Chapter 14 : The Ally ( Part 1 )

41 10 28
                                    

Usai mengobrol dan makan siang bersama di apartemen Bai Lu, Sun Zhenni dan Dilireba Dilmurat pamit pulang. Sebenarnya Bai Lu masih ingin menahan kedua sahabatnya lebih lama, tetapi karena Zhenni masih harus masuk kerja dan sementara itu Reba berkata ia masih ada urusan sehingga ia harus ikut pamit pulang.

Mereka bertiga kembali berpelukan di depan pintu sebelum meninggalkan apartemen Bai Lu. "Sampai bertemu besok, Lulu," kata Reba sambil tersenyum.

"Iya sampai bertemu besok di kantor, " jawab Bai Lu sambil tersenyum dan melihat keduanya berjalan menuju lift sementara itu Bai Lu kembali masuk.

Sun Zhenni dan Dilireba Dilmurat berjalan berdampingan menuju lift, Zhenni pun lebih dulu menekan tombol turun untuk menaiki lift. Saat keduanya menunggu lift, Reba melirik ke arah unit milik Bai Lu.

"Zhenni, sepertinya kau duluan saja yah. Aku baru saja mendapatkan pesan dari saudaraku yang tinggal di sini juga. Mereka memintaku untuk mampir sebentar," kata Reba.

"Saudaramu? Aku baru tahu kalau ada saudaramu yang tinggal satu apartemen yang Bai Lu," kata Zhenni yang terpotong karena pintu lift sudah membuka. "Ya sudah aku duluan kalau begitu. Sampai juga, Reba."

Reba mengangguk sambil tersenyum dan melambaikan tangan kepada Zhenni yang sudah naik ke dalam lift. Begitu pintu lift tertutup Reba baru kembali menuju unit kamar yang berada di samping Bai Lu.

Ditekannya bel unit tersebut. Tanpa menunggu lama pintu dibuka, terlihat Allen berdiri membukakan pintu dan tersenyum melihat Reba yang berdiri di sana. "Masuk, Reba Sayang," ajak Allen.

Tanpa ragu Reba masuk ke dalam unit dan kemudian duduk di sofa ruang tamu unit milik Xiao Zhan.

Sementara itu Xiao Zhan yang baru saja selesai berbicara dengan ayahnya melalui telepon segera melihat Dilireba Dilmurat yang sudah duduk berdampingan dengan Allen.

Melihat kedatangan Xiao Zhan, Allen pun segera berdiri dan juga mengajak Reba ikut berdiri. "Xiao Zhan, kenalkan ini kekasihku, Dilireba dan ia juga teman sekantor Bai Lu," jelas Allen.

Mendengar itu Xiao Zhan pun tersenyum. "Xiao Zhan," kata Xiao Zhan sambil mengulurkan tangannya kepada Reba yang ia ketahui juga bukanlah seorang manusia melainkan seorang dhampir sama sepertinya.

"Senang akhirnya bisa bertemu secara langsung denganmu, Xiao Shao Ye³," kata Reba dengan senyuman.

"Senang bertemu denganmu, juga Reba. Oh ya apakah kau putri Dilmurat Xiānshēng?" balas Xiao Zhan.

Melihat Reba mengangguk sambil tersenyum membuat Allen kebingungan, bagaimana mungkin Xiao Zhan bis kenal kenal dengan orang tua kekasihnya sementara dirinya yang sudah berpacaran hampir dua tahun saja belum dikenalkan.

"Sepertinya ada yang belum tahu siapa dirimu sebenarnya, Reba," sambung Xiao Zhan bisa membaca kebingungan Allen dengan apa yang ia lihat sekarang.

Mendengar itu Reba terkekeh pelan. "Sebenarnya aku ingin memberitahunya, hanya saja aku sedikit ragu. Tapi, sekarang sepertinya aku harus jujur pada Allen."

"Memberitahu apa, Reba? Kalian sudah saling kenal?" tanya Allen masih dengan wajah kebingungannya.

