Chapter 19 : Open Heart

41 8 41
                                    

Xiao Zhan yang mendengar itu hanya bisa menarik napas, karena kini egonya mulai bermain. Ia semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya. Dalam hatinya ia mulai bertanya-tanya, apakah sudah waktunya untuk membuka diri?

"Xiao Zhan?" panggil Allen yang melihat tuan mudanya masih terdiam begitu saja cukup lama.

Dhampir yang dipanggil namanya itu pun segera menatap Allen. "Ya, Allen?" balasnya.

"Mmm ... melamun lagi pasti. Pasti memikirkan Bai Lu, kan?"

Xiao Zhan hanya bisa mengangguk lesu.

Allen kemudian menepuk pundak Xiao Zhan lembut. "Jika kau memang menyukai Bai Lu, katakan padanya, akui perasaanmu. Untuk masalah lain bisa kau pikirkan lagi, lagi pula akan lebih mudah kau melindunginya jika kau sudah mengakui perasaanmu."

Xiao Zhan memilih diam, tetapi ia memikirkan ucapan Allen barusan.

"Paling tidak sekarang kau sudah bisa lebih tenang, Bai Lu sudah kembali dengan selamat dan mengenai perasaan buruknya, aku yakin hanya kau yang bisa memperbaiki perasaannya," kata Allen sambil menepuk pundak Xiao Zhan, kemudian meninggalkan tuan mudanya yang masih berdiri mematung di dekat pintu.

Masih terdengar pembicaraan dari kamar sebelah, tetapi Xiao Zhan akhirnya memilih mengabaikan pembicaraan tersebut dan berjalan menuju kamarnya.

~~~

Esok paginya Bai Lu terbangun dengan perasaan yang tidak bersemangat, sebab ia langsung teringat pada Deng Wei yang akan kembali ia temui nanti di kantor. Rasanya ingin sekali gadis itu mangkir tidak masuk kerja, tetapi ia teringat janjinya pada Reba. Mereka memiliki rencana double date dan juga mengajak Xiao Zhan untuk menemaninya. Akhirnya hal itu yang menjadi penyemangatnya hari ini, ia juga berpikir ingin segera mengatakan perasaannya kepada Xiao Zhan. Hanya itu harapannya agar ia bisa terlepas dari Deng Wei.

Dengan semangat yang tidak seberapa, Bai Lu bergegas mandi dan memilih pakaian kantor terbaik miliknya. Ia ingin mampir sebentar ke unit sebelah untuk mengajak Xiao Zhan, pergi nanti malam. Setelah beberapa menit mematut dirinya di depan cermin, gadis itu merasa cukup cantik untuk bertemu dengan calon kekasihnya.

Bai Lu meraih tas sebelum pergi meninggalkan unitnya, baru setelah itu melangkah menuju unit di samping. Bel pun ditekan sementara itu ia berdiri menunggu pintu dibukakan.

Tidak lama pintu dibukakan dan kali ini yang berdiri dibalik pintu adalah sosok yang ingin ia temui. Sejenak Bai Lu terdiam menatap Xiao Zhan yang masih menggunakan piyama tidur. Namun, dengan cepat Bai Lu segera menyadarkan pikirannya sendiri.

"Pagi, Xiao Zhan!" katanya.

"Pagi juga, maaf. Mari silakan masuk," kata Xiao Zhan yang juga menyadari bahwa seharusnya ia mengajak Bai Lu masuk.

"Ah ... tidak perlu repot-repot. Aku juga harus segera ke kantor, tapi aku hanya ingin bertanya. Apakah nanti sore kau tidak ada kegiatan? Jika iya, aku ingin mengajakmu menonton bioskop. Tiket yang kubeli kelebihan, jadi aku pikir tidak ada salahnya jika mengajakmu. Tapi, kalau kau punya waktu," kata Bai Lu yang akhirnya mendapatkan keberanian entah dari mana.

Sejenak Xiao Zhan terdiam dan berpikir, ia juga teringat ucapan Allen yang mengatakan jika ini adalah kesempatan yang baik. Xiao Zhan yang merasa gugup pun mengusap kepala belakangnya. "Sepertinya, aku bisa. Kita akan bertemu di mana?"

Sebenarnya Bai Lu ingin menjerit, tetapi ia harus menahan dirinya sehingga ia hanya bisa menggigit bibir. "Kita akan bertemu di mal saja, oh ya aku harus berangkat kerja dulu yah. Sampai bertemu nanti."

Xiao Zhan mengangguk dan tersenyum. "Hati-hati di jalan dan sampai bertemu nanti."

"Uh ... huh!"

Bai Lu pun melambaikan tangannya sebelum ia berjalan menuju lift dan menekan tombol turun, tetapi sesekali ia masih menoleh ke arah Xiao Zhan yang masih setia berdiri di depan pintu unit miliknya.

Xiao Zhan yang melihat itu tidak bisa menyembunyikan senyumannya, sehingga ia tersenyum melihat tingkah Bai Lu yang terlihat lucu baginya.

Sementara itu Bai Lu malah terlihat salah tingkah, beberapa kali ia menundukkan kepalanya mencoba menahan tawa dan kembali tersenyum kepada Xiao Zhan. Sampai akhirnya lift membuka, Bai Lu pun segera naik ke dalam lalu sekali lagi melambaikan tangan sampai pintu lift menutup.

"Hei! Lagi apa hayo?" sebuah suara mengejutkan Xiao Zhan yang masih berdiri di pintu.

"Allen! Kebiasaan kau ini!" protes Xiao Zhan lalu berjalan masuk ke dalam dan menutup pintu.

"Tadi Bai Lu datang?"

Xiao Zhan mengangguk. "Iya mengajakku pergi nonton nanti malam."

"Lalu apa jawabanmu?"

"Aku menerima ajakannya."

"Kau serius? Ya Tuhan! Akhirnya Xiao Zhan menyerah juga pada pesona Bai Lu."

"Ya apa yang kau bilang ada benarnya, Allen. Terima kasih sudah mengingatkanku."

Allen tersenyum dan menepuk pundak Xiao Zhan.

~~~

Sesampainya Bai Lu di kantor, ternyata Dilireba sudah sampai lebih dulu. Gadis dhampir itu melambaikan tangan meminta agar Bai Lu segera menghampirinya. Sementara itu Bai Lu tidak bisa berhenti tersenyum, dengan langkah yang mantap ia berjalan mendekati Reba dan duduk di hadapan Reba.

"Sepertinya ada yang berbunga-bunga pagi ini, perasaan semalam curhat dengan sangat memilukan," goda Reba begitu melihat sahabatnya duduk.

"Aku berhasil mengajak Xiao Zhan untuk pergi nonton nanti malam!" jawab Bai Lu begitu antusias.

"Wah! Akhirnya sahabatku ini berani juga. Benarkan, Xiao Zhan tidak akan menolakmu?"

Bai Lu mengangguk cepat. "Xiexie¹⁰, Reba. Berkat dirimu akhirnya aku berani juga dan semoga dugaanmu benar agar aku bisa lepas dari Deng Wei.."

Reba mengangguk dan menepuk tangan Bai Lu. "Yakin. Ia juga memiliki perasaan padamu, ya hanya untuk sekarang itu masih butuh proses."

"Ya semoga saja, benar begitu. Sungguh aku tidak mau Deng Wei masih terus mendekatiku. Setelah pertemuan semalam rasanya semakin tidak nyaman jika berada di dekatnya, aku takut ia akan semakin agresif"

"Tapi, aku rasa ia tidak terlalu berani. Kecuali kau sudah benar-benar malas berhadapan dengannya. Hahaha."

"Sejujurnya sih iya. Tapi, mau bagaimana aku masih bekerja di sini dan semoga saja ia akan menepati janjinya jika aku dan Xiao Zhan sudah bersama."

"Amin. Aku doakan yang terbaik untukmu."

Note :

10. Xiexie : Terima kasih

Immortality ( ZhanLu Fan Fiction ) [ Open Pre-Order ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang