5/Kalah atau Menang

58 14 2
                                    

Malam hari di Rumah Yoan...

''Astaga, kenapa Hara ga ngangkat telepon gue sih? Angkat dong Hara, please.''

Ya, lagi-lagi di balik pintu kamarnya, Naria menguping omongan putranya. Ia hampir saja berteriak histeris. Naria lalu berjalan dengan penuh bangga ke kamarnya.

''Yoan punya pacar ceweeek,'' kata Naria di dalam hati.

Naria begitu kegirangan. Padahal faktanya, hubungan Yoan dan Hara hanya sebatas teman.

Yoan sendiri masih sabar menunggu Hara mengangkat panggilan telepon. Alhasil, kesabarannya berbuah hasil. Hara mulai bercakap.

''Hara, Gue pengen jadi murid lesmu,'' kata Yoan dengan cepat.

''Hah? Sejak kapan gue buka les, lu salah hubungin orang kali.''

''Engga kok, maksud gue lu buka dong khusus buat gue les masak. Serius, gue bakal bayar lesnyah.''

''Serius lu? Jangan ngadi-ngadi ya!''

''Tenang say, aman itu mah,'' yakin Yoan.

Hara menyetui hal itu. Ya, mereka membuat perjanjian setelah pertandingan basket besok, hari selanjutnya les memasak berjalan. Ya, Hara benar-benar menanti hari mengajar muridnya. Ia senang kali dibayar dengan bayaran 40 ribu perhari. Uang mukanya saja sudah langsung ditransfer Yoan sebesar 50 ribu. Namun, hari esok lebih ditunggu. Pertandingan yang ditunggu oleh banyak manusia.

Esok pagi...

Masih seperti suasana kemarin, SMA Prima Bangsa dipenuhi orang-orang. Ada yang datang untuk menonton, ada yang datang untuk bertemu pacar/crush dan ada yang datang untuk puas-puas membeli makanan dan minuman yang yummy.

''Hara, kemana lu pergi kemarin? Lu bilang balik lagi ke sini.'' Qina sedang kesal dengan Hara.

''Maap, gue udah tua jadi lupa. Maap ya, aduh gue ga enak banget nih sama kalian. Gini aja deh, gue hari ini full jaga kedai ini sendiri. Kalian nonton aja ya. Ga papa kok.''

''O-okay, makasih banyak yaa,'' ujar  Qina.

''No no no, ga perlu minta maaf.''

Di lapangan basket...

Yoan sedang menunggu kehadiran Hana. Sayangnya, Hana tak juga kunjung datang. Yoan yang jelas sekali terlihat raut wajah sendunya, ditegur Messi.

''Eh bencong! Lu renungin apaan dah pagi-pagi ini? Liat aja lu nanti abis pertandingan, kami ada surprise buat lu, spesial,'' kata Messi dengan nada licik.

10 menit kemudian...

''Mana sih si Hara? Apa dia lagi sakit ya? Iih, gue penasaran dia dukung siapa. Semoga aja ga Jhova, cukup 1000 cewek yang jadi saingan gue, jangan nambah satu,'' ungkap Wira.

''Aaah, ga, dia ga lagi sakit. Gue tau dia dimana, dia lagi di kedai soba/sosis bakarnya. Tamat pertandingan ini, kita cus datengin dia ya,'' terang Helin.

''Udah,udah liat sono, dah mulai tuh. Aduuh, telat sedetikkan. Ih ini semua gara-gara lu Helin, kualat lu.''

Helin sabar menghadapi tingkah sahabatnya itu. Sejujurnya, ia ingin menampol muka Wira. Namun, ia mengurungkan niatnya. Ia akan melampiaskannya sesudah keluar dari kawasan SMA Prima Bangsa agar Wira tak malu besar.

Kini mata Wira tak berkedip demi melihat Jhova untuk menyegarkan matanya. Ia menunggu Jhova berpeluh keringat. Hal itu membuat Jhova tampak lebih tampan, gagah, wah dan super duper membuat jantung berdetak secepat kilat di mata Wira dan penggemar Jhova lainnya. Sebenarnya gadis-gadis yang menyukai Jhova lebih dari 1000. Terbukti dari pengikut Jhova di Instagram yang mencapai 20 ribu dan jika ditelusuri, followersnya adalah ciwi-ciwi.

Suara-suara menggebu-gebu di ruangan besar itu seakan memecah ruangan. Hara di kedai yang bisa dibilang agak jauh dari lapangan basket saja bisa mendengar dengan jelas. Sekitar 90% nama yang diteriaki tak lain, tak bukan dan tak diragukan ialah Jhova. Bahkan parahnya, beberapa cewek kehilangan suaranya karena memaksimalkan pita suaranya untuk berteriak sedangkan Wira, ia tak sampai begitu. Hanya saja, suaranya menjadi serak.

''Calm Helin, aku tidak menyesal berteriak kok,'' ucap Wira setelah Helin berkata bahwa ia ingin mengajak Wira untuk pergi ke rumah sakit memeriksa suaranya.

''Paling nanti sembuh kok, ga usah cemas,'' tambah Wira.

''Gila lu Wir,'' kata Helin simpel.

Salah satu member tim harimau tampak linglung, yakni Yoan. Ia mendengar orang-orang sedang menjadikannya bahan ghibahan. Ia berusaha sabar tapi tidak bisa. Ia ingin berlari ke arah orang-orang yang menyakiti perasaannya untuk menendang mereka satu persatu.

''Yoaaaaaannn!! Semangaaaat!!'' teriakan keras yang membuat Yoan mengalihkan pandangan ke arah sumber suara.

Dilihatnya seorang gadis cantik tomboy tersenyum manis ke arahnya sambil memperlihatkan deret gigi putih. Dukungan itu menimbulkan jiwa berapi di dada Yoan. Ia tak lagi kusam. Ia melanjutkan tugasnya.

Yoan membantu teman setimnya, ia berhasil mengambil bola dari tangan lawan. Jhova yang ingin menjadi paling menonjol dengan paksa menyuruh Yoan memberikan bola itu kepadanya.

''Aku yang akan memasukkan bola ini ke dalam keranjang,'' kata Yoan menentang Jhova.

Yoan berlari mendekati keranjang bola dan gol. Ia berhasil mencetak gol. Tapi apa yang ia dapatkan? Hanya gadis cantik yang menjadi primadona sekolah bersorak untuknya. Itu sudah lebih dari cukup baginya.

Jhova dan teman-temannya merasa kejadian itu di luar nalar. Mereka tidak menyangka, Yoan bisa memberikan poin untuk tim. Skor kedua tim pun seri. Sekarang, tinggal 1 poin. Pertandingan bertambah gila.

Semangat Yoan kembali berkurang. Hara sudah tidak ditemukan olehnya di ruangan. Jhova yang egois ingin mencetak gol atas dirinya tidak meminta partisipasi Yoan.

''Hmm, gue ga boleh gini. Hara masih nyemangatin gue kok dari kejauhan,'' ucap Yoan di batinnya.

Yoan meminta Jhova mengoper bola kepadanya. Ya, Yoan tampaknya sedang diberi hidayah sehingga ia sangat jago melempar bola ke dalam keranjang basket. Jhova yang tahu kemampuan Yoan tetap teguh dengan pendiriannya. Ia merasa bisa melakukannya sendiri.

Saat bola melambung. Sial, bola tidak masuk tepat ke dalam keranjang. Ya, meleset, bola basket kini dibawah kendali lawan. Lawan yang tak kalah jago berhasil jaya. Mereka dapat dengan mudahnya memasukkan bola basket ke dalam keranjang milik tim harimau.

Nextt or noo??♥
Tunggu yaa kelanjutannyaa🧀
Hayo bantu aku share this story🐰

Cuma Cerita BanciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang