Kehamilan Jisya sudah berjalan 2 bulan. Beberapa hari ini Jisya selalu meminta permintaan aneh sama Ael. Kadang Ael ingin menolaknya tapi selalu ingat kata mamanya "kalo kamu gak nurutin satu permintaan pun dari istri kamu, maka anak mu nanti bakal ileran, mama gak mau ya!" kata kata itu selalu terngiyang di kepalanya saat hendak menolak permintaan istrinya.Sekarang Ael sedang berada di kantor dan Jisya seperti biasa pergi ke kampus karena dia gak mau ambil cuti dan pula dia bakal bosan terus di rumah.
Jisya sedang istirahat di kantin dan dia melihat menu menu di kantin namun sayangnya tidak ada yang membuanya tertarik. Jisya langsung cemberut karena semua menu di kantin gak ada yang buat di selera padahal dia sudah sangat lapar.
"Kenape tuh calon mahmud murung gitu mukanya?" tanya Manda berbisik ke Biya
"Aelah paling makanan gak ada yang cocok buat dia, kek gak tau hormon ibu hamil aja lo" kata Biya yang sudah hapal sama Jisya
"Ribet juga yaak"
deringan pertama belum di angkat
deringan kedua sama masih belum di angkat
deringan ketiga
"Hallo mas"
"...."
"Aku mau makan martabak telur mas"
"...."
"Cari dongg"
"...."
"Pokoknya aku mau sekarang titik. gak pake koma,"
"...."
"Gak mauu, maunya mas sendiri"
"...."
"Jadi gitu mas lebih sayang meeting daripada anak sendiri"
"...."
"Iyaa...jangan lama yaa"
"...."
"love you too"
Biya dan Manda tercengang dengar Jisya yang mengidam martabak telur siang bolong gini dan harus banget Ael yang mengantarnya.
"What?! lo pengen martabak telur siang bolong gini?" tanya Biya dan Jisya hanya ngangguk
"Cari dimana?"
"Kan wilayah luas masa gak ada satupun yg buka" pengen rasanya Biya tendang bokong Jisya kek dulu kalo aja dia gak lagi hamil..
"Iye iye serah elo dah" pasrah Biya dan Manda hanya nyimak aja sambil minum es
"Seger banget, bagi dong Man" ucap Jisya selera melihat es kepal milik Manda
"Lahh bukannya elo gak selera menu menu di sini ya?"
"Itukan tadi sekarang selera kok" sabar manda sabar ingat sahabat bngst elo satu ini sedang hamil..
"Ini ini ambil aja semuanya" Jisya langsung antusias mengambil es milik Manda
Sedangkan di bawa terik matahari yang panas ini Ael sedang berjuang mencari martabak telur yang di idamkan sang istri, sudah beberapa jalan yang Ael telusuri tapi belum menemukan satupun yang buka.
Bahkan Ael sudah meminta tolong sama Dika buat bantu cari juga di wilayah lain. Namun sampe sekarang belum ada kabar dari Dika. Ael tidak menyerah dia akan terus mencari sampai dapat supaya istrinya senang.
Hari sangat panas apalagi Ael menggunakan motor karena biar bisa masuk ke gang gang kecil. Ia meminjamkan motor salah satu karyawannya.
Setelah 1 jam-an memutar Ael sudah pasrah. Saat dia ingin menelpon istrinya untuk memberitahukan kalau martabaknya tidak ketemu, ada panggilan masuk dari Dika.
Dika call
"hallo bos, gue udah dapet nih martabaknya"
"Serius elo Ka?"
"iyaa...serius gue"
"Thankyou banget ya bro, nanti gue kasih lo bonus"
"Hehe...tau aja broo"
"Mau di antar kemana nih bos"
"Kita ketemuan aja, gue tunggu di perempatan dekat campus Jisya ya"
"Siapp bosss"
Ael sangat bersyukur punya sahabat yang bisa di andelin seperti Dika. Ael tidak jadi membuat istrinya kecewa karena keinginan sudah dapat.
Sekarang Ael menuju ke kampus Jisya setelah ambil martabaknya dari Dika.
Ael sekarang sudah masuk di area kampus mencari sang istri karena di telpon nomornya tidak aktif. Ael masuk masuk dengan rambut sedikit berantakan dan kemeja kerjanya di lapisi jaket denim miliknya dan celana dasar. Dia bahkan menanyakan kepada mahasiswa mahasiswi yang lewat di sekitarnya.
"Maaf ganggu mau numpang nanya, apa kenal dengan perempuan ini Jisya Aileen" tanya Ael pada perempuan yang dia temui di sana
"Oh Jisya temannya si berisik Biya itu ya?" bahkan bukan Ael aja yang berpikir kalau Biya itu berisik ternyata sudah begitu terkenal di kampusnya☺️
Ael mengangguk cepat "Iya, ada lihat mereka gak?"
"Tadi sih ada lihat di kantin itu" deg...saat menoleh ke arah yang di tunjukkan perempuan itu Ael bisa melihat ada seseorang yang sedang menatapkan dengan tajam, yang tidak lain adalah istrinya sendiri.
Ael menelan ludahnya, bahkan perempuan depannya bingung ada apa dengannya. Semoga aja istrinya tidak berpikir yang tidak tidak tentangnya.
"Mati gue"
"Eee...makasih ya, saya pergi dulu" Kata Ael dengan senyum manisnya dan perempuan itu salting.
"Manis banget Tuhan senyumnya, mau satu cowok kek gitu" monolog perempuan itu
Ael berlari menghampir mereka bertiga.
"Lama banget sih, lihat nih sahabat gue dah belumutan nungguin elo" belum juga Ael membuka suaranya tapi udah keduluan si berisik Biya yang bersuara.
Tidak mempedulikan omongan Biya, Ael langsung memberi martabak itu ke istrinya "Ini sayang, maaf ya lama...ini baru ketemu"
"Ya makasih" kata Jisya cuek dan Ael sudah tau kenapa istrinya bisa cuek gini
"Tadi itu mas cuma nanya aja kok, gak ada maksud lain..suwerr"
"Kenapa pake senyum segala"
"Kan gak mungkin mas cemberut depannya sayang dan dia juga udah beritahu keberadaan kamu soalnya kamu di telpon gak di angkat"
"iihhh gak peka banget sih, mas gak tau aja setelah mas pergi dia itu salting" kata Jisya
"Kamu tau darimana dia salting?"
"Ya merhatiin dia lah"
"Yaudah mas salah, maafin mas ya sayang.. ini makan martabaknya dedek bayi pasti udah lapar"
Lapar? Biya dan Manda udah nahan ketawa tuh, Ael gak tau aja kalo Jisya udah makan nasi goreng seporsi jumbo.
"Sorry, kata dedek bayi udah kenyang" kata Jisya tidak merasa bersalah, dia gak tau aja perjuangan Ael mendapatkan ini
"Haa? udah kenyang?"
"Hahahaahaha" ketawa Biya dan Manda udah pecah menertawakan ekperesi suami dari sahabatnya itu.
"Udah udah capek gue ketawa haha capek- lihat noh Jisya udah habis seporsi jumbo nasi goreng" ucap Biya
"Benar sayang?" tanya Ael menatap istrinya dan Jisya langsung mengangguk cepat
"Yaudah deh mas aja yang makannya" kata Ael pasrah dan kebetulan dia juga lapar.
kalau ada typo maklum yaaaww... karena manusia tidak ada yang sempurna🙏🏻🙏🏻