Chapter 21 : The Double Date ( Part 2 )

45 8 31
                                    

Sepanjang film Bai Lu terlihat sangat menikmati cerita film tersebut karena kebetulan tema film favoritnya yakni tema vampir. Sementara itu, Xiao Zhan berkali-kali melirik Bai Lu dan bukan menikmati film melainkan malah menonton sosok di sampingnya itu.

Melihat itu Reba yang menyadari perbuatan Xiao Zhan kepada temannya itu, pun berbisik kepada Allen. "Allen, lihat Xiao Zhan sepertinya kali ini sudah tidak bisa menolak pesona Lulu lagi."

Allen yang mendengar ucapan Reba akhirnya ikut melihat ke arah Bai Lu dan benar dilihatnya tuan mudanya masih terpaku menatap sosok cantik di sebelahnya. Bibir Allen ikut membentuk senyuman.

"Rencana kita sepertinya akan berhasil, Reba," kata Allen lalu kembali menatap Reba.

"Iya, sepertinya begitu. Syukurlah. Bukannya akan lebih baik jika mereka bersama dan juga tentunya jika Bai Lu tahu siapa dirinya yang sebenarnya," sahut Reba.

"Betul. Semakin cepat semakin baik, agar kita semua lebih mudah melindunginya. Hanya saja sepertinya Xiao Zhan belum ingin mengatakannya kepada Bai Lu."

"Kenapa? Kalian sudah membahasnya?"

Allen mengangguk. "Xiao Zhan sepertinya belum ingin Bai Lu tahu siapa dirinya sebenarnya. Ia khawatir Bai Lu akan sulit menerima kenyataannya. Tapi, aku pikir lebih baik agar Bai Lu segera tahu sehingga ia lebih bisa berhati-hati."

"Aku setuju denganmu, Allen. Akan lebih baik Bai Lu segera tahu kondisinya yang bukanlah seperti manusia pada umumnya. Darahnya istimewa dan berbahaya jika sampai jatuh ke tangan vampir pembunuh."

Tidak terasa satu setengah jam sudah berlalu, Bai Lu yang paling antusias dengan film tersebut langsung mengomentari film tersebut begitu mereka meninggalkan ruangan teater.

"Jika aku adalah sang tokoh utama wanita, aku juga akan melakukan apa dilakukannya. Aku tidak keberatan jika hidup abadi bersama seseorang yang aku sayangi meski aku menjadi vampir seperti kekasihku," celoteh Bai Lu begitu mereka kembali berdiri di luar bioskop.

Ucapan Bai Lu barusan sontak membuat Xiao Zhan, Allen dan juga Reba saling pandang.

Reba pun dengan cepat merangkul pundak Bai Lu, "Memang kau percaya ada vampir di dunia ini?" tanya Reba kemudian.

"Hmm ... aku malah berharap mereka benar-benar ada, tapi kalau vampir yang jahat akan mengerikan juga," jawab Bai Lu santai.

Xiao Zhan dan Allen kembali saling melempar pandangan.

"Jika kau bisa memiliki seorang kekasih yang adalah dhampir, apa kau tidak takut?" lanjut Reba yang sengaja memancing.

"Tidak. Bukankah itu keren. Ia setengah manusia dan juga setengah vampir, lagi pula bukannya ia akan membasmi vampir-vampir jahat?"

Reba dan Allen mengangguk canggung. "Ya, itu menurut para penulis cerita vampir dan tentunya menurut Xiao Zhan," sambung Allen sambil melirik Xiao Zhan.

Xiao Zhan yang dilirik oleh Allen menjadi salah tingkah, sehingga ia kembali menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal. Meski demikian ia tetap mengangguk saat Bai Lu yang bergantian menatapnya.

"Sudah, yuk cerita-ceritanya. Kita lanjut makan saja, Bai Lu juga pasti sudah lapar," kata Reba yang melihat kecanggungan Xiao Zhan.

"Ah ... iya benar. Kebetulan aku sudah lapar. Ayo kita mau makan di mana?" sambung Allen yang kemudian melihat sekelilingnya.

"Bagaimana kalau kita makan hotpot saja?" usul Bai Lu begitu menemukan restoran hotpot yang ada satu lantai di bawah bioskop.

"Baiklah ayo kita ke sana," seru Allen paling antusias dan menggenggam tangan Reba.

Pasangan Allen dan Reba kembali memimpin berjalan di depan, sementara itu Xiao Zhan dan Bai Lu mengekor. Namun, keduanya masih terlalu malu untuk bergandengan tangan sehingga hanya berjalan bersisian.

Kali ini mereka menggunakan tangga jalan untuk turun satu lantai di bawah, keempat orang itu segera memasuki restoran. Mereka pun disambut dan diantarkan ke meja yang kosong, restoran cukup dipadati pengujung kebetulan ini adalah waktu makan malam.

"Kami pesan paket hotpot lengkap untuk empat orang," kata Reba begitu pelayan hendak mencatat pesanan.

"Baiklah, mohon ditunggu," kata pelayan wanita, lalu meninggalkan mereka.

Selanjutnya semuanya terdiam hanyut dengan pikiran masing-masing. Tidak ada yang berniat membuka percakapan kembali. Sampai pelayan kembali dengan membawa daging dan sayuran yang akan dimasak.

Begitu semuanya di meja, Reba dan Bai Lu mulai memasukkan daging dan sayuran untuk dimasak. Sementara itu Xiao Zhan memilih meminum minumannya dan Allen malah ikut membantu Reba memasak.

Melihat itu Bai Lu tersenyum dan kemudian mengangkat daging yang sudah matang lalu ditaruhnya di atas mangkuk milik Xiao Zhan.

Xiao Zhan cukup terkejut, tetapi ia tetap mengambil daging tersebut dan memakannya. Bibirnya membentuk senyuman begitu selesai menikmati daging.

Lagi-lagi Bai Lu memberikan daging dan sayuran ke mangkuk Xiao Zhan.

"Lulu, kau harus makan juga," kata Xiao Zhan yang kemudian mengembalikan potongan daging ke mangkuk Bai Lu.

Bai Lu hanya mengangguk dan kemudian memakan daging yang ditaruh Xiao Zhan barusan.

Melihat Xiao Zhan dan Bai Lu yang bertindak demikian, memancing senyum Allen dan Reba.

"Kalian terlihat cocok dan Bai Lu memang menyukaimu, A-Zhan," kata Allen masih tersenyum.

"Hmm ..." sahut Xiao Zhan yang sebenarnya gugup sekali.

"Sudahlah Allen, kita lebih baik membiarkan mereka saja. Nanti mereka akan semakin malu kalau kita goda terus," kata Reba.

"Ah ... iya benar juga."

Kemudian mereka kembali makan dalam ketenangan, meski demikian tidak sepenuhnya mereka tenang. Pikiran Xiao Zhan sedang melayang, ia berpikir bagaimana jika mengikuti saran Allen dan juga perasaannya sendiri.

"Kalian tunggu di sini sebentar, aku ada urusan sebentar," kata Xiao Zhan yang lebih dulu menyudahi makannya.

Meski Allen bingung, kenapa tiba-tiba sekali Xiao Zhan ingin pergi. Namun, tidak ada pilihan selain membiarkannya pergi sejenak.

Berbeda dengan Bai Lu yang kini merasa khawatir, ia takut kalau Xiao Zhan merasa risih sehingga akhirnya pergi lebih dulu.

Xiao Zhan meninggalkan restoran tersebut, lalu mengeluarkan ponselnya dan memesan sebuah buket bunga agar diantar secepatnya. Dhampir itu juga kemudian menunggu di lobi mal.

Untungnya tanpa menunggu terlalu lama, bunga pesanannya diantarkan. Begitu mendapatkan bunganya, Xiao Zhan mengirimkan pesan kepada Allen dan memberitahu rencananya, ia ingin memberikan Bai Lu kejutan.

Immortality ( ZhanLu Fan Fiction ) [ Open Pre-Order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang