3/Ada Lomba

83 15 1
                                    

''Gue udah gak sabar hari esok, hiyaa,'' gerutu Qina.

''Emangnya besok ada apa? Gue ketinggalan info nih.''

''Jadi gini Hara, besok itu ada pertandingan basket antar SMA, terus pertandingannya diadain di sekolah kita tercintah ini.''

''Tim Xero atau Harimau yang jadi perwakilan SMA kita?'' tanya Hara.

''Tim Harimau, gue menanti banget Jhova main. Nantinya, gue menjadi supporter dia paling heboh.''

''Kring! Kring! Kring!'' bel sekolah berbunyi. Hara dan Qina berpisah karena harus kembali ke kelas masing-masing.

Singkat cerita...

''Kring! Kring! Kring!'' bunyi bel pbm telah selesai.

Hara berjalan keluar dari kelas. Namun, berbeda arah dari kebanyakan siswa. Ia menuju ke lapangan basket. Ya, ia menduga anak-anak basket sedang berlatih keras untuk pertandingan besok. Namun, ia salah sangka. Ia tidak melihat seorangpun di lapangan basket. Ya, para pemain basket tentu saja beristirahat agar besoknya mereka dapat berenergi semaksimal mungkin.

Tujuan Hara sebenarnya hanya satu, yakni ingin berkomunikasi dengan Yoan. Ia tetap mengusahakannya dengan menelepon Yoan. Ia terus-terusan menelepon Yoan walau teleponnya tak diangkat hingga panggilan ke-30 kalinya barulah ia dapat mendengar suara Yoan.

''Apa sih lu, ganggu amat sumpah dasar sampah,'' ucap Yoan lewat telepon.

''Gue cuma mau bilang....'' perkataan Hara terputus.

''Bilang apa? Cepetan bambang, lu ga jelas banget, minta maaf lu sama gue, lu udah bikin gue naik pitam nich.''

''Idih, ga banget gue minta maaf ke elu. Gini ya, lu semangat besok. Lu harus nampilin seeffortnya. Btw, gue ngomong ini dari kaki bukan dari hati.''

Telepon dimatikan Yoan. Hara mengoceh.

''Sialan,'' ujar Hara. Hampir saja ia ingin membanting teleponnya oleh karena ulah banci yang tak sopan itu.

Di sisi lain...

Yoan merasa terpuruk. Ia sudah secara mufakat dikeluarkan dari geng safara. Nasib malang menimpanya. Sekarang, ia dibully geng safara. Geng yang anggotanya dulu sangat akur dengannya dan kini malah bermusuhan dengannya.

''Kira-kira besok siapa coba yang mau ngedukung gue? Hufh...''

Yang bikin nambah sakit hati Yoan yaitu ia belum dikeluarkan dari grup whatsapp safara sehingga ia dapat menyaksikan pembullyan kepada dirinya secara langsung. Ia dikata-katai.

Isi chat grup safara:

Cila: Harusnya Anya masuk rsj ya kan.  Kalo gue jadi orang tuanya nih ya, udah gue usir dia dari rumah. Eits, ih ga mau sih gue ngebayangin jadi ortu dia,iuw.

Vika: Hahaha, lawak bet.

Yuri: Eh eh eh, kasian banget ya jadi dia, hahhahaha.

Karena sudah tak tahan dengan omongan online 9 anggota safara, Yoan memutuskan untuk keluar dari grup itu. Ternyata di balik pintu kamarnya sang bunda sedang mendengar isak tangis anaknya. Saat Yoan keluar, ia terkejut melihat bundanya. Namun, ia langsung memeluk sang bunda dan menyampaikan keluh kesahnya yang sangat mendalam.

''Bunda, Anya dibully sama temen sekolah. Bunda tolongin Anya, bilangin sama pak kepsek buat ngehukum murid-murid laknat itu bun, hiks hiks.''

Naria yakni Bunda Yoan mendorong bahu anaknya sehingga timbul jarak antara dia dan Yoan.

''Bunda ada di pihak mereka. Bunda bodo amat sih kamu dibully karena itu kesalahan kamu. Kamu harus intropeksi diri. Kalau selama seminggu ini kamu ga berubah, Bunda ga takut untuk ngusir kamu keluar dari rumah. Silahkan kamu mau ngapain di luar sana.'' Naria lalu bergegas pergi dari hadapan sang anak.

''Bundaaaaaa. Salah Anya apa sih?'' ucap Yoan sambil meneteskan air mata. Ya, Naria bodo amat dengan tangisan Yoan.

Saat sudah tak dapat melihat badan Yoan lagi, Naria mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia menelepon sang suami.

''Ayah, Bunda seneng banget. Ayah tahu ga karena apa?'' kata Naria di telepon.

''Engga, kan Ayah stay di Belanda mulu. Gimana Ayah mau tahu keadaan di sana? Bunda ada-ada aja.''

''Si Yoan dibully ama temen-temennya Yah, kalau gitu terus pasti Yoan muak. Abis itu, Yoan jadi lakik.''

''Wah, Ayah seneng dengernya. Semoga Yoan kembali ke kodratnya ya Bun. Papa berdoaaa biar Yoan kembali pulih sedia kala.''

Keesokan harinya...

Kondisi Prima Bangsa bener-bener riuh. Banyak siswa dari sekolah yang berbeda hadir di pertadingan basket. Baru jam 7 pagi, sekolah sudah penuh oleh para siswa maupun siswi. Mereka sangat antusias untuk mendukung tim favorit mereka masing-masing. SMA Prima Bangsa pun dihias secantik mungkin sehingga kelihatan sangat mewah.

Cuaca di pagi haripun mendukung, burung-burung gereja terbang ke sana kemari di atas langit SMA Prima Bangsa. Pepohonan mengibaskan rambutnya yang terkena sepoi angin yang lembut. Suasana indah di pagi hari. Bahkan ada yang bertemu cinta pertamanya di SMA itu.

Para siswi SMA Prima Bangsa juga banyak yang berjualan makanan dan minuman. Menunya sangatlah bervariasi seperti kue, hotdog, mie, burger, jagung bakar, bakso, batagor, basreng dan masih banyak lainnya. Minumannya ada berbagai jenis jus, boba dan bermacam-macam teh. Tak hanya menjual sesuatu yang dapat dimakan atau diminum, mereka juga berjualan hasil karya seperti lukisan, baju dengan motif yang dibikin sendiri serta gantungan kunci.

Bagaimana dengan Hara? Hara berjualan sosis bakar bersama temannya Qina, Delia dan Misyka. Kedai mereka pun sangat ramai dikunjungi. Hara lah yang mempromosikan kedainya. Hahaha, ia memiliki keahlian tersebut.

Nexttt gaaa??🍳
Janlup komen yang bejibun yah guuuyss(♥ω♥*)
Tnx so muchhh🌸

Cuma Cerita BanciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang