Baldwin mengelilingi benda asing dengan bahan baja berukuran besar. Dia menyentuhnya dengan banyak rasa ingin tahu. Tidak hanya Baldwin, Tiberias dan Bailian juga ikut merasakan perasaan tertarik. Ini adalah kereta yang di sebutkan oleh Jinny. Begitu besar dan memiliki tempat duduk yang nyaman.
"Kakak ipar, ini adalah bus yang di rancang oleh kakak perempuan. Dia sangat hebat. Kami membayar lima puluh pande besi dan tukang untuk membuat hal-hal ini. Kami membuatnya dengan sangat cepat dan sudah mengujinya. Aku menjamin mu, kakak ipar, kamu akan menyukai nya." Seru Abraham terus mengekori Baldwin dengan penuh antusias.
Mendengar penuturan tentang kerja keras Jinny untuk membuat benda ini, Baldwin memiliki Pandangan yang rumit. Semakin dia mengenalnya, semakin kemampuan Jinny ia ketahui, Jinny terasa tidak nyata untuknya. Dia seperti langit dan bumi dengan banyak lapisan. Jinny bagaikan mahluk immortal sedangkan dia adalah kekasih fana.
Wajah Baldwin menjadi murung. Pandangannya terus tertuju pada keindahan Jinny yang tengah bergurau dengan banyak orang. Bukankah wanita ini seorang primadona? Dia sangat mudah di dekati dan sangat ramah. Semua orang menyukainya, bahkan dirinya sendiri juga menyukainya. Hanya apa yang di pikirkan oleh wanita ini? Dia tidak memiliki apapun untuk dia sukai, tidak ada.
Abraham menangkap perubahan suasana di sekitar nya, dia melihat wajah kakak ipar yang menjadi tidak bahagia.
"Apakah kakak ipar mengetahuinya? Kakak Jinny membuat ini, untukmu. Dia ingin membawamu juga aku untuk berkeliling. Kita akan pamer ke dunia luar bahwa kita memiliki hal-hal hebat ini." ujar Abraham membanggakan Jinny.
Dia ingin Baldwin tahu bahwa kakak nya tulus padanya. Tidak perlu memikirkan hal-hal lain. Karena kakak Jinny adalah orang yang lurus dan jujur. Dia tidak akan berbuat curang di pernikahan kalian.
"Dia membuat ini untukku?" tanya Baldwin tidak bisa mempercayai nya.
Abraham menganggukkan kepalanya bersemangat. "Ini untukmu. . . ."
"Berapa lama perjalanan Yerusalem ke damaskus?" suara Jinny mengakhiri pembicaraan saudara sesumpah.
Bailian menatap Jinny, dengan santai dia menjawab. "Jika kamu berjalan kaki, kurang lebih satu minggu. Jika itu dengan kuda, kurasa tiga hari."
Satu sudut bibir Jinny tertarik. "Kita akan sampai damaskus dalam empat jam." ujarnya menepuk pundak Bailian dan menggandeng Baldwin agar masuk.
Baldwin menatapnya terkejut. "Empat jam? Benarkah?"
"Atau mungkin lebih. Lima jam? Yang Pasti dalam satu hari ini." jelas Jinny membiarkan Baldwin duduk di dekat pengemudi.
Masih dengan ketakjuban Tiberias menatap kagum pada benda asing yang dia injak. "Seberapa cepat, benda ini? Apakah kamu yakin ini bisa berlari?" tanya Tiberias.
"Kami sudah mengujinya dan pergi beberapa mil jauhnya." Ethan tidak begitu menyukai Tiberias untuk itu dia sangat ingin memukulinya. Dengan dagu terangkat, Ethan meniupkan kentut tentang kehebatan karya Jinny dan kerja keras mereka.
Bocah itu masih kuning, tidak bisa mempengaruhi kesalahan Tiberias, semua kesombongan yang dia tunjukan bahkan tidak masuk kedalam hatinya sama sekali.
"Ayo.. Ayo.. Ambil tempat kalian. kita akan berangkat sekarang juga." Seru Jinny mengingatkan semua orang.
Baldwin duduk di kursi penumpang di dekat kemudi bersama Jinny. Bailian dan Tiberias di bagian ke dua. Mereka tidak ingin berada jauh dari Raja Tentunya, mengabaikan tatapan protes dari Ethan yang memang mengincar penumpang barisan depan.
Kunci ditancapkan, deru mengalun dengan barang. Suara derum mengejutkan Tiberias dan Bailian bertolak belakang dengan anak-anak relawan damaskus. Ini bukan kali pertama mereka duduk di kursi penumpang perasaan antusias tidak sabar terletak jelas di wajah mereka.
Abraham bahkan berdiri untuk melihat kakak perempuan mereka melakukan per tunjukan.
"Ayoooo injak gas-nya." Mendengar antusias dari belakang, Jinny tidak ingin mengecewakan. Dia langsung menginjakan pedal gas bus dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Baldwin, Tiberias dan Bailian mencengkram gagang kursi dengan erat. Dia ingin muntah di waktu pertama, namun Setelah melihat beberapa anak yang terdengar berseru ruang, dia tertawa oleh keseruan. Tidak hanya dapat melihat sekitar dengan nyaman, mereka bahkan di terpa oleh angin gurun.
Tiberias menatap takjub juga kagum kepada Jinny. Selain bisa menyembuhkan Baldwin, wanita ini dapat membuat terobosan baru dan unik. Dengan kecepatan tinggi, dengan banyak orang yang ikut, benda ini sangat luar biasa.
Baldwin tahu bahwa Jinny adalah wanita yang rumit. Dia mampu memikirkan hal-hal di luar logika. Bagaimana perasaanmu saat memiliki wanita dengan kemampuan seperti ini.
"Kamu sangat hebat. . . . bagaimana cara ku agar bisa merasa pantas telah memilikimu. Ini tidak sepadan. Kecantikan mu, ke..."
"Baldwin, ayo kita miliki keluarga yang utuh.. Aku bersedia menghabiskan sisa hidupku bersamamu. Dengan hidup sederhana. Tanpa Tahta mu, aku akan tetap mencintaimu dan selalu bersamamu." Jinny berkata sembari terus mengemudi.
Baldwin sangat penasaran. "Kenapa? Apa Alasan mu? Jinny, aku hanya seseorang yang seperti kamu lihat. Selain tahta ini, tidak ada yang istimewa dariku."
Mereka berbicara tanpa perduli orang lain mendengarnya. Bahkan Abraham dan Ethan sangat tertarik dengan obrolan keduanya.
"Baldwin, karena kamulah kebahagiaan ku. Baldwin itulah kebahagiaan ku. Baldwin, Baldwin nya. Seorang Baldwin, tidak ada yang lain. Jika Baldwin adalah gelandangan yang menikah denganku, aku tetap bahagia. Jika Baldwin adalah seorang pelacur dan menikah denganku, aku tetap bahagian. Petani, pande besi, apapun itu, selama dia adalah kamu, aku akan tetap bahagia. Apa kamu mengerti?"
"Tidak, aku tidak mengerti. Aku tidak memahami. Apa yang kamu lihat dariku?"
Jinny terdiam. Ya apa yang dia sukai?
"Aku tidak tahu. Hanya, tidak melihatmu, hatiku sakit. Melihatmu duduk di dalam kamar sendirian, hatiku sakit. Memeluk mu, hatiku sangat nyaman. Saat melihatmu, jantungku berdebar lebih cepat. Saat kamu tertawa aku akan tersipu Bahkan saat bukan aku alasanmu tertawa. Katakan padaku, apa itu, Baldwin? Aku benar-benar ingin memeluk mu dengan erat, seolah aku ingin tubuhku dan tubuh mu menyatu. Ini terdengar cabul tetapi tidak seperti itu. Sangat sulit untuk dijelaskan.. "
Abraham, dan Ethan merona, mendengar Kata-kata Jinny.
Dan Tiberias ingin memukul seseorang. Kenapa wanita ini sangat lihai dalam membual atau menebar makanan anjing. Aku nyaris keracunan.
Sementara Abraham, dia tersenyum malu melihat keduanya berbicara.
"Kenapa kamu tidak menyukai gelar ratu mu? Jika kamu menikah denganku tentu...."
"aku mengijinkan mu memilih ratu untuk singgasana tetapi hanya ada satu ratu untuk hati dan ranjang mu dan itu hanya aku." sergah Jinny.
"aku tidak akan menikahi siapapun."
"kamu tidak menikah? jadi hubungan apa yang kita miliki sekarang.?"
"maksudku selain kamu."
."jadi kamu bisa memberikan tahta itu kepada anak dari adikmu."
Tiberias nyaris melompat dan mencakar Jinny. apakah melemparkan tahta raja semudah dia terlentang di atas ranjang?
"bagaimana jika kita memiliki anak?"
"aku akan mengirimnya ke Salahuddin. biarkan dia yang mendidik anakku. setelah ayah Bailian tewas, tidak ada siapapun yang layak untuk membagi ilmu. aku tidak ingin anak ku dirusak moralnya seperti orang yang aku kenal."
Tiberias hendak berdiri tetapi Baldwin menghentikan nya.
"percayalah, keputusanku akan baik untuk kedepannya. dialah yang akan mendamaikan Yerusalem di masa mendatang dan Salahuddin tidak akan mampu merebut negeri dari tangan muridnya sendiri."