"Ya itu salah satunya. Tapi, ada yang lebih penting dari itu. Aku seorang dhampir sama seperti atasanmu," jelas Reba.

Mulut Allen menganga dan wajahnya menunjukkan keterkejutan yang besar.

Melihat Allen Xiao Zhan pun menepuk pundak Allen pelan. "Pacarmu itu sebangsaku. Ayahnya salah satu klan vampir yang merupakan teman papaku."

"Sial! Padahal awalnya aku yang ingin memberikanmu kejutan, ternyata aku malah yang mendapatkan kejutan yang lebih besar!" umpat Allen.

"Allen Sayang, maafkan aku. Sebenarnya aku ingin mengatakan padamu, tapi aku takut kau malah akan menjauhiku setelah tahu aku seorang dhampir. Kini kenyataan aku malah mengetahui kau bekerja pada keluarga vampir juga, jika dari awal aku tahu kau bekerja dengan siapa aku tidak akan menyembunyikan hal ini terlalu lama. Maaf, Allen." kata Reba mencoba menenangkan kekasihnya.

Mendengar kekasihnya meminta maaf, Allen yang kini berpikir ingin mengerjai Reba kembali dan semoga saja kekasihnya itu tidak menggunakan kemampuan membaca pikiran padanya. Maka bukan menjawab Allen pun beralih tidak mau menatap Reba.

"Sayang... maafin aku yah please  ..." pinta Reba mengiba.

Xiao Zhan melihat itu pun hanya bisa menundukan kepalanya menahan tawanya, sebab ia sudah membaca pikiran Allen dan ia tidak mau merusak rencana Allen.

Allen masih melakukan aksi merajuknya, tetapi ia melirik Reba memperhatikan ekspresi kekasihnya yang terlihat sangat menyesal. Akhirnya karena tidak tega, Allen menatap Reba dan memegang tangan sang kasih.

"Iya aku maafkan, lagipula kau juga sudah mau membantu kami menjaga Bai Lu selama ia di kantor," kata Allen sambil tersenyum.

"Terima kasih, Allen Sayang," kata Reba seraya memeluk kekasihnya erat.

Kemudian keduanya melepaskan pelukan dan kembali duduk untuk berbicara dengan Xiao Zhan. Berbeda dengan Xiao Zhan yang awalnya tidak tahu ada dhampir di sekitar Bai Lu, Reba sudah tahu lebih dulu tentang Xiao Zhan begitu Allen meminta tolong padanya untuk mengawasi Bai Lu selama di kantor. Meski awalnya Reba belum jujur tentang dirinya yang ternyata sama seperti Xiao Zhan, tetapi ia langsung setuju untuk menjaga Bai Lu.

"Jadi saat Allen meminta tolong padaku untuk menjaga Bai Lu, jujur aku sudah tidak terlalu terkejut. Sebab aku bisa merasakan Bai Lu memiliki darah istimewa dan kebetulan ayahku juga pernah bercerita tentang darah istimewa itu padaku," kata Reba memulai percakapan.

Xiao Zhan mengangguk pelan. "Ya, kau pasti pernah mendengar itu. Sebab hal itu sudah hal yang umum diketahui oleh bangsa vampir dan dhampir. Darah tersebut menjadi incaran para vampir pembunuh, sementara kelompok kita malah ingin menjaganya agar tidak akan terjadi hal yang mengerikan."

"Maka dari itu, jauh sebelum Allen meminta tolong padaku untuk menjaga Bai Lu aku sudah selalu menjaganya karena memang aku yang lebih dulu menemukannya. Sejak saat itu aku memang selalu mengawasi Bai Lu."

Mendengar itu membuat Xiao Zhan tersenyum senang karena mengetahui bahwa selama ini Bai Lu juga sudah dilindungi oleh vampir baik. "Terima kasih, Reba. Kau sudah mau membantu."

"Sama-sama. Aku, ayahku dan anggota klanku juga tidak ingin vampir-vampir pembunuh itu bisa mewujudkan impian gila mereka," balas Reba.

Immortality ( ZhanLu Fan Fiction ) [ Open Pre-Order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang