ada dirinya dan juga temannya itu. Maka ia pikir ini adalah ide yang bagus.

"Ta ... pi, Ma. Aku tidak mau merepotkan Deng Xiansheng¹," potong Bai Lu cepat.

Deng Wei pun segera menggeleng. "Tidak kok, Lulu. Lagi pula benar kata Āyí kalau ini sudah malam. Jadi lebih baik aku antar."

Tang Wei tersenyum dan menepuk pundak putrinya sambil mendekati telinga. "Mama pikir ini saat yang tepat untuk kalian bicara berdua. Jadi janganlah menolak."

Akhirnya meski dengan berat hati Bai Lu mengangguk.

Melihat itu Deng Wei tersenyum dan memberikan gestur mempersilakan agar Bai Lu berjalan lebih dulu. Baru setelah melihat sang gadis berjalan lebih dulu pemuda itu mengekor di belakangnya dan begitu mereka sampai depan pintu dibukakannya pintu untuk sang pujaan.

"Kau tunggu aku di sini sebentar, aku akan mengambil mobil dulu," kata Deng Wei begitu keduanya sampai di depan restoran.

Usai itu Deng Wei segera berlari menuju mobilnya yang berada di gedung parkir yang ada di samping gedung restoran. Sementara itu Bai Lu hanya bisa berdiri dan menunggu atasannya kembali. Tidak lama sebuah mobil sedan berhenti di depannya, terlihat juga pemuda bermarga Deng dengan lebih cepat membukakan pintu mobil untuknya.

Bai Lu yang tidak memiliki kesempatan untuk menghindar hanya bisa pasrah masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku samping kemudi. Begitu sang atasan menutup pintu, kemudian kembali berlari dan masuk ke dalam mobil.

"Kau tinggal di apartemen mana?" tanya Deng Wei yang membuka percakapan sambil mulai melajukan mobil meninggalkan restoran.

Bai Lu pun menyebutkan alamat apartemennya dengan terpaksa. Sesungguhnya ia sangat tidak ingin berada di situasi ini, hanya duduk berdua dengan sang atasan yang sudah jelas memiliki perasaan lebih kepadanya. Sehingga sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam, tetapi Deng Wei beberapa kali melirik Bai Lu dengan senyuman di wajahnya.

Akhirnya perjalanan yang terasa panjang bagi Bai Lu berakhir juga, mobil perlahan berhenti di depan lobi apartemen.

"Lulu, jujur aku sama sepertimu tidak tahu bahwa kita dijodohkan. Tapi, setelah mengetahui kau yang dijodohkan aku merasa sangat senang, karena aku memang menyukaimu. Aku juga yakin kau sudah bisa merasakannya," kata Deng Wei memecahkan keheningan sesaat Bai Lu ingin keluar dari dalam mobil.

Sambil duduk Bai Lu pun meremas tangannya yang dipegangnya sedari tadi. Dengan sedikit keberanian Bai Lu akhirnya menatap Deng Wei. "Terima kasih, sudah menyukaiku. Tapi, maaf aku sudah memiliki seseorang di dalam hatiku,"kata Bai Lu akhirnya.

Tiba-tiba saja Deng Wei terkekeh pelan. "Itu sudah aku duga, Lulu. Hanya saja aku terlalu naif tidak bisa menerima kenyataan itu sehingga aku tetap mencoba mendekatimu. Tapi, lagi-lagi takdir mempermainkan perasaanku, kau muncul sebagai seseorang yang dijodohkan denganku."

"Jujur Deng Wei, aku melakukan ini hanya ingin menyenangkan mamaku. Mamaku sering sekali menanyakan tentang kehidupan asmaraku dan ia khawatir anaknya masih sendirian. Baiklah aku akan jujur saja padamu, aku sudah mempunyai seseorang yang aku sukai. Hanya saja aku belum memastikan hubungan kami."

"Kalau begitu, segera pastikan hubungan kalian berdua. Jika kalian sudah menjalin hubungan, aku berjanji akan menjauh darimu dan hubungan kita hanyalah hubungan rekan kerja."

"Tanpa kau suruh, aku pasti akan melakukannya, Deng Wei. Kalau begitu aku masuk dulu. Terima kasih atas tumpangannya," kata Bai Lu lalu segera membuka pintu dan segera masuk ke dalam lobi.

Sementara itu Xiao Zhan di unitnya sedang menunggu Bai Lu pulang dengan gelisah, ia takut hal buruk terjadi pada gadis itu. Ia berjalan bolak-balik di dalam unit apartemen, sementara Allen hanya duduk di sofa memperhatikan tuan mudanya.

"Xiao Zhan, jika kau tidak tenang kenapa kau tidak coba susul saja Bai Lu? Bukannya kau tahu di mana Bai Lu berada sekarang?" tanya Allen yang masih memperhatikan Xiao Zhan.

"Tidak. Tidak bisa. Nanti apa yang harus aku bilang?" balas Xiao Zhan.

"Ya ... kau tinggal bilang ingin makan. Itu kan restoran, bukan hal yang aneh jika kalian bertemu di sana. Itu juga agar kau lebih tenang."

Lalu tiba-tiba saja Xiao Zhan segera berlari menuju pintu dan mengintip melalui peephole yang ada di pintunya. Ia bisa merasakan kehadiran Bai Lu di tempat ini. Benar sosok Bai Lu baru saja melewati unit Xiao Zhan dan langsung menuju unit miliknya. Terdengar juga suara pintu dibuka lalu ditutup sedikit kasar.

"Bai Lu sudah pulang?" tanya Allen yang tiba-tiba saja sudah berdiri di belakang Xiao Zhan.

"Sial! Kau sudah seperti vampir saja. Tiba-tiba sudah berdiri di belakangku!" protes Xiao Zhan.

"Hahaha. Lucu sekali, kau tidak menyadari kehadiranku, kah?"

Perlahan Xiao Zhan mengangguk. "Aku terlalu fokus kepada Bai Lu dan sepertinya ia baru mengalami hal yang kurang baik," jelas Xiao Zhan.

"Kalau begitu, kau datanglah ke sana dan hiburlah dia."

"Tidak mungkin, Allen!"

"Kenapa tidak mungkin, percayalah Bai Lu tidak akan mengusirmu dan aku yakin mood-nya akan membaik setelah bertemu denganmu."

Bukannya menjawab Xiao Zhan malah mengacungkan jari telunjukkan dengan mendekatkan ke bibirnya sebagai tanda meminta Allen untuk diam.

Terdengar oleh Xiao Zhan, Bai Lu sedang berbicara dan sepertinya ia sedang menelepon Dilireba.

"Reba! Buruk! Sungguh buruk!" kata Bai Lu yang segera menghambur ke atas ranjangnya dan berbaring di atasnya.

"Buruk? Apa yang buruk?" tanya Reba jauh di sana

"Pria yang dijodohkan oleh mamaku adalah Deng Wei dan tadi ia mengantarku ke sini," jelas Bai Lu sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hah? Kau serius?"

Bai Lu menganggukan kepalanya. "Iya, Reba. Tapi, aku sudah bilang padanya bahwa aku sudah menyukai orang lain"

"Lalu apa tanggapannya?"

"Ia bilang ia akan berhenti mengejarku jika aku dan orang yang sukai sudah bersama. "

"Lalu apa jawabanmu?"

"Aku hanya bilang bahwa aku dan orang aku sukai pasti bersama."

Note :

1. Xiansheng¹ : Tuan

Immortality ( ZhanLu Fan Fiction ) [ Open Pre-Order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang