"Yang di depan pah, rumah warna putih,"kata Haura menunjuk salah satu rumah minimalis.
Malik menepikan mobilnya, berhenti tepat didepan rumah itu. Tadi sore Haura meminta izin untuk nginap di rumah Naila, sempat dilarang tapi akhirnya di izinkan dengan syarat ia harus diantar oleh Malik, papahnya. Lagi pula gadis berambut pendek yang sekarang mengenakan hoodie berwarna putih itu tidak bisa mengendarai motor apalagi mobil.
"Bener yang ini rumahnya?"tanya Malik memastikan, menoleh kearah putrinya yang duduk tepat disampingnya sambil memainkan ponsel.
"Haura!"Malik sedikit mengangkat suara melihat putrinya yang tak memberikan respond atas pertanyaannya.
"Iya pah beneran yang ini kok, aku juga udah kabarin Naila kalau aku udah nyampe,"jawab Haura menoleh ke arah papahnya. "Yaudah aku masuk ya pah,"pamitnya mencium punggung tanggan pria paru baya itu.
"Ingat jangan keluyuran kamu,"kata Malik menghentikan pergerakan gadis itu.
Haura menghembuskan nafas jengah. "Ini udah kesekian kalinya loh papah bilang gini,"
"Iya iya, papah pulang. Inget pesen papah tadi."ucap Malik lalu memutar balik mobilnya meninggalkan rumah Naila.
"Hati-hati pah,"teriak Haura melambaikan tangan. Saat mobil Malik benar-benar hilang dari pandangan Haura, gadis itu melangkah memasuki rumah minimalis itu.
Tiba diambang pintu berwarna coklat Haura mengetuknya lalu sedikit berteriak. "Nailaaa,"selang beberapa detik tidak ada respond ia kembali mengetuk dengan nada yang benar-benar berteriak.
"NAILAAAA,"
Clek
"Oh shitt... kak Aditya,"umpat Haura dalam hati. Memasang senyum andalannya sedikit canggung.
"Eh kak Aditya, Nailanya ada kak?"cicit Haura mulai caper, lupa cowok seperti apa yang kini ia hadapi. Lihatlah Aditya hanya membuka pintu selebar mungkin, menunjuk kearah lantai atas lalu meninggalkan Haura tanpa mengeluarkan sepatah kata. Membuat gadis berambut pendek itu menatapnya cengoh.
"Emang ga normal tuh cowok, masa iya gue secantik ini ga dilirik,"oceh Haura menatap punggung cowok itu semakin menjauh.
"Gini ceritanya gue langsung masuk aja gitu? Naila mana lagi, udah gue chat dari tadi tapi belum dibales,"keluh Haura. "Masuk aja kali ya? Kan kak Aditya udah bukain pintu, itu artinya gue boleh masuk,"putusnya lalu melangkah memasuki ruang tamu. Mendapati Aini yang bermain berbie di depan TV.
"Eh ada kak Haura,"sapa bocah itu sumringah saat menyadari kedatangan Haura.
Haura tersenyum lebar. "Haiii Aini cantikk, kak Nailanya ada?"tanya Haura mencubit pipi gadis kecil itu saking gemesnya.
"Ada kok kak, langsung ke kamarnya aja mungkin kak Naila lagi mandi,"jawab Aini.
Haura manggut-manggut. "Yaudah kakak ke atas dulu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Konstelasi
Teen FictionApa yang terjadi jika 12 bintang dengan kepribadian dan masalalu yang berbeda bergabung menjadi satu konstelasi? Apakah mereka mampu menciptakan rasi bintang yang indah? Apakah setelah itu akan muncul bintang yang baru atau justru malah bintang uta...