Aku duduk di tepi ranjang dengan perasaan khawatir yang begitu dalam.
Sekarang sudah siang tapi Tokito belum kembali juga sejak semalam. Aku menggigit bibir bawahku, aku benar benar takut kali ini sampai rasanya aku ingin menangis
"Aku.. Melakukan kesalahan.. Seharusnya semalam aku tak kabur. Iblis itu.. Pasti dia yang melakukan sesuatu pada Tokito"
Mata ku mulai berkaca kaca mengingat Tokito, bagaimana? Aku juga tak tahu harus melakukan apa sekarang.
Aku menatap ke luar jendela, langit juga ikut berkaca kaca tak seperti biasanya. Membuatku semakin khawatir,
'Aku akan mencarinya di tempat semalam ia menghilang'
Aku mengganti piyama ku dengan yukata berwarna biru dengan motif bunga berwarna putih, dan haori yang berwarna putih senada.
Aku menggulung rambutku ke atas lalu menggunakan semacam tusuk konde untuk membuatnya rambutku terbentuk.
Aku berpenampilan seperti ini agar tak terlihat mencurigakan di sana, lagi pula sekarang siang pasti ada banyak orang di sana
Tanpa berlama lama lagi, aku langsung bergegas pergi ke jalan terakhir kali kami berjalan bersama,
Sesampainya, aku langsung menelusurinya, dari ujung jalan ke ujung yang lainnya, lalu beralih ke samping ke dua ujung hutan di sekitar. Tapi nihil tak ada tanda tanda atau pun sebatas jejak Tokito di sana,
***
Aku terduduk di kursi di bawah lampu jalanan itu, aku sudah mengelilingi jalanan itu entah sudah berapa kali, hari sudah mulai sore.
Langit mulai berwarna oranye kemerahan. Aku semakin frustasi di buatnya. Tak ada yang ku temukan sama sekali, 1 jejak pun tidak.
Aku menyandar dan menatap langit, ah.. Rasanya mataku mulai berkaca kaca lagi, aku tidak bisa menahannya.
Untuk pertama kalinya aku menangis lagi, setelah beberapa waktu yang cukup lama. Aku menutupi mataku dengan lengan kiriku
"Aku tahu kau akan mencariku lagi, nona manis"
Aku membuka mataku, lalu melihat pada arah suara. Aku melihat iblis yang kemarin, dia tersenyum sembari melambaikan lengannya. Dia pun duduk di atas dahan pohon di seberang
Sejujurnya tangan ku bergetar, entah itu karena kesal, marah, takut, frustasi, semuanya bercampur aduk. Aku mengepalkan tanganku lalu berdiri
"Dimana Tokito-san?!"
Aku menggertakkan gigiku sembari menatap tajam dengan marah pada iblis itu
"Tenang dulu, nona manis. Siapa yang kau maksud?"
Aku mendekat ke arah pohon itu,
"KATAKAN DIMANA TOKITO, DASAR IBLIS BRENGSEK!!"
Aku melompat dan langsung memberikan cipratan darah dari tanganku yang aku lukai sendiri
Iblis itu berjalan mundur dengan tenang lalu turun ke bawah, aku tentu saja mengikutinya
Aku menyiapkan kuda kudaku agar sempurna,
"Oh tunggu, apa dia pemilik pedang ini?"
Iblis itu membawa pedang yang tergeletak di tanah yang tertutupi oleh rumput rumput
Mataku melebar melihat pedang itu, nafasku tak karuan. Nichirin itu tentu milik Tokito, aku terdiam sebentar, amarah ku langsung memuncak
"SIALAN!!"
Aku langsung menyerangnya secara brutal dengan perasaan bergejolak, bukan karna marah tapi takut, takut hal yang ku pikirkan ini terjadi, Tokito pergi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine (Sequel From 'Moon')
ФанфикWARN!! OOC PARAH PLIZ Gadis berusia 16 tahun harus menerima perjodohan dalam usianya yang begitu muda. Perjodohan nya dengan seseorang pria bernama 'Tokito Muichiro' atau sering di panggil 'Sang Pilar Kabut ' dari corps pembasmi iblis membuat hidupn